Setelah pandemi Covid-19 resmi berakhir, semua tempat umum perlahan mulai mengalami peningkatan jumlah pengunjung.
Dalam beberapa kasus, banyaknya jumlah pengunjung yang membludak ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa akibat saling berdesakan satu sama lain.
Bagaimana tidak, manusia dalam jumlah yang tidak sedikit saling berkumpul dalam satu lokasi yang sama.
Kondisi ini tentunya mengundang resiko yang sama besarnya.
Dalam pemberitaan di media, manusia yang berkumpul dalam jumlah yang banyak lebih sering disebut sebagai kerumunan atau publik.
Meskipun sekilas terlihat sama, keduanya sebenarnya memiliki sedikit perbedaan.
Berikut adalah perbedaan antara kerumunan dan publik yang harus kamu ketahui.
Menurut KBBI, kerumunan bisa diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang berkumpul secara tidak teratur dan sifatnya hanya sementara.
Sedangkan, publik bisa diartikan orang banyak yang datang untuk menonton atau mengunjungi suatu tempat.
Publik bisa juga terbentuk secara jarak jauh melalui internet dan media komunikasi lainnya.
Menurut teori Sosiologi, kerumunan adalah sekumpulan orang yang saling berinteraksi dan memiliki fokus yang sama, namun sifatnya hanya sementara.
Perlu dipahami kalau masyarakat yang berkumpul tidak semuanya bisa disebut kerumunan, apalagi kalau mereka tidak memiliki fokus dan tujuan yang sama.
Masyarakat yang berkumpul secara tertib dengan tujuan yang sama biasanya sering kita jumpai di berbagai acara, salah satunya di pertunjukan musik.
Sayangnya, kerumunan yang satu ini memiliki potensi untuk memunculkan sifat agresif yang bisa melahirkan demonstrasi atau keributan.
Sedangkan, publik menurut teori Sosiologi bisa diartikan sebagai kelompok orang yang bukan merupakan kesatuan.
Interaksi yang terjadi biasanya menggunakan alat komunikasi tertentu dan sifatnya sementara.
Dilihat dari jumlahnya, publik bisa jauh lebih besar dari kerumunan karena alat-alat komunikasinya bisa menjangkau masyarakat secara luas, tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Dengan jangkauan yang lebih luas, jumlah publik akan jauh lebih sulit untuk ditinjau.
Dengan demikian, perbedaan kerumunan dan publik sebenarnya ada pada fokusnya.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah 3 perbedaan kerumunan dan publik:
A. Formal Audiences
Kerumunan yang memiliki pusat dan tujuan yang sama.
Contohnya penonton bioskop, penonton olahraga, dan pendengar ceramah keagamaan.
B. Planned Expressive Group
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Pusat perhatian yang tidak begitu penting, tapi memiliki persamaan tujuan dalam kerumunan.
A. Inconvenient Aggregations
Kerumunan yang menggunakan ruang atau fasilitas yang sama.
Misalnya mereka membeli karcis atau menaiki kendaraan umum yang sama.
B. Spectator Crowds
Kerumunan yang terjadi saat masyarakat ingin melihat suatu kejadian.
Contohnya melihat korban kecelakaan lalu lintas.
C. Panic Crowds
Kerumunan masyarakat yang biasanya saling menyelamatkan diri dari bahaya.
Contohnya masyarakat yang saling berlarian saat ada bencana alam tertentu.
A. Acting Mobs
Kerumunan yang berkumpul dan menggunakan kekuatan fisik.
Misalnya seperti aksi demonstrasi yang berujung pada kekerasan.
B. Immoral Crowds
Kerumunan yang sifatnya bertentangan dengan norma hukum yang ada di masyarakat.
Contohnya orang yang berkumpul dan minum-minuman keras.
Contoh publik adalah penonton TV.
Jangkauannya tentu sangat luas, meskipun tidak semua orang yang memiliki TV akan menonton acara yang sama.
Selain itu, para pengguna sosial media juga termasuk dalam kategori publik.
Hampir semua masyarakat saat ini memiliki media sosial sendiri, hanya saja penggunaannya akan disesuaikan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Itu dia penjelasan mengenai perbedaan, bentuk-bentuk, dan contoh dari kerumunan dan publik.
Selain digunakan untuk berkomunikasi, media sosial juga bisa dijadikan sebagai ladang untuk menambah penghasilan, salah satunya dengan menjadi seorang content creator.
Melalui buku Jadi Content Creator? Siapa Takut!, kamu akan belajar bagaimana caranya memulai sebagai content creator, dimulai dari mendapatkan ide, membuat channel Youtube, membuat akun media sosial, dan masih banyak lagi.
Selain itu, buku ini juga berisi panduan untuk membuat konten dan cara-cara tertentu yang bisa menarik orang lain untuk menonton konten yang sudah kita buat.
Kalau kamu tertarik, kamu bisa mendapatkan buku ini di Gramedia.com.