Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB adalah sebuah organisasi internasional terbesar di dunia.
PBB didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945.
Tujuan berdirinya PBB salah satunya dan yang paling penting yaitu memelihara perdamaian dan keamanan antarnegara di dunia.
Dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB, PBB memiliki satuan unit militer khusus yang bernama pengamat militer.
Lalu, apa itu pengamat militer dalam misi PBB?
Pengamat militer atau Military Observer adalah pasukan militer yang dikerahkan oleh PBB untuk operasi perdamaian dalam misi PBB.
Pengamat militer diibaratkan sebagai “mata dan telinga” Dewan Keamanan PBB”.
Pengamat militer ini biasanya akan menjalankan berbagai peran tergantung ruang lingkup dan tujuan misi PBB di tempat mereka beroperasi.
Biasanya, pengamat militer bertugas dalam pemantauan berbagai perjanjian tentang gencatan senjata, penarikan pasukan militer, atau pemeliharaan zona penyangga netral.
Selain itu, pengamat militer juga membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial, ekonomi, atau pendidikan di tingkat lokal dengan menjalin hubungan dengan semua pihak yang berkonflik.
Tugas mereka juga meliputi penyelidikan terhadap adanya tuduhan agresi oleh pihak berkonflik atau pelanggaran gencatan senjata.
Keikutsertaan Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB dimulai sejak tahun 1957.
Misi pertama bagi Indonesia yaitu mengirimkan kontingen penjaga perdamaian ke Mesir.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Misi pertama ini diakui kesuksesannya oleh PBB.
Sejak saat itu, Indonesia mulai aktif terlibat dalam misi pasukan perdamaian dunia.
Begitu pun dengan mengirimkan beberapa pengamat militer dalam beberapa misi tersebut.
Salah seorang mantan pengamat militer Indonesia yang paling tersohor adalah presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Beliau bertugas sebagai Chief Military Observer United Nations Peace Forces (UNPF) di Bosnia Herzegovina pada tahun 1995-1996.
Tokoh lainnya yaitu mantan menteri pertahanan pada era Presiden Jokowi periode pertama.
Beliau memimpin Kontingen Garuda XII B 1992 di Kamboja.
Dari tokoh perempuan adalah Mayor CAJ. (K). Purn. Nita Siahaan.
Beliau dikenal sebagai wanita TNI AD pertama yang menjadi pengamat militer mewakili Indonesia ke Kongo dalam misi perdamaian dunia PBB.
Nita Siahaan mendapat penugasan di negara konflik, Kongo, pada tahun 2008-2009.
Di Kongo, Nita Siahaan melakukan banyak hal seperti melakukan patroli di daerah setempat, mengajar anggota kontingen baru dari negara lain, dan menjadi Acting Cimic Officer yang menangani proyek bantuan kemanusiaan.
Kisah pengalaman Nita Siahaan dalam penugasannya ke Kongo bisa Anda baca lengkap melalui buku Setahun di Kongo: Kisah Penugasan Wanita TNI AD Pertama dalam Misi Perdamaian Dunia PBB.
Kamu bisa dapatkan buku ini di Gramedia.com.