Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arti Bunga Bangkai dan Fakta-Fakta Menarik yang Jarang Diketahui Banyak Orang

Kompas.com - 14/12/2023, 16:00 WIB
 Arti Bunga Bangkai  Sumber Gambar: Kompas.com Arti Bunga Bangkai 
Rujukan artikel ini:
Ensiklopedia Flora Dunia
Pengarang: Shafa Faizah
Penulis Okky Olivia
|
Editor Puteri

Bunga bangkai merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari Sumatera.

Bunga bangkai pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani asal Italia bernama Dr. Odoardo, sekitar tahun 1878.

Selain dikenal sebagai tumbuhan perbungaan terbesar di dunia, bunga bangkai memiliki bau sangat khas yang bisa mengundang banyak serangga untuk menghinggapinya.

Beberapa serangga seperti lalat dan kumbang memiliki peran yang sangat penting untuk membantu proses penyerbukan bunga menjadi buah yang nantinya akan dikonsumsi oleh burung kutilang.

Tidak hanya bergantung pada matahari, bunga bangkai juga membutuhkan naungan dari vegetasi lain di sekitarnya, seperti pohon atau semak.

Vegetasi ini akan menyesuaikan suhu, curah hujan, dan cahaya yang yang penting bagi pertumbuhan bunga bangkai.

Meskipun dikenal memiliki bau khas yang kurang sedap, bunga bangkai tetap memiliki arti atau makna filosofis yang jarang diketahui banyak orang.

Berikut adalah penjelasan mengenai arti bunga bangkai yang disertai dengan fakta-fakta menarik seputar bunga bangkai.

Arti Bunga Bangkai

Meskipun sudah dikenal oleh masyarakat, masih banyak orang yang belum tahu arti dan makna bunga bangkai yang sebenarnya.

Jika biasanya bunga identik dengan kecantikan, kesucian, cinta, atau mungkin kesedihan, bunga bangkai ini memiliki arti yang cukup unik karena berhubungan dengan lingkungan.

Menurut mitos dan kepercayaan masyarakat di berbagai daerah, munculnya bunga bangkai bisa menjadi pertanda adanya perubahan iklim yang drastis.

Bunga bangkai bisa menjadi pertanda datangnya musim hujan setelah musim kemarau panjang yang biasanya menyebabkan kekeringan.

Meskipun kurang disukai karena memiliki bau yang tidak sedap, tumbuhnya bunga bangkai ternyata memiliki makna yang mendalam dan bisa membahagiakan banyak orang.

Fakta Menarik Seputar Bunga Bangkai

1. Ukuran Bunga

Menurut catatan Guinness Book of World Records, bunga bangkai tertinggi yang pernah mekar berada di Winnipesaukee Orchids di New Hampshire, Amerika Serikat.

Bunga bangkai tersebut tercatat memiliki tinggi sekitar 3,1 meter.

Tapi sebelumnya, Kebun Raya Cibodas juga pernah memiliki bunga bangkai tertinggi dengan ketinggian mencapai 3,17 meter.

Berita ini ramai diperbincangkan pada sekitar tahun 2004 lalu.

2. Waktu Tumbuhnya Bunga

Tidak hanya memiliki ciri khas berupa bau yang sangat menyengat, bunga bangkai juga terkenal sebagai salah satu tumbuhan yang jarang sekali mekar.

Menurut penelitian, bunga bangkai hanya mekar 7 sampai 9 tahun sekali.

Jika sudah berhasil mekar, tumbuhan ini juga tidak memiliki umur yang panjang, biasanya hanya 1 sampai 2 hari saja.

3. Lokasi Tumbuhnya Bunga

Bunga bangkai atau yang juga memiliki nama lain titan arum merupakan jenis tumbuhan tropis yang sangat endemik karena hanya bisa ditemukan di wilayah yang relatif kecil dan terbatas.

Di Indonesia, tumbuhan ini biasanya hanya tersebar di sekitaran wilayah Sumatera saja, seperti di Lampung atau Bengkulu.

Secara spesifik, bunga bangkai biasanya hidup di hutan tropis Sumatera, khususnya pada ketinggian antara 120 sampai 365 meter di atas permukaan laut.

Beruntungnya, bunga bangkai kini sudah mulai dibudidayakan di beberapa tempat di luar Pulau Sumatera.

Salah satu tujuannya adalah untuk kepentingan penelitian dan konservasi.

4. Cara Tumbuhnya Bunga

Bunga bangkai mengalami 2 fase penting yang akan muncul secara terus menerus, yakni fase vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).

Selama fase vegetatif, akan muncul batang tunggal yang dilengkapi dengan daun.

Sementara pada fase generatif, tumbuhan akan mulai membentuk dirinya seperti bunga bangkai.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Setelah 1 sampai 2 hari, bunga bangkai akan mulai layu dan kembali seperti semula, yakni berada di atas umbi bunga bangkai yang sudah mati dan mempersiapkan tumbuhnya bunga bangkai yang baru.

5. Status yang Mengkhawatirkan

Semakin terkikisnya hutan membuat populasi bunga bangkai mulai berkurang dan masuk ke dalam kategori rentan.

Hal ini diperkuat oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) yang memasukkan bunga bangkai ke dalam daftar merah.

Ancaman utama kepunahan bunga bangkai berasal dari kerusakan alam dan ulah manusia.

Bau yang tidak sedap dari bunga bangkai dianggap mengganggu lingkungan sekitar sehingga masyarakat memilih untuk memotongnya sampai habis.

Hutan tropis di wilayah Sumatera juga berada di bawah ancaman penggundulan hutan, sebab lahannya akan mulai digunakan untuk proyek perkebunan kelapa sawit.

Sekitar 72 persen hutan hujan asli Indonesia telah mengalami penggundulan yang membuat statusnya makin mengkhawatirkan.

Kondisi ini semakin diperparah oleh para manusia yang tidak peduli dengan keseimbangan dan ekosistem alam.

Perbedaan Bunga Bangkai dan Rafflesia Arnoldi

1. Nama Latin

Bunga bangkai memiliki nama latin Amorphophallus dengan berbagai ragam jenis seperti Amorphophallus gigas dan Amorphophallus titanum.

Di masyarakat, tumbuhan ini lebih dikenal dengan nama bunga bangkai.

Sedangkan bunga Rafflesia memiliki nama latin Rafflesia Arnoldi dengan beberapa ragam jenis seperti Rafflesia Hasseltii dan Rafflesia gadutensis.

2. Ukuran dan Bentuk Tumbuhan

Bunga Bangkai Bunga Bangkai

Bunga bangkai biasanya memiliki tinggi 2,5 meter dan lebar 1,5 meter.

Sementara itu, bunga Rafflesia memiliki lebar 1 meter dan panjang sekitar 35 sampai 40 meter.

Dilihat dari bentuknya, bunga bangkai memiliki bentuk yang tinggi ke atas dan biasanya berwarna krem dengan tambahan mahkota di bagian atas berbentuk seperti lonceng.

Rafflesia Arnoldi Rafflesia Arnoldi

Bunga Rafflesia justru memiliki bentuk yang lebar ke samping dan memiliki lubang di bagian tengah kelopaknya.

3. Golongan Tumbuhan

Bunga bangkai memiliki 3 bagian, yaitu berbatang basah dan berbunga yang terdiri dari tongkol dan seludang.

Hal ini membuat bunga bangkai masuk ke dalam golongan Araceae atau talas-talasan.

Sementara bunga Rafflesia masuk ke dalam golongan Rafflesiaceae atau parasit karena tumbuhan ini selalu menghinggapi tumbuhan lain yang merambat.

Jadi, saat inang yang dihinggapinya mati, Rafflesia juga akan ikut mati.

Itulah penjelasan lengkap seputar arti, fakta menarik, dan perbedaan bunga bangkai dengan Rafflesia Arnoldi.

Populasi bunga bangkai yang semakin sedikit tentunya harus menjadi topik pembahasan di masyarakat.

Kalau tidak segera ditemukan solusinya, bukan tidak mungkin kalau puluhan tahun mendatang, bunga bangkai akan dinyatakan punah.

Tak hanya orang dewasa, remaja dan anak-anak juga harus mulai diperkenalkan dengan berbagai jenis flora, termasuk bunga bangkai, supaya mereka bisa diajak untuk menjaga populasi tumbuhan asli Indonesia ini.

Melalui buku Ensiklopedia Flora Dunia, anak-anak bisa mengenal berbagai jenis flora yang ada di dunia, lengkap dengan ciri-ciri dan gambar ilustrasi yang membuat mereka bisa dengan mudah mengenali perbedaan bentuk fisik satu dan lainnya.

Selain menambah wawasan, buku ini juga bisa mengajarkan anak-anak untuk mau menjaga alam dan lingkungan di sekitarnya.

Jadi, tunggu apalagi? Buku ini bisa kamu dapatkan segera di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau