Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sergei Krikalev, Astronot yang Hilang Arah dan Terjebak di Luar Angkasa 

Kompas.com - 11/01/2025, 13:00 WIB
Astronot yang Hilang di Luar Angkasa Sumber Gambar: Freepik.com Astronot yang Hilang di Luar Angkasa
Rujukan artikel ini:
Tanya Jawab Seru: Astronaut
Pengarang: Miles Kelly
|
Editor Laila Wulanalfi

Siapa yang menyangka jika ada seorang astronot yang tidak dapat kembali ke Bumi akibat tidak punya ongkos untuk pulang.

Kisah ini dialami oleh Sergei Krikalev, astronot yang berasal dari Uni Soviet.

Saat Uni Soviet dibubarkan dan pecah menjadi 15 negara pada tahun 1991, sialnya, saat itu dirinya masih berada di luar angkasa.

Akibatnya, Krikalev sempat terjebak dan tidak dapat pulang ke Bumi.

Perjalanan Krikalev ke luar angkasa pada mulanya adalah untuk mengungkap pengetahuan di antariksa, tapi dirinya merasakan hal yang lebih jauh dari itu.

Krikalev bisa dibilang menjadi saksi bagaimana kejatuhan Masa Ruang Angkasa serta akhir konflik ideologi dalam Perang Dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat.

Saat menjadi seorang astronot, Krikalev sendiri berusia 33 tahun yang memiliki misi ruang angkasa selama 5 bulan.

Ia dikirim dari Soviet Baikonur Cosmodrome yang masuk dalam kawasan Kazakhstan, ke Stasiun Ruang Angkasa Mir.

Meskipun sudah dilatih dan disertifikasi oleh agen ruang angkasa Uni Soviet (saat ini Rusia), tapi Krikalev tidak mendapatkan pelatihan yang mempersiapkan dirinya supaya dapat bertahan hidup selama lebih dari 5 bulan.

Selama di luar angkasa, Krikalev tidak memahami apa yang tengah terjadi di Bumi, tapi satu hal yang dapat dirinya tangkap adalah bahwa pemerintah Uni Soviet tidak dapat membawanya pulang ke Bumi.

Pihak pemerintah justru malah meminta dirinya untuk bertahan sedikit lebih lama di luar angkasa.

Lantas, bagaimana nasib Sergei Krikalev? Simak cerita lebih lanjut di bawah ini.

Kisah Sergei Krikalev di Luar Angkasa

Perjalanan Krikalev ketika itu merupakan perjalanan keduanya ke luar angkasa.

Apalagi, ketika itu dirinya pun cuma melakukan tugas rutin selayaknya rekan astronot lainnya, yaitu melakukan beberapa perbaikan dan pembaruan peralatan di Stasiun Ruang Angkasa Mir.

Pada Mei 1991, Krikalev terbang meluncur ke luar angkasa dengan menggunakan pesawat Soyuz bersama dua astronot lainnya, yaitu Anatoly Artsebarsky dan Helen Sharman.

Rencananya Krikalev akan memimpin perbaikan selama 5 bulan sampai Oktober, dan apabila sudah selesai, dirinya akan kembali pulang ke Bumi.

Setibanya di Stasiun Ruang Angkasa Mir, ketiganya langsung melakukan tugas masing-masing, namun, di pertengahan masa perbaikan, Artsebarsky dan Sharman pulang lebih dahulu.

Sedangkan Krikalev tetap berada di Stasiun Ruang Angkasa Mir untuk menuntaskan tugas serta menunggu astronot lain datang.

Akan tetapi, nahasnya, negara asalnya, Uni Soviet, tengah dilanda perpecahan.

Sejak bulan Agustus, negara-negara satelit Uni Soviet mulai memisahkan diri dan memulai gelombang reformasi yang menggerogoti pemerintahan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sampai pada akhirnya, di akhir bulan Desember, Uni Soviet resmi bubar dan tidak eksis lagi di dunia.

Dengan menghilangnya Uni Soviet secara langsung mengakibatkan nasib Krikalev terombang-ambing.

Ketika dirinya meminta pulang ke bumi, permintaan tersebut langsung ditolak oleh pemerintah Rusia.

Pemerintah Rusia beralasan jika dunia astronomi bukan lagi prioritas utama mereka.

Pemerintah lebih memilih untuk fokus memperbaiki ekonomi daripada menggelontorkan dana sampai jutaan dolar cuma untuk memulangkan satu orang astronot.

Nasib Sergei Krikalev di Luar Angkasa

Meskipun diizinkan untuk pulang, namun tidak ada satu negara pun yang dapat dijadikan tempat mendarat.

Kazakhstan, negara tempat roket Krikalev diluncurkan, sudah mengalami banyak perubahan.

Dengan kondisi seperti itu, maka Krikalev pun dinyatakan terlantar di luar angkasa.

Apalagi perpanjangan durasi di luar angkasa yang dialami Krikalev jelas menjadi malapetaka bagi dirinya.

Berbagai macam penyakit, mulai dari penurunan massa otot dan tulang, kanker, serta perubahan sistem imunitas tubuh menghantui Krikalev.

Belum lagi masalah psikologis yang tentunya dapat menimbulkan stres berat.

Untungnya, pada 25 Maret 1992, pemerintah Jerman mau menanggung biaya kepulangan Krikalev.

Dirinya pun pulang dengan selamat meski bisa dibilang hampir sekarat.

Sesampainya di Bumi, wajah Krikalev pucat dan tulang-tulangnya tidak mampu menahan berat tubuhnya.

Hanya ada satu kabar baik yang diterima oleh Krikalev, yaitu fakta jika dirinya lebih muda 0,002 detik dibanding manusia di penjuru Bumi.

Meskipun kisah Sergei Krikalev terbilang miris dan menyeramkan, namun tidak ada salahnya untuk memperkenalkan profesi astronot pada anak-anak.

Buku Tanya Jawab Seru: Astronaut penuh dengan jawaban yang luar biasa dari pertanyaan-pertanyaan terkait astronaut.

Beberapa pertanyaan seperti; Bagaimana orang bisa menjadi astronot? Apa saja yang dilakukan astronot? Bagaimana cara astronot makan dan minum? dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya.

Melalui konsep tanya-jawab sederhana, buku ini akan menjawab seluruh pertanyaan dan rasa ingin tahu si Kecil tentang astronot.

Pesan dan beli bukunya sekarang juga di Gramedia.com sekarang juga.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau