Dalam beberapa dekade terakhir, perebutan sumber daya alam dan ruang hidup menjadi isu yang memicu ketegangan global.
Konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina, serta ketegangan Rusia dan Ukraina, semakin menunjukkan bagaimana sumber daya dapat menjadi elemen krusial dalam menjaga stabilitas suatu negara.
Konflik yang sama bukan tidak mungkin akan merembet atau menimpa Indonesia.
Sebagai negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya yang melimpah, negeri ini tentu menghadapi tantangan dalam menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya, terutama di pulau-pulau kecil terluar yang strategis.
Indonesia memiliki 111 pulau kecil terluar yang menjadi benteng utama kedaulatan negara sekaligus sumber penghidupan masyarakat lokal.
Namun, ketergantungan pada negara-negara tetangga dan minimnya pengelolaan yang efektif menjadikan wilayah-wilayah ini rentan terhadap ancaman eksternal.
Dalam konteks geopolitik yang semakin kompleks, muncullah pertanyaan mendasar, yakni bagaimana Indonesia dapat menjaga kemandirian masyarakat lokal sekaligus memperkuat pertahanan nasional?
Salah satu jawabannya tentu terletak pada kolaborasi yang lebih sinergis antara sipil dan militer.
Namun, membangun sinergi ini bukan tanpa tantangan.
Perbedaan persepsi, pendekatan, dan kebijakan sering kali menjadi hambatan dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara kedua komponen bangsa tersebut.
Padahal, kerja sama yang solid antara sipil dan militer merupakan kunci untuk menjaga stabilitas nasional dan mengatasi tantangan kedaulatan.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan inovasi dalam manajemen pengelolaan sumber daya nasional.
Salah satu solusinya adalah penerapan konsep Manunggal Manajemen Sistem (MMS).
Konsep ini dirancang untuk mengintegrasikan kekuatan sipil dan militer dalam satu sistem yang harmonis, dengan fokus pada koordinasi, komunikasi efektif, dan pembagian peran yang jelas.
MMS juga menekankan pentingnya kontrol sipil yang kuat serta kepatuhan terhadap prinsip-prinsip demokrasi dalam pengelolaan sumber daya nasional.
Melalui MMS, diharapkan pemerintah, masyarakat sipil, dan militer dapat bersama-sama menjaga kedaulatan negara dengan pendekatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Pendekatan ini tidak hanya menawarkan langkah-langkah praktis untuk membangun sinergisitas, tetapi juga menciptakan fondasi yang kokoh untuk menghadapi berbagai tantangan global.
Untuk menggali lebih dalam tentang konsep MMS dan bagaimana sinergi sipil-militer dapat diimplementasikan, Kolonel Arm Dr. Brantas Suharyo G., seorang praktisi dan akademisi di bidang pertahanan, menulis buku Sipil-Militer Manunggal: Manajemen Pengelolaan Sumber Daya Nasional.
Buku ini menawarkan perspektif yang kaya, mulai dari analisis mendalam tentang tantangan yang dihadapi Indonesia hingga langkah-langkah konkret untuk menciptakan kerja sama yang lebih efektif antara sipil dan militer.
Ditulis dengan pendekatan yang praktis dan berbasis pengalaman, buku ini menjadi panduan penting bagi pembuat kebijakan, pemimpin militer, dan masyarakat sipil yang peduli terhadap masa depan kedaulatan bangsa.
Buku ini telah mendapatkan apresiasi dari para pakar, termasuk Prof. Dr. Marsetio, mantan Kepala Staf Angkatan Laut, yang menyebut buku ini berhasil menangkap esensi tantangan geopolitik maritim yang dihadapi Indonesia.
Buku Sipil-Militer Manunggal kini sudah tersedia di toko-toko buku terdekat dan Gramedia.com.
Segera dapatkan buku ini dan temukan strategi-strategi inovatif yang dapat membawa Indonesia menjadi bangsa yang lebih tangguh, mandiri, dan berdaya saing di tengah dinamika geopolitik global.