Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Putus Asa, Berikut 5 Cara Bangkit dari Keterpurukan Ekonomi

Kompas.com - 31/07/2024, 11:00 WIB
Cara Bangkit dari Keterpurukan Ekonomi Sumber Gambar: Freepik.com Cara Bangkit dari Keterpurukan Ekonomi
Rujukan artikel ini:
Nak, Belajarlah Soal Uang
Pengarang: Jeong Seon Yong
|
Editor Novia Putri Anindhita

Masalah finansial kerap kali menjadi tantangan dalam hidup seseorang sehingga bisa menimbulkan berbagai macam kegelisahan yang membuat hati tidak tenang sekaligus berantakan.

Kondisi ekonomi yang terpuruk tentunya akan membuat stabilitas hidup menjadi terganggu karena banyak aspek dalam kehidupan membutuhkan uang dalam prosesnya.

Mulai dari memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan, kesehatan, hingga membayar berbagai kewajiban, tentunya amat membutuhkan ekonomi yang stabil untuk bisa membayarnya.

Apabila ekonomi terpuruk maka dapat dibayangkan bagaimana kacaunya kehidupan karena segala sesuatunya akan terasa jauh lebih sulit untuk dihadapi.

Terdapat berbagai penyebab yang membuat kondisi ekonomi seseorang menjadi terpuruk, mulai dari usaha yang bangkrut, investasi yang gagal, atau bahkan pemutusan hubungan kerja yang mendadak.

Jika berbagai alasan tersebut terjadi, maka sudah pasti pikiran langsung kalut dan berbagai macam bayangan akan kehidupan yang lebih buruk mulai menguasai benak.

Agar pikiran tidak berkelana jauh ke mana-mana hingga putus asa, dibutuhkan cara untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi supaya segala sesuatunya dapat direncanakan kembali agar tidak jatuh pada lubang yang sama.

Bangkit dari keterpurukan ekonomi sudah pasti bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, sehingga dibutuhkan cara yang tepat untuk bisa melakukannya.

Apa saja cara bangkit dari keterpurukan ekonomi yang bisa dicoba? Berikut 5 cara untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi.

5 Cara Bangkit dari Keterpurukan Ekonomi

1. Tenangkan Pikiran

Pikiran yang kusut tentunya mampu menghilangkan logika sehingga hal-hal buruk bisa saja dilakukan tanpa pikir panjang.

Kondisi ekonomi yang terpuruk akan membuat benak berpikir yang tidak-tidak dan hanya ada keburukan saja di dalamnya yang menjadikan kehidupan seolah-olah tidak layak lagi untuk diperjuangkan.

Maka dari itu, supaya tidak kalut dan mengambil keputusan yang salah, maka tenangkanlah pikiran agar permasalahan ekonomi yang tengah dihadapi bisa dicari solusinya.

Pikiran yang tenang akan menghadirkan jalan keluar yang bisa memberikan peluang untuk memperbaiki kehidupan menjadi jauh lebih baik lagi.

2. Berdoa dan Beribadah

Sebagai manusia yang beragama tentunya mendekatkan diri pada Tuhan bisa dilakukan untuk meminta pertolongan-Nya dari masalah ekonomi yang sedang dihadapi.

Apapun agama yang dipeluk, dengan meyakini jika di atas segala sesuatu yang terjadi masih ada Tuhan sebagai sumber kehidupan.

Dengan memperbanyak doa dan ibadah untuk meminta petunjuk-Nya, maka benak pikiran pun rasanya akan jauh lebih tenang karena segala sesuatunya sudah kita pasrahkan pada Tuhan.

Saat jiwa menjadi tenang, maka akal sehat pun akan jauh lebih jernih dalam memahami permasalahan yang tengah dihadapi.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

3. Mengubah Gaya Hidup

Setelah hati dan pikiran tenang, kini saatnya untuk mulai memikirkan masalah finansial dengan mengubah gaya hidup yang dirasa terlalu berlebihan.

Saat sumber penghasilan hilang, maka gaya hidup yang terdahulu harus diubah karena sudah tidak sanggup lagi untuk membiayainya.

Mengurangi beberapa kegiatan yang masih bisa dilewatkan akan menjadi langkah awal yang tepat, seperti membeli kopi di kafe setiap hari atau makan di restoran setiap seminggu sekali.

Hal-hal yang dulunya mungkin terasa sepele ketika mengeluarkan uang untuk melakukannya, kini sudah mesti dihilangkan agar bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi.

4. Memilah Pengeluaran Bulanan

Kebutuhan sehari-hari dan kewajiban yang mesti dibayar tentunya menjadi pengeluaran bulanan yang mau tidak mau harus tetap dibayar.

Maka dari itu, mulailah untuk mulai memilah pengeluaran bulanan, seperti memasak sendiri di rumah, menghemat pemakaian listrik, atau menggunakan alat transportasi umum untuk bepergian.

Mengganti beberapa hal untuk menghemat pengeluaran bulanan merupakan hal bijak yang harus dilakukan agar tidak berlarut-larut dalam keterpurukan.

Untungnya selalu ada pengganti yang lebih efektif dari segi finansial yang bisa menjadi alternatif untuk menghemat pengeluaran bulanan.

5. Jangan Menunda dalam Melunasi Utang

Utang adalah momok paling menyusahkan yang akan mengganggu stabilitas kehidupan jika tidak dibayar secara berkala.

Utang yang menumpuk justru malah akan menambah beban finansial yang di masa depan akan menghancurkan kondisi keuangan.

Maka dari itu, usahakan untuk segera melunasi utang jika memang memiliki dana lebih supaya kondisi ekonomi bisa tetap stabil.

Utang yang menunggak hanya akan menjadi bom waktu yang setiap saat mengancam untuk meledak kapan saja.

Penting sekali untuk belajar dan memahami ilmu finansial agar tidak mengalami masalah ekonomi di kemudian hari.

Buku Nak, Belajarlah Soal Uang adalah buku finansial yang bisa mengajarkan kita akan pentingnya mengelola ekonomi sejak dini.

Buku ini tidak akan sulit untuk dipahami meskipun membahas perihal finansial karena penulis mampu menyajikannya melalui kehangatan seorang ayah pada anaknya.

Buku bertema ekonomi yang kaku seperti ini ternyata bisa dikemas dengan cara yang menyenangkan sehingga pembaca pastinya akan senang sebab buku ini menggunakan bahasa yang santai, ceritanya mengena, dan menyentuh hati.

Bukunya bisa dipesan di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau