Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memilih Bersikap Berani untuk Keluar dari Toxic Relationship

Kompas.com - 12/06/2023, 09:00 WIB
Toxic Relationship Sumber Gambar: Freepik.com Toxic Relationship
Rujukan artikel ini:
Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo…
Pengarang: Mark Manson
|
Editor Ratih Widiastuty

Saat ini banyak sekali orang yang terjebak dengan hubungan beracun atau yang lebih dikenal dengan sebutan toxic relationship.

Interaksi yang seharusnya saling support dan konstruktif, justru malah berjalan dengan saling menyalahkan dan destruktif.

Hal ini tidak hanya berlangsung pada hubungan asmara saja, karena ternyata hubungan dengan sahabat, rekan kerja, hingga orang tua pun bisa bersifat “racun” jika tidak disadari.

Maka dari itu, penting sekali untuk bisa lebih aware dengan kondisi hubungan yang sedang dijalani supaya kita tidak terjebak dalam toxic relationship.

Pasalnya, apabila toxic relationship dibiarkan secara berlarut-larut justru malah akan membuat diri sendiri dan orang-orang yang kita sayangi tersebut malah menjadi menderita serta saling menghancurkan.

Toxic relationship yang dipertahankan hingga bertahun-tahun malah akan menciptakan bom yang pelan tapi pasti akan meledak dan menghancurkan kehidupan kita.

Usaha untuk menutup mata dari jenis hubungan seperti ini akibat dalih rasa sayang akan membuat hidup semakin penuh dengan tekanan dan ketidakbahagiaan.

Oleh karena itu, dibutuhkan keberanian untuk dapat mengakhiri toxic relationship dengan cara memikirkan kebahagiaan diri sendiri alih-alih tuntutan orang lain.

Memenuhi ekspektasi orang lain hanya akan membuat diri kita lelah karena seakan tidak pernah cukup untuk dipenuhi.

Keluar dari Toxic Relationship

Kerap kali banyak di antara kita yang memilih untuk bertahan dalam sebuah hubungan akibat tidak mau dinilai buruk oleh orang lain sehingga memutuskan untuk tetap mempertahankan sebuah relasi yang bersifat destruktif.

Pasalnya, banyak sekali standar dan nilai yang diberikan masyarakat akan kehidupan yang dianggap baik, salah satunya adalah dengan tetap mempertahankan hubungan.

Contohnya saja seperti pasangan suami istri yang enggan bercerai karena takut akan stigma masyarakat mengenai pribadi mereka yang memilih untuk berpisah.

Padahal faktanya mahligai rumah tangga yang dibangun pun justru malah menghancurkan satu sama lain akibat sudah tidak adanya kecocokan akan satu sama lain.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Maka dari itu, diperlukan keberanian yang kuat untuk dapat keluar dari sebuah toxic relationship dengan memilih apa yang tepat untuk diri kita.

Jangan memikirkan atau berusaha untuk memuaskan ekspektasi orang lain karena hanya akan berujung pada tekanan yang tiada habisnya dan malah menimbulkan perasaan rendah diri serta tidak bahagia.

Mulailah untuk memikirkan apa yang kita inginkan supaya mampu mendapatkan kebahagiaan yang memang pantas untuk kita dapatkan sebagai seorang manusia.

Meskipun sulit rasanya untuk meninggalkan toxic relationship karena takut akan pandangan orang lain, tapi hal ini memang harus dilakukan supaya hidup bisa jauh lebih indah dan bermakna.

Batasan Diri dalam Toxic Relationship

Salah satu hal yang menyebabkan sebuah hubungan menjadi beracun adalah tidak adanya batasan dalam diri kita terhadap orang lain sehingga mereka dapat dengan semena-mena mengatur dan menanamkan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Membangun batasan untuk melindungi diri sendiri dari tindakan orang lain sangatlah penting dilakukan supaya siapa pun itu mampu menghargai dan memperlakukan diri kita dengan jauh lebih baik.

Hidup sebagai orang yang tidak enakan dan menuruti apa pun yang diinginkan orang lain justru dapat memicu toxic relationship yang akan mengarahkan kita pada hidup yang penuh dengan tekanan dan ketidakbahagiaan.

Meskipun batasan yang kita tetapkan mungkin tidak dapat diterima oleh orang lain, itu tidaklah menjadi soal karena kebahagiaan orang lain bukanlah tanggung jawab diri kita.

Sebaliknya, dengan membangun batasan-batasan yang jelas justru akan membuat hidup kita jauh lebih aman dan bahagia dari ekspektasi orang-orang yang sering kali malah seperti beban yang tak berkesudahan.

Prinsip untuk berani mengabaikan opini orang lain ini bisa kamu temukan dalam buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat yang ditulis oleh Mark Manson.

Di dalam buku ini, kita akan menemukan prinsip-prinsip hidup yang mungkin dianggap tidak biasa dalam kehidupan masyarakat, tapi justru merupakan hal yang patut untuk dilakukan.

Pasalnya, prinsip-prinsip kehidupan yang dijelaskan oleh Mark Manson adalah cara yang tepat untuk dapat menjalani hidup yang jauh lebih waras supaya tidak terus-terusan memuaskan ekspektasi orang lain.

Baca dan dapatkan bukunya sekarang juga di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com