Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari FOMO Supaya Hidup Jauh Lebih Bahagia untuk Dijalani

Kompas.com - 12/06/2023, 16:00 WIB
 FOMO Sumber Gambar: Freepik.com FOMO
Rujukan artikel ini:
Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo…
Pengarang: Mark Manson
|
Editor Puteri

Kehadiran media sosial mau tidak mau membuat kita digempur dengan berbagai macam informasi yang justru membuat benak merasa takut apabila ketinggalan atau tidak dapat mengikuti tren yang tengah dibicarakan banyak orang.

Keinginan untuk selalu up-to-date akan berbagai hal membuat kualitas hidup justru malah menurun karena apabila tidak bisa mengikuti tren yang ada malah memunculkan perasaan cemas dan rendah diri.

Hal ini dikenal dengan istilah FOMO atau fear of missing out yang menggambarkan perasaan takut jika tertinggal dengan orang lain.

Biasanya istilah FOMO sering dipakai di media sosial dan bisa membuat seseorang bertindak kompulsif supaya dapat mengejar ketertinggalannya.

Perasaan takut dinilai ketinggalan zaman dan kurang gaul merupakan dampak yang diakibatkan oleh istilah FOMO, khususnya untuk anak-anak muda zaman sekarang yang disodori dengan banyaknya pilihan yang membuat kewalahan.

Banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi yang paling terdepan dalam menunjukkan kesenangan mereka di media sosial.

Nyatanya, FOMO justru menjadikan hidup terasa bagai perlombaan yang memunculkan kecemasan dan menimbulkan ketidakbahagiaan karena dituntut untuk selalu mengikuti tren yang ada.

Alangkah lebih baik dan bijak jika kita bisa menghindari perasaan FOMO untuk mampu merasakan kualitas hidup yang jauh lebih bahagia.

Kenapa Perasaan FOMO Hadir?

Perasaan FOMO akan hadir tatkala kita terlalu memberikan perhatian pada berbagai macam hal yang ada di dunia maya, sehingga pikiran dan emosi dipaksa untuk menyerap hal-hal tersebut yang justru malah menguras tenaga.

Di saat otak memikirkan banyak hal dan perasaan menjadi cemas karena tidak mampu mengikuti itu semua, maka ketidakbahagiaan pun hadir mewarnai kehidupan.

Memfokuskan pikiran dan perhatian pada berbagai macam hal yang ada di media sosial merupakan langkah yang sudah pasti akan membuat diri ini menjadi lelah.

Pasalnya, kebanyakan hal yang disodorkan dalam media sosial bersifat tidak terlalu penting dan hanya menjadi semacam ajang pamer demi memuaskan ego semata.

Selalu berusaha mengikuti informasi dan tren yang ada hanya untuk dianggap keren dan gaul merupakan tindakan yang sia-sia, karena bukan membuat bahagia, tapi beban dalam kehidupan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Jauh lebih baik apabila kita mampu menyaring hal-hal yang penting dan berguna untuk kehidupan kita, supaya emosi dan pikiran bisa memusatkan perhatian pada satu perkara yang tidak terlalu menguras tenaga.

Perasaan FOMO hanya akan memicu berbagai macam distraksi yang mengganggu kualitas hidup karena cuma memunculkan perasaan cemas, rendah diri, dan tertekan.

Memilah dan memilih hal yang lebih penting merupakan langkah yang bijak untuk bisa keluar dari perasaan FOMO agar kehidupan menjadi bahagia.

Menghindari FOMO

Tidak bisa dipungkiri, perasaan FOMO akan membuat kita menjadi pribadi yang overthinking karena memikirkan berbagai macam hal dan pencapaian orang-orang yang ada di media sosial.

Rasa takut tertinggal dan kurang update memicu benak untuk terus memikirkan bagaimana cara supaya dapat mengikuti tren yang ada dengan cara apa pun.

Hal ini tentunya akan sangat berbahaya bagi kehidupan, pasalnya menghalalkan segala cara untuk memenuhi ekspektasi dunia maya malah akan menimbulkan permasalahan baru yang mengancam hidup menjadi tidak bahagia.

Ekspektasi-ekspektasi yang muncul di media sosial seolah-olah memberikan ilusi akan kebahagiaan untuk terlihat keren di mata orang-orang.

Padahal sejatinya ekspektasi-ekspektasi tersebut hanyalah pemuas ego belaka yang pada saatnya akan dilupakan dan justru berbuah penyesalan apabila memaksakan diri untuk mengikutinya.

Maka dari itu, berhenti memikirkan segala hal yang ada di dunia maya karena tidak seluruhnya patut untuk mendapatkan perhatian kita.

Supaya bisa lebih memahami prinsip-prinsip hidup yang menghindarkan kita dari perasaan FOMO, maka buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat bisa menjadi pilihan bacaan yang sangat tepat.

Mark Manson membagikan pandangan dan pengalaman hidupnya dalam buku yang menggebrak stigma-stigma yang ada di masyarakat agar dapat hidup dengan lebih waras.

Seluruh prinsip hidup yang ditulis oleh Mark Manson akan membuka pandangan kita tentang cara menjalani hidup yang jauh lebih bahagia tanpa adanya beban dan tekanan dari lingkungan.

Dapatkan bukunya di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau