Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inner Child dalam Psikologi: Pengertian, Dampak, dan Cara Menyembuhkannya

Kompas.com, 26 Desember 2025, 14:00 WIB
Inner Child dalam Psikologi Sumber Gambar: Freepik.com Inner Child dalam Psikologi
Rujukan artikel ini:
How To Heal Your Inner…
Pengarang: SIMON CHAPPLE
Penulis Nadia
|
Editor Novia Putri Anindhita

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah inner child semakin sering dibicarakan, terutama dalam konteks kesehatan mental dan self-healing.

Banyak orang mulai menyadari bahwa reaksi emosional berlebihan, rasa cemas yang sulit dijelaskan, hingga pola hubungan yang tidak sehat sering kali berakar dari pengalaman masa kecil.

Dalam psikologi, konsep inner child digunakan untuk menggambarkan bagian dari diri seseorang yang masih menyimpan kenangan, emosi, kebutuhan, dan luka dari masa kanak-kanak.

Memahami inner child bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi menjadi langkah penting untuk menyembuhkan luka batin yang selama ini tersembunyi di alam bawah sadar.

Apa Itu Inner Child dalam Psikologi?

Secara sederhana, inner child adalah bagian dari kepribadian seseorang yang merepresentasikan pengalaman emosional di masa kecil.

Inner child menyimpan seluruh memori tentang bagaimana seseorang pernah merasa dicintai, diabaikan, disakiti, dihargai, atau ditolak saat masih anak-anak.

Dalam perspektif psikologi, inner child berkaitan erat dengan alam bawah sadar.

Pengalaman masa kecil yang belum terselesaikan akan tetap hidup di dalam diri seseorang hingga dewasa.

Ketika seseorang bereaksi secara berlebihan terhadap suatu situasi, merasa takut tanpa alasan yang jelas, atau sangat sensitif terhadap penolakan, sering kali itu merupakan respons dari inner child yang pernah terluka.

Inner child tidak selalu identik dengan luka.

Pada kondisi yang sehat, inner child juga menjadi sumber kreativitas, spontanitas, kegembiraan, dan kemampuan menikmati hidup dengan sederhana.

Penyebab Inner Child Terluka

1. Pola Asuh yang Otoriter atau Tidak Konsisten

Anak tumbuh dalam tekanan, tuntutan tinggi, atau ketidakpastian emosional.

2. Pengabaian Emosional

Kebutuhan anak untuk didengarkan, dipeluk, dan divalidasi tidak terpenuhi.

3. Kekerasan Fisik dan Verbal

Bentakan, hinaan, atau kekerasan fisik meninggalkan luka psikologis yang dalam.

4. Trauma Kehilangan

Kehilangan orang tua, perceraian, atau perpisahan yang mendalam.

5. Bullying di Masa Kecil

Perundungan secara terus-menerus dapat merusak rasa aman dan harga diri anak.

6. Lingkungan Keluarga yang Tidak Stabil

Pertengkaran orang tua, ketergantungan zat, atau masalah ekonomi ekstrem.

Dampak Inner Child yang Belum Sembuh

Dampak inner child yang terluka tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga berpengaruh besar terhadap kualitas hidup, hubungan sosial, dan kesejahteraan emosional seseorang secara keseluruhan.

Berikut beberapa dampak inner child yang terluka yang paling umum terjadi:

  • Gangguan kecemasan dan overthinking, ditandai dengan pikiran yang terus-menerus merasa khawatir dan sulit merasa tenang.
  • Depresi dan perasaan hampa berkepanjangan, meski secara lahiriah hidup terlihat baik-baik saja.
  • Sulit membangun hubungan yang sehat karena adanya rasa takut ditinggalkan, tidak dipercaya, atau takut disakiti kembali.
  • Takut komitmen atau justru terlalu bergantung (codependent) dalam hubungan emosional.
  • Harga diri rendah dan rasa tidak aman, merasa tidak cukup baik, tidak layak dicintai, atau selalu membandingkan diri dengan orang lain.
  • Perfeksionisme berlebihan, sebagai bentuk mekanisme pertahanan agar diterima dan tidak ditolak.
  • Mudah merasa bersalah dan sering menyalahkan diri sendiri, meski bukan sepenuhnya kesalahan pribadi.

Cara Menyembuhkan Inner Child

Menyembuhkan inner child atau inner child healing adalah proses yang membutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen.

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Meningkatkan Kesadaran Diri (Self-Awareness)

Langkah pertama adalah menyadari bahwa luka itu ada.

Mengenali pola emosi dan reaksi yang berlebihan menjadi pintu masuk untuk memahami inner child.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

2. Memvalidasi Perasaan Diri Sendiri

Belajar menerima bahwa perasaan sedih, marah, dan takut yang pernah dirasakan di masa kecil adalah valid.

3. Menulis atau Journaling

Menuliskan perasaan dan pengalaman masa lalu membantu melepaskan emosi yang terpendam.

4. Melakukan Meditasi Inner Child

Beberapa teknik meditasi bertujuan untuk “berdialog” dengan inner child dan memberikan rasa aman secara simbolis.

5. Melatih Self-Compassion

Berhenti menyalahkan diri atas luka masa lalu dan belajar memperlakukan diri dengan kasih sayang.

6. Terapi Psikologis

Bagi yang memiliki trauma berat, bantuan profesional dari psikolog atau psikiater sangat dianjurkan.

Terapi seperti CBT, terapi trauma, dan terapi berbasis emosi terbukti efektif membantu proses penyembuhan inner child.

Apakah Inner Child Bisa Sembuh Sepenuhnya?

Apakah inner child benar-benar bisa sembuh total? Dalam psikologi, kesembuhan bukan berarti menghapus ingatan masa lalu, melainkan mampu berdamai dengan pengalaman tersebut tanpa lagi merasakan luka yang sama intensnya.

Inner child yang telah disembuhkan akan:

  • Tidak lagi mendikte reaksi emosional secara berlebihan
  • Lebih mudah merasa aman dalam hubungan
  • Mampu mengelola emosi secara sehat
  • Tidak terus-menerus hidup dalam bayang-bayang trauma

Proses ini bersifat personal dan tidak instan karena setiap individu memiliki kecepatan penyembuhan yang berbeda.

Inner child menjadi bagian penting dari diri manusia yang menyimpan pengalaman emosional masa kecil, baik yang membahagiakan maupun menyakitkan.

Menyembuhkan inner child juga bukan proses yang instan, tetapi merupakan perjalanan panjang menuju penerimaan diri, kedewasaan emosional, dan kehidupan yang lebih sehat secara mental.

Dengan kesadaran, kasih sayang terhadap diri sendiri, serta dukungan yang tepat maka luka masa lalu perlahan bisa dipulihkan.

Rekomendasi Buku

Untuk memahami konsep inner child secara lebih mendalam, membaca buku yang berkaitan dengan topik ini dapat membantu mengenali luka emosional masa kecil dan proses penyembuhannya.

1. How To Heal Your Inner Child — Simon Chapple

Buku karya Simon Chapple ini membahas bagaimana luka emosional masa kecil dapat memengaruhi pola pikir, hubungan, dan kepercayaan diri di usia dewasa.

Buku ini dilengkapi dengan latihan refleksi dan teknik reparenting untuk membantu pembaca membangun kembali rasa aman, memproses emosi terpendam, serta memulai proses penyembuhan inner child secara bertahap dan terarah.

2. Understanding Your Inner Child — Aba Mehmed Agha

Dalam buku ini, Aba Mehmed Agha mengajak pembaca memahami sisi emosional terdalam yang terbentuk sejak masa kecil.

Buku ini membantu mengenali akar reaksi emosional berlebihan, rasa takut ditinggalkan, hingga kesulitan membangun relasi sehat.

Pendekatannya reflektif dan mudah dipahami secocok untuk pembaca yang ingin memahami inner child sebelum masuk ke tahap healing.

3. Happiness: Inner Child Within — Intan Maria Lie & Adi Prayuda

Buku karya Intan Maria Lie dan Adi Prayuda ini menekankan pentingnya berdamai dengan luka masa lalu sebagai kunci kebahagiaan.

Buku ini membahas bagaimana menerima pengalaman pahit, membangun kembali rasa percaya diri, serta menciptakan hubungan emosional yang lebih sehat dengan diri sendiri melalui penyembuhan inner child.

Seluruh isi buku ini berdasarkan pengalaman hidup penulis sehingga kebenaran cerita yang dibagikan terasa lebih nyata.

Ketiga buku ini dapat dengan mudah kamu temukan dan beli secara online melalui Gramedia.com.

Dengan membaca dan mempraktikkan isi buku-buku tersebut, kamu bisa memulai langkah kecil untuk lebih memahami, menerima, dan menyembuhkan inner child secara lebih terarah.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau