Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Asal-usul Makanan Rendang, Kuliner Khas Minangkabau yang Mendunia

Kompas.com - 16/01/2024, 14:00 WIB
Asal Makanan Rendang Sumber Gambar: Freepik.com Asal Makanan Rendang
Rujukan artikel ini:
Chef Norman In The Kitchen:…
Pengarang: Norman Ismail
Penulis Okky Olivia
|
Editor Novia Putri Anindhita

Siapa yang tidak tahu rendang? Bisa dipastikan kalau hampir seluruh masyarakat Indonesia tahu dan familiar dengan makanan yang satu ini.

Rendang adalah makanan berbahan dasar daging sapi, biasanya menggunakan bagian tenderloin atau bagian lain yang teksturnya lunak, berkuah santan, dan kaya akan bumbu rempah.

Salah satu ciri khas lain yang membuat rendang terasa istimewa adalah karena proses memasaknya yang membutuhkan waktu selama berjam-jam untuk bisa mendapatkan cita rasa rendang yang benar-benar lezat.

Pada tahun 2019/2020 lalu, rendang berhasil dinobatkan sebagai makanan paling enak di dunia versi UNESCO dan CNN.

Hal inilah yang kemudian membuat masyarakat negara lain mengklaim rendang sebagai makanan khas negaranya.

Pada tahun 2022, media sosial Tiktok sempat diramaikan oleh salah satu content creator Indonesia yang mewawancarai beberapa orang Malaysia.

Dalam video tersebut, hampir semua orang menyebut kalau rendang berasal dari Malaysia.

Padahal, sudah sejak lama rendang dikenal sebagai salah satu makanan kebanggaan rakyat Minangkabau, Sumatera Barat.

Dengan kata lain, rendang adalah makanan khas Indonesia.

Untuk mengetahui sejarah dan asal-usul rendang, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Sejarah dan Asal-usul Rendang

Rendang adalah kuliner asli Minangkabau, tapi, mereka lebih sering menyebutnya dengan kata “randang”.

Kata “randang” berasal dari kata “marandang” yang artinya memasak santan sampai kering.

Istilah ini tentu merujuk pada makanan rendang yang harus dimasak dalam waktu yang lama sampai kuahnya mengering.

Menurut catatan yang tertulis pada abad ke-19, rendang dikisahkan sudah muncul pada abad ke-16, tepatnya saat orang Minangkabau bepergian ke Singapura dan Selat Malaka.

Perjalanan lewat jalur laut ini membutuhkan waktu lama untuk sampai ke tujuan, jadi, mereka membawa rendang sebagai bekal karena makanan ini bisa tahan dalam waktu yang lama.

Daging rendang pada awalnya terbuat dari daging kerbau.

Tapi, karena daging kerbau terkenal keras dan alot, orang-orang mulai beralih menggunakan daging sapi atau ayam untuk mendapatkan tekstur daging yang lebih empuk.

Asal mula resep rendang ini belum diketahui sampai sekarang.

Tapi, beberapa ahli berpendapat kalau rendang memiliki pengaruh dari makanan Arab dan India yang dulunya dibawa masuk ke wilayah Minangkabau.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Bukan hal yang mustahil, sebab pada abad ke-15, wilayah Minangkabau sempat menjadi pusat perdagangan rempah-rempah internasional.

Ciri Khas Rendang

1. Tekstur Daging

Tekstur daging yang kering dan berserat adalah salah satu ciri khas rendang yang paling mudah dilihat.

Proses pengolahan rendang memang membutuhkan waktu lama, sebelum akhirnya bisa mendapatkan tekstur daging yang kering, tapi tetap empuk saat dimakan.

2. Warna Gelap

Rendang olahan asli orang Minang memiliki warna gelap kehitaman.

Selain dari tekstur, warna bisa menjadi ciri khas rendang yang paling utama.

Masyarakat Minangkabau biasanya menggunakan bahan-bahan seperti santan, cabai, dan rempah-rempah dengan takaran yang sudah ada secara turun temurun untuk bisa mendapatkan rasa dan warna yang sesuai.

3. Rasa Gurih dan Pedas

Rendang diolah dengan santan, bumbu rempah, dan cabai.

Untuk mendapatkan bumbu rendang yang pekat dengan rasa gurih dan pedas, proses memasaknya akan memakan waktu 4 sampai 7 jam.

4. Proses Memasak yang Lama

Selain untuk mendapatkan tekstur, warna, dan rasa yang tepat, proses pengolahan rendang yang membutuhkan waktu lama bermanfaat untuk menghilangkan kadar air dalam masakan dan menyisakan minyak kemerahan pada rendangnya.

5. Tidak Mudah Basi

Tidak diragukan lagi, proses memasak yang lama menjadikan rendang sebagai salah satu makanan yang tahan lama, bahkan bisa disimpan sampai 1 bulan lamanya.

Kalau ingin lebih awet, kamu bisa simpan rendang di dalam lemari es dengan wadah tertutup.

Saat ingin memakannya, kamu tinggal hangatkan di microwave dan teksturnya akan kembali seperti semula.

Itu dia penjelasan mengenai sejarah dan asal-usul rendang beserta ciri khas rendang yang menarik untuk kamu ketahui.

Selain rendang, masih ada makanan khas Indonesia lainnya yang mungkin bisa kamu coba masak sendiri di rumah.

Buku Chef Norman In The Kitchen: 40 Resep Masakan Nusantara Penyajian Elegan bisa menjadi bahan belajar yang tepat untuk kamu.

Buku ini ditulis oleh Chef Norman yang sudah lebih dari 20 tahun bergelut di dunia kuliner.

Buku ini berisi 40 resep masakan Nusantara yang bisa dengan mudah kamu praktekkan sendiri di rumah.

Beberapa resep dalam buku ini seperti ayam bumbu Manado, gepuk Sunda, sapi bumbu Bali, sambal tlengis mentah khas Bali, mangut ikan kakap, dan masih banyak lagi.

Dengan mempelajari berbagai macam resep masakan Nusantara, kamu bisa meningkatkan kemampuan memasak sekaligus mengenal kuliner Indonesia secara lebih mendalam.

Buku ini bisa segera kamu dapatkan melalui Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau