Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Review Buku Start with Why, di Mana "Mengapa" Lebih Penting daripada "Apa"

Kompas.com - 04/01/2022, 16:00 WIB
Sumber Gambar: instagram.com/bukugpu
Penulis Renny Novita
|
Editor Almira Rahma Natasya

Berapa banyak dari kita yang mengerjakan sesuatu tanpa tahu mengapa kita harus melakukannya?

Misalnya saja ketika di bangku sekolah dulu, di mana kamu harus mempelajari bahasa asing, namun tidak mengerti mengapa kamu harus mempelajarinya, tapi kamu tetap melakukannya, bahkan ada beberapa yang sampai tidak menikmati prosesnya.

Hal ini pun malah membuat kamu seperti “Ah, asalkan tidak mendapat nilai merah saja”.

Ketika sudah lulus sekolah, baru kamu menyadari bahwa orang dengan kemampuan berbahasa asing yang baik mempunyai kesempatan yang lebih luas dibandingkan mereka yang tidak.

Jika saja dulu ini dibalik, mungkin kamu akan mempelajarinya dengan hati.

Lalu, mengapa ini menjadi penting? Bagaimana kita menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari?

Start with Why, di Mana “Mengapa” Lebih Penting dari “Apa”

Tanpa kita sadari, pola pikir yang bermula dari “apa” berlanjut bahkan saat seseorang mempunyai perusahaan dan menciptakan suatu produk.

Di dalam buku Start with Why yang ditulis oleh Simon Sinek, banyak contoh perusahaan dan orang yang menjual produk atau melakukan sesuatu dimulai dari formula “apa”, “bagaimana”, dan “mengapa”.

Salah satunya adalah perusahaan Singapura yang bernama “Creative” meluncurkan produk revolusioner yaitu “5GB portable MP3 Player.”

Produknya inovatif dan revolusioner namun produknya tidak menggema di seluruh dunia.

Lalu pada 22 bulan kemudian, Apple mengeluarkan iPod dengan slogan “1000 lagu di Kantongmu” dan produknya meledak di pasaran.

Apple bukan pioneer karena mengadopsi teknologi yang dibuat oleh Creative.

Pertanyaannya, mengapa Apple lebih sukses dibandingkan Creative?

Jawabannya adalah karena Apple mengedepankan “Why” atau “Mengapa”.

Ketika orang membaca slogannya, mereka akan langsung terpikirkan bagaimana rasanya mempunyai 1000 lagu yang tersimpan di dalam satu gadget mungil.

Ada pengalaman yang ditawarkan di sini dan setiap pengalaman melibatkan emosi.

Sementara ketika orang membaca "5GB portable MP3 Player", mereka hanya terpikir fitur produk dan angka yang abstrak di dalam pikirannya.

Simon Sinek merangkumnya di dalam formula yang dinamakan sebagai The Golden Rules.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Apa Maksud dari The Golden Circle?

Simon memperlihatkan The Golden Circle yang terdiri dari tiga elemen di dalamnya, yaitu:

  1. Why - mengapa: tujuan dan apa yang kamu yakini.
  2. How - bagaimana: yaitu bagaimana dan dengan cara apa kamu mewujudkannya.
  3. What - apa: fitur produk atau aksi yang kamu lakukan.

Kebanyakan dari kita, begitu juga dengan perusahaan, malah menerapkan sebaliknya.

Mereka memulai terlebih dahulu dari What, kemudian How, dan terakhir adalah Why.

Urutan yang terbalik ini membawa perbedaan yang sangat signifikan, contohnya pada kasus Creative dan Apple yang baru saja kamu baca.

Aturan ini tidak hanya berlaku pada teknik marketing, tetapi juga kepemimpinan, dan pendekatan terhadap orang lain.

Manipulasi vs Inspirasi

Masih ingat alasanmu yang belajar bahasa asing karena takut mendapatkan nilai jelek?

Contoh di awal artikel dapat dijadikan contoh bagaimana seseorang tergerak karena adanya manipulasi, baik itu berupa reward/penghargaan ataupun punishment/hukuman.

Pola pikir itu akan membentuk kamu menjadi pribadi yang gemar mengejar reward atau menghindari punishment.

Kamu pun akan melakukan tindakan yang sama kepada orang lain, karena hanya pola ini yang kamu kenal.

Namun, tidak semua orang mengejar reward dan tidak semua orang tahan dengan ancaman.

Situasinya akan berbeda ketika kamu menginspirasi orang untuk melakukannya.

Kamu tidak membutuhkan sistem reward dan punishment untuk membuat orang bertahan.

Ketika mereka mengerti mengapa mereka harus melakukannya, akan muncul yang namanya calling atau panggilan jiwa, dan ini yang akan menggerakan mereka setiap harinya.

Ulasan atau Review Buku Start with Why

Ada alasan mengapa sebuah buku menjadi best seller, salah satunya adalah ketika sebuah buku membukakan mata dan membuat kita mempunyai pemahaman baru yang dapat menjadikan landasan langkah baru ke depannya.

Buku Start with Why yang ditulis oleh Simon Sinek ini termasuk ke dalam tipe buku yang seperti itu.

Kita menjadi sadar bahwa untuk melakukan sesuatu, kita harus mencari tahu dulu alasan mengapa kita melakukannya dan gali terus sampai kita mendapatkannya.

"Why" atau "mengapa" sangat penting karena dengan mengerti tujuan kita, kita akan melakukannya dengan hati dan tidak mudah menyerah jika ada kendala.

Dalam kata lain, "Why" adalah bahan bakar kita untuk terus berkarya.

Jika kamu menyukai dan langsung penasaran dengan buku ini, kamu bisa membelinya di Gramedia.com.


Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau