Kutu loncat dalam dunia kerja merupakan istilah yang kerap disematkan bagi karyawan yang sering berpindah-pindah pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.
Terdapat kelebihan dan kekurangan yang bisa diperoleh saat memutuskan menjadi kutu loncat.
Contohnya seperti karyawan dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dibandingkan dengan karyawan yang setia bekerja di satu perusahaan saja.
Akan tetapi di sisi lain, menjadi karyawan kutu loncat merupakan karyawan yang dihindari oleh HRD atau perekrut pekerja.
Jika ditelaah secara lebih mendalam, kutu loncat adalah sebutan yang disematkan kepada karyawan yang resign dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya dalam jangka waktu yang terbilang singkat.
Karyawan jenis ini biasanya didominasi dari generasi milenial yang memilih untuk bekerja dalam jangka waktu satu bulan atau lebih sebelum memilih untuk pindah ke perusahaan lainnya.
Boleh dibilang fenomena seperti ini merupakan hal yang lumrah terjadi di dunia kerja saat ini, mengingat persaingan yang semakin ketat setiap harinya.
Karyawan berhak untuk memilih bekerja di perusahaan yang lebih menjanjikan serta berhak meninggalkan perusahaan yang dirasa tidak mampu mendukungnya untuk berkembang.
Semakin menggiurkan penawaran yang diberikan oleh perusahaan, maka semakin tertarik karyawan untuk bekerja di perusahaan tersebut.
Lalu, apa saja keuntungan yang bisa didapatkan dengan menjadi kutu loncat? Simak jawabannya berikut ini.
Tidak dapat dipungkiri, seorang karyawan yang sering berpindah pekerjaan mempunyai lebih banyak pengalaman kerja dibandingkan karyawan yang setiap bekerja di satu perusahaan saja.
Pasalnya, mereka pernah menduduki beberapa jabatan di beberapa jenis perusahaan yang berbeda.
Walaupun mereka bekerja dalam kurun waktu yang relatif singkat, tapi pengalaman kerja yang dimiliki cukup dapat memberikan tambahan ilmu dan wawasan.
Mereka akan mengetahui mengenai bagaimana perbedaan budaya kerja antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya.
Salah satu tujuan paling penting dalam bekerja tentunya adalah untuk mendapatkan penghasilan.
Maka dari itu, tidak mengherankan apabila banyak orang memilih menjadi kutu loncat demi memperoleh penawaran yang jauh lebih baik.
Biasanya peluang untuk mendapatkan gaji serta jabatan yang jauh lebih baik akan sulit terealisasi di tempat kerja yang tengah dijalani.
Berbagai alasan yang membuatnya demikian mungkin karena kas perusahaan yang sedang buruk atau perusahaan yang tengah melakukan perluasan bisnis.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Maka, sah-sah saja jika banyak karyawan yang memilih resign dan pindah bekerja ke perusahaan lainnya untuk bisa memperoleh gaji dan posisi yang lebih baik.
Menjadi kutu loncat juga bisa memperluas relasi karena tentu saja mereka akan bertemu dengan orang-orang baru yang berpengalaman.
Hal ini tentunya jauh berbeda dengan mereka yang hanya bekerja lama di satu perusahaan, tentunya relasi mereka hanya itu-itu saja.
Memperluas relasi tidak hanya akan berguna dalam hal pekerjaan saja, tapi juga bisa membantu dalam berbagai aspek kehidupan.
Contohnya, apabila kita ingin menjalankan bisnis, maka dengan relasi yang luas hal ini tentunya akan jauh lebih mudah untuk dijalankan.
Setiap perusahaan tentunya mempunyai budaya kerja yang berbeda-beda.
Maka dari itu, karyawan kutu loncat akan jauh lebih mudah dan terbiasa untuk beradaptasi secara lebih cepat.
Kemampuan beradaptasi yang meningkat ini akan menambah kemampuan dalam hal berinteraksi dengan orang lain.
Kantor dan rekan kerja baru bukan lagi menjadi soal karena bagi karyawan kutu loncat kemampuan beradaptasi sudah menjadi hal yang lumrah dan mudah untuk dilakukan.
Meskipun bidang pekerjaannya sama, tapi spesifikasi kerjanya tentunya akan berbeda.
Hal ini bisa menjadi kelebihan yang dimanfaatkan untuk terus belajar dan berkembang di kantor yang baru.
Sudah tentu ilmu dan wawasan yang akan didapatkan dari setiap perusahaan akan memperkaya karyawan kutu loncat.
Ilmu dan wawasan yang kaya menjadikan sudut pandang semakin luas.
Berbicara dunia kerja, kurang lengkap rasanya jika tidak membicarakan buku yang membahas mengenai dunia kerja, khususnya pekerja perkantoran.
Buku terbaru dari Samuel Ray, Anak Kantoran, akan menjadi pilihan bacaan yang sesuai untuk menambah ilmu dan wawasan tentang dunia kerja.
Buku ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dunia kerja, seperti; Apakah kita benar-benar mencintai kantor kita? Bagaimana kalau tidak cinta? Apakah salah? Bagaimana jika cinta, tapi tidak kunjung mendapatkan promosi? Bagaimana cara menghadapi atasan yang galak di kantor? Budaya kantor itu maksudnya apa, dan bagaimana cara menghadapinya? Jika ingin resign, bisa tidak perusahaan menahan kita?
Semua pertanyaan tersebut akan dijawab dalam buku ini dengan lengkap dan jelas.
Oleh karena itu, segera pesan bukunya di Gramedia.com.