Seiring berkembangnya teknologi, inovasi juga semakin beragam salah satunya dengan kemunculan sejumlah perusahaan rintisan atau startup.
Perusahaan startup adalah perusahaan baru yang sedang berkembang dan biasanya menggelontorkan banyak uang pada fase awal untuk menarik konsumen.
Adapun contoh perusahaan startup di Indonesia yang populer, di antaranya Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Shopee.
Untuk mengelola pembiayaan operasional, perusahaan startup biasanya membutuhkan suntikan dana dari venture capital.
Nah, untuk kamu yang belum mengenal apa itu venture capital dan penasaran dengan bagaimana cara mendapatkannya, simak selengkapnya di bawah ini.
Venture capital atau modal ventura adalah salah satu jenis pembiayaan yang diberikan kepada perusahaan yang baru didirikan dan memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
Biasanya, venture capital diberikan oleh perusahaan investasi atau investor individu yang disebut venture capitalist.
Tujuan utama dari venture capital adalah untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan perusahaan yang inovatif dan berpotensi menguntungkan.
Untuk lebih memahami tentang venture capital, berikut poin penting yang perlu kamu ketahui:
Venture capital didapat dari dana yang dikelola oleh perusahaan investasi atau investor individu.
Sumber pendanaan ini bisa berupa dana yang berasal dari institusi keuangan, perusahaan besar, kelompok keuangan swasta, atau individu kaya yang disebut angel investor.
Venture capital biasanya diberikan kepada perusahaan yang belum mencapai titik break even atau belum memiliki pendapatan yang signifikan.
Biasanya, perusahaan yang mendapatkan venture capital telah melewati tahap pengembangan produk atau memiliki produk yang siap dipasarkan.
Umumnya, venture capital diberikan dalam bentuk investasi ekuitas (equity financing) di mana venture capitalist akan membeli saham perusahaan.
Dalam beberapa kasus, mereka juga dapat memberikan pembiayaan dalam bentuk utang (debt financing) yang kemudian akan dikonversi menjadi saham di masa depan.
Venture capital biasanya diberikan kepada perusahaan yang beroperasi di sektor-sektor teknologi tinggi, seperti perusahaan perangkat lunak, bioteknologi, teknologi informasi, internet, dan sektor industri lainnya yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
Venture capitalist tidak hanya memberikan dana tetapi juga memberikan penasihat bisnis kepada perusahaan yang mereka dukung.
Mereka akan membantu dalam pengambilan keputusan strategis, menghubungkan perusahaan dengan jaringan kontak mereka, dan memberikan saran dalam mengelola pertumbuhan bisnis.
Investasi venture capital umumnya bersifat jangka pendek hingga menengah dengan estimasi pengembalian investasi sekitar 3 sampai 7 tahun.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Pengembalian tersebut dilakukan melalui exit strategy, seperti penjualan perusahaan atau perusahaan masuk dalam bursa saham.
Venture capitalist berharap untuk mendapatkan keuntungan dari investasi mereka melalui exit strategy.
Exit strategy ini bisa berupa penjualan perusahaan kepada investor lain, merger dengan perusahaan lain, atau perusahaan melantai di bursa saham melalui penawaran umum perdana (IPO).
Pendiri perusahaan atau tim manajemen harus mengajukan proposal bisnis kepada venture capitalist.
Proposal ini harus menjelaskan visi, model bisnis, produk atau layanan yang ditawarkan, potensi pasar, dan strategi pertumbuhan.
Setelah menerima proposal, venture capitalist akan melakukan evaluasi dan analisis mendalam terhadap bisnis yang diajukan.
Mereka akan menilai faktor-faktor seperti potensi pertumbuhan, keunggulan kompetitif, tim manajemen, risiko, dan kelayakan bisnis.
Jika venture capitalist tertarik dengan proposal bisnis, mereka akan memulai proses negosiasi mengenai jumlah investasi, valuasi perusahaan, persentase kepemilikan yang akan diberikan, serta perjanjian dan syarat-syarat lainnya.
Setelah negosiasi selesai, venture capitalist akan memberikan dana kepada perusahaan.
Selain itu, mereka akan memberikan pendampingan, saran, dan bimbingan dalam pengembangan strategi bisnis, pengelolaan keuangan, pengembangan produk, dan strategi pemasaran.
Setelah beberapa tahun, ketika perusahaan mencapai pertumbuhan yang diharapkan, venture capitalist akan mencari cara untuk keluar dari investasi mereka dan mendapatkan keuntungan.
Ini bisa melalui penjualan perusahaan kepada investor lain, merger, atau melantai di bursa saham.
Meski venture capital dapat membantu perusahaan untuk berkembang, perusahaan juga harus mempertimbangkan dengan hati-hati apakah pendanaan tersebut merupakan pilihan yang tepat untuk mereka.
Perhatikan persyaratan, ekspektasi, dan potensi risiko yang terkait sebelum secara resmi menandatangani dokumen kerja sama.
Nah, untuk kamu yang tertarik membangun perusahaan startup dan mendapatkan venture capital, cobala membaca buku Startup Business Model.
Buku ini menjelaskan tentang berbagai jenis model bisnis yang telah terbukti berhasil diterapkan dalam startup lokal maupun mancanegara.
Adapun jenis model bisnis yang terangkum dalam buku ini, di antaranya seperti e-commerce, sharing economy, marketplace, crowdsourcing, donasi, dan lainnya.
Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan contoh 150 startup lokal maupun mancanegara beserta model bisnis yang digunakannya.
Dari penjelasan yang disajikan dalam buku ini cocok menjadi referensi bacaan bagi kamu yang ingin mulai membangun bisnis startup dan memperkecil risiko buruk yang terjadi.
Buku Startup Business Model bisa dibeli hanya di Gramedia.com.