Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Kerumunan dan Publik Serta Contohnya yang Perlu Kamu Ketahui

Kompas.com - 26/12/2024, 10:00 WIB
Bedanya Kerumunan dan Publik  Sumber Gambar: Freepik.com Bedanya Kerumunan dan Publik 
Rujukan artikel ini:
Jadi Content Creator? Siapa Takut!
Pengarang: JEFFERLY HELIANTHUSONFRI
Penulis Okky Olivia
|
Editor Laila Wulanalfi

Setelah pandemi Covid-19 resmi berakhir, semua tempat umum perlahan mulai mengalami peningkatan jumlah pengunjung.

Dalam beberapa kasus, banyaknya jumlah pengunjung yang membludak ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa akibat saling berdesakan satu sama lain.

Bagaimana tidak, manusia dalam jumlah yang tidak sedikit saling berkumpul dalam satu lokasi yang sama.

Kondisi ini tentunya mengundang resiko yang sama besarnya.

Dalam pemberitaan di media, manusia yang berkumpul dalam jumlah yang banyak lebih sering disebut sebagai kerumunan atau publik.

Meskipun sekilas terlihat sama, keduanya sebenarnya memiliki sedikit perbedaan.

Berikut adalah perbedaan antara kerumunan dan publik yang harus kamu ketahui.

Perbedaan Kerumunan dan Publik

1. Menurut KBBI

Menurut KBBI, kerumunan bisa diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang berkumpul secara tidak teratur dan sifatnya hanya sementara.

Sedangkan, publik bisa diartikan orang banyak yang datang untuk menonton atau mengunjungi suatu tempat.

Publik bisa juga terbentuk secara jarak jauh melalui internet dan media komunikasi lainnya.

2. Menurut Teori Sosiologi

Menurut teori Sosiologi, kerumunan adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi dan memiliki fokus yang sama, namun sifatnya hanya sementara.

Perlu dipahami kalau masyarakat yang berkumpul tidak semuanya bisa disebut kerumunan, apalagi kalau mereka tidak memiliki fokus dan tujuan yang sama.

Masyarakat yang berkumpul secara tertib dengan tujuan yang sama biasanya sering kita jumpai di berbagai acara, salah satunya di pertunjukan musik.

Sayangnya, kerumunan yang satu ini memiliki potensi untuk memunculkan sifat agresif yang bisa melahirkan demonstrasi atau keributan.

Sedangkan, publik menurut teori Sosiologi bisa diartikan sebagai kelompok orang yang bukan merupakan kesatuan.

Interaksi yang terjadi biasanya menggunakan alat komunikasi tertentu dan sifatnya sementara.

Dilihat dari jumlahnya, publik bisa jauh lebih besar dari kerumunan karena alat-alat komunikasinya bisa menjangkau masyarakat secara luas, tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

Dengan jangkauan yang lebih luas, jumlah publik akan jauh lebih sulit untuk ditinjau.

Dengan demikian, perbedaan kerumunan dan publik sebenarnya ada pada fokusnya.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah 3 perbedaan kerumunan dan publik:

  • Kerumunan biasanya berada di satu lokasi atau area yang sama dalam satu waktu, sementara interaksi publik bisa terjadi secara tidak langsung, misalnya melalui media sosial.
  • Kerumunan sifatnya tidak terorganisir, sedangkan publik jauh lebih terarah dan memiliki kepentingan yang sama.
  • Kerumunan biasanya terdiri dari individu-individu yang belum pernah bertemu dan tidak memiliki ikatan apapun, sedangkan publik memiliki tujuan atau kepentingan yang sama, tapi anggotanya tidak saling mengikat diri dalam ruang yang sama.

Bentuk-Bentuk dan Contoh Kerumunan dan Publik

1. Kerumunan yang Berartikulasi dengan Struktur Sosial

A. Formal Audiences

Kerumunan yang memiliki pusat dan tujuan yang sama.

Contohnya penonton bioskop, penonton olahraga, dan pendengar ceramah keagamaan.

B. Planned Expressive Group

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Pusat perhatian yang tidak begitu penting, tapi memiliki persamaan tujuan dalam kerumunan.

2. Kerumunan yang Sifatnya Sementara

A. Inconvenient Aggregations

Kerumunan yang menggunakan ruang atau fasilitas yang sama.

Misalnya mereka membeli karcis atau menaiki kendaraan umum yang sama.

B. Spectator Crowds

Kerumunan yang terjadi saat masyarakat ingin melihat suatu kejadian.

Contohnya melihat korban kecelakaan lalu lintas.

C. Panic Crowds

Kerumunan masyarakat yang biasanya saling menyelamatkan diri dari bahaya.

Contohnya masyarakat yang saling berlarian saat ada bencana alam tertentu.

3. Kerumunan yang Sifatnya Berlawanan dengan Norma Hukum

A. Acting Mobs

Kerumunan yang berkumpul dan menggunakan kekuatan fisik.

Misalnya seperti aksi demonstrasi yang berujung pada kekerasan.

B. Immoral Crowds

Kerumunan yang sifatnya bertentangan dengan norma hukum yang ada di masyarakat.

Contohnya orang yang berkumpul dan minum-minuman keras.

Contoh Publik

Contoh publik adalah penonton TV.

Jangkauannya tentu sangat luas, meskipun tidak semua orang yang memiliki TV akan menonton acara yang sama.

Selain itu, para pengguna sosial media juga termasuk dalam kategori publik.

Hampir semua masyarakat saat ini memiliki media sosial sendiri, hanya saja penggunaannya akan disesuaikan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Itu dia penjelasan mengenai perbedaan, bentuk-bentuk, dan contoh dari kerumunan dan publik.

Selain digunakan untuk berkomunikasi, media sosial juga bisa dijadikan sebagai ladang untuk menambah penghasilan, salah satunya dengan menjadi seorang content creator.

Melalui buku Jadi Content Creator? Siapa Takut!, kamu akan belajar bagaimana caranya memulai sebagai content creator, dimulai dari mendapatkan ide, membuat channel Youtube, membuat akun media sosial, dan masih banyak lagi.

Selain itu, buku ini juga berisi panduan untuk membuat konten dan cara-cara tertentu yang bisa menarik orang lain untuk menonton konten yang sudah kita buat.

Kalau kamu tertarik, kamu bisa mendapatkan buku ini di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau