Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Review Buku Berani Tidak Disukai, Menambah Sudut Pandang Baru tentang Kehidupan dari Kacamata Teori Psikologi Adler

Kompas.com - 18/01/2022, 16:00 WIB
Sumber Foto: instagram.com/fahrirasihan
Rujukan artikel ini:
Berani Tidak Disukai
Pengarang: Ichiro Kishimi dan Fumitake…
|
Editor Almira Rahma Natasya

Apa yang ada di benak kalian saat mendengar kata filsafat dan psikologi?

Pasti pikiran akan langsung tertuju pada dua bidang ilmu yang boleh dibilang biasanya sulit untuk dimengerti dan dipahami, khususnya bagi masyarakat awam seperti kita.

Namun, bagaimana jika kedua bidang ilmu tersebut, filosofi dan psikologi, digabung untuk membentuk sebuah sudut pandang tentang menjalani kehidupan.

Itulah yang dilakukan oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga.

Kedua penulis yang berasal dari Jepang ini menulis sebuah pembahasan mengenai kehidupan melalui teori psikologi Adler yang bisa dibilang tidak setenar teori psikologi Freud dan Jung, tapi bisa membuka mata kita semua akan cara menjalani kehidupan yang sederhana dan bermakna.

Menariknya, buku ini dikemas dengan tampilan dialog antara seorang pemuda dan filsuf yang di mana mereka tampak sedang bercakap-cakap sekaligus berdebat tentang bagaimana cara menjalani hidup yang baik.

Materi yang dikemas melalui bentuk dialog ini tergolong unik sekaligus akan memudahkan pembaca untuk paham akan inti sari yang ingin disampaikan oleh kedua penulis ini tentang teori psikologi Adler yang belum banyak diketahui orang.

Selain itu, konsep dialog ini juga akan membuat pembaca merasa nyaman dan tidak tertekan saat diperkenalkan tentang sebuah teori psikologi yang mungkin jika dibahas melalui bentuk narasi akan cenderung terlihat membebani dan berat.

Teori Psikologi Adler

Kishimi dan Koga banyak memasukkan teori psikologi Adler dalam setiap pembahasannya, di mana nama Adler sendiri masih sangat asing di telinga beberapa orang ketimbang nama Freud dan Jung.

Walaupun begitu, gagasan dari teori psikologi Adler sendiri nyatanya mampu memberikan insight yang mendalam tentang bagaimana caranya kita memperlakukan kehidupan agar bisa lebih bahagia dan bermakna.

Menurut Adler, kehadiran masa lalu dan masa depan tidak berkaitan serta berdampak pada keadaan kita saat ini.

Sebab, kita telah mengambil keputusan dan sikap untuk menjalaninya tanpa ada sangkut pautnya dengan masa lalu maupun masa depan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Pendapat dari Adler ini bisa dibilang teramat sangat kontradiktif dengan teori psikologi Freud yang sudah sangat tertanam kuat di benak kita, yaitu di mana trauma yang pernah kita rasakan di masa lalu akan memiliki dampak terhadap kehidupan kita di saat ini.

Mungkin, teori psikologi Adler ini terdengar sangat bertentangan dengan apa yang kita percayai selama ini.

Tapi perlu diingat kembali jika teori yang Adler kemukakan ini memiliki makna yang cukup mendalam terhadap kehidupan kita sebagai seorang manusia.

Hubungan Interpersonal

Semua permasalahan yang kerap kita alami, menurut teori psikologi Adler adalah akibat dari rumitnya hubungan interpersonal antara sesama manusia yang sering kali malah menimbulkan kegelisahan dan kekhawatiran di dalam kehidupan.

Biasanya, kita kerap menghindar dari keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain karena takut akan tanggapan mereka terhadap diri kita, yang jika dipikirkan kembali sebenarnya bukan tugas kita juga dalam mengendalikan pikiran orang lain.

Ketakutan yang kita rasakan terhadap penilaian orang lain ini mengindikasikan ada rasa kurang percaya diri dan kurang mencintai diri sendiri, padahal sebelum dapat membangun hubungan interpersonal yang kuat, kita harus terlebih dahulu peduli kepada diri sendiri.

Oleh sebabnya, kita akan beranggapan jika orang lain merupakan musuh yang sewaktu-waktu mampu menyakiti atau menghina diri kita yang pada kenyataannya hanya diri kita saja yang mengkhawatirkan itu semua.

Alih-alih menganggap orang lain sebagai musuh, Adler menegaskan untuk menganggap mereka sebagai teman seperjuangan agar rasa takut dan persaingan yang muncul dapat berkurang.

Jika kita kerap memandang orang-orang sebagai musuh dan saingan, hidup tidak akan pernah ada habisnya sebagai sebuah kompetisi yang tidak akan membawa kita ke mana-mana selain ke dalam rasa iri dan benci.

Dengan memandang orang lain sebagai rekan seperjuangan, kita akan merasa lebih berkontribusi dan saling memiliki, sehingga dapat menumbuhkan kenyamanan serta penerimaan.

Bagi kamu yang ingin mencicipi teori psikologi Adler dalam buku Berani Tidak Disukai dapat langsung membeli dan memesannya di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli bukunya sekarang! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau