Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Peran Pengamat Militer dalam Misi PBB Beserta Tugasnya

Kompas.com - 23/02/2024, 12:00 WIB
Sumber Gambar: Dok. Elex Media Komputindo 
Rujukan artikel ini:
Setahun di Kongo: Kisah Penugasan…
Pengarang: KOLONEL CAJ (K) PURN…
|
Editor Ratih Widiastuty

Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB adalah sebuah organisasi internasional terbesar di dunia.

PBB didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945.

Tujuan berdirinya PBB salah satunya dan yang paling penting yaitu memelihara perdamaian dan keamanan antarnegara di dunia.

Dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB, PBB memiliki satuan unit militer khusus yang bernama pengamat militer.

Lalu, apa itu pengamat militer dalam misi PBB?

Pengamat Militer PBB dan Tugasnya

Pengamat militer atau Military Observer adalah pasukan militer yang dikerahkan oleh PBB untuk operasi perdamaian dalam misi PBB.

Pengamat militer diibaratkan sebagai “mata dan telinga” Dewan Keamanan PBB”.

Pengamat militer ini biasanya akan menjalankan berbagai peran tergantung ruang lingkup dan tujuan misi PBB di tempat mereka beroperasi.

Biasanya, pengamat militer bertugas dalam pemantauan berbagai perjanjian tentang gencatan senjata, penarikan pasukan militer, atau pemeliharaan zona penyangga netral.

Selain itu, pengamat militer juga membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial, ekonomi, atau pendidikan di tingkat lokal dengan menjalin hubungan dengan semua pihak yang berkonflik.

Tugas mereka juga meliputi penyelidikan terhadap adanya tuduhan agresi oleh pihak berkonflik atau pelanggaran gencatan senjata.

Keikutsertaan Indonesia dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB

Keikutsertaan Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB dimulai sejak tahun 1957.

Misi pertama bagi Indonesia yaitu mengirimkan kontingen penjaga perdamaian ke Mesir.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Misi pertama ini diakui kesuksesannya oleh PBB.

Sejak saat itu, Indonesia mulai aktif terlibat dalam misi pasukan perdamaian dunia.

Begitu pun dengan mengirimkan beberapa pengamat militer dalam beberapa misi tersebut.

Salah seorang mantan pengamat militer Indonesia yang paling tersohor adalah presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Beliau bertugas sebagai Chief Military Observer United Nations Peace Forces (UNPF) di Bosnia Herzegovina pada tahun 1995-1996.

Tokoh lainnya yaitu mantan menteri pertahanan pada era Presiden Jokowi periode pertama.

Beliau memimpin Kontingen Garuda XII B 1992 di Kamboja.

Dari tokoh perempuan adalah Mayor CAJ. (K). Purn. Nita Siahaan.

Beliau dikenal sebagai wanita TNI AD pertama yang menjadi pengamat militer mewakili Indonesia ke Kongo dalam misi perdamaian dunia PBB.

Nita Siahaan mendapat penugasan di negara konflik, Kongo, pada tahun 2008-2009.

Di Kongo, Nita Siahaan melakukan banyak hal seperti melakukan patroli di daerah setempat, mengajar anggota kontingen baru dari negara lain, dan menjadi Acting Cimic Officer yang menangani proyek bantuan kemanusiaan.

Kisah pengalaman Nita Siahaan dalam penugasannya ke Kongo bisa Anda baca lengkap melalui buku Setahun di Kongo: Kisah Penugasan Wanita TNI AD Pertama dalam Misi Perdamaian Dunia PBB.

Kamu bisa dapatkan buku ini di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau