Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukti Kekayaan Budaya Nenek Moyang, Ini Daftar Senjata Tradisional Batak yang Perlu Kamu Ketahui

Kompas.com - 25/05/2023, 13:30 WIB
 Senjata Tradisional Batak Sumber Gambar: Gramedia.com Senjata Tradisional Batak
Rujukan artikel ini:
Sejarah Nusantara yang Disembunyikan
Pengarang: Fatimah Purwoko
Penulis Okky Olivia
|
Editor Puteri

Masyarakat Batak atau Sumatera Utara dikenal sebagai salah satu masyarakat yang selalu memegang teguh adat istiadat dan budaya nenek moyang.

Di mana pun mereka berada, ciri khas yang menempel pada masyarakat Batak biasanya akan tetap terlihat, misalnya dari segi bahasa dan logatnya saat berkomunikasi.

Dari sekian banyak peninggalan budaya nenek moyang, salah satu yang masih mereka jaga sampai sekarang adalah keberadaan senjata tradisionalnya.

Perlu dipahami bahwa masyarakat Sumatera Utara memiliki berbagai macam senjata dengan fungsi yang berbeda-beda, yakni digunakan untuk berperang dan digunakan untuk menunjang kegiatan sehari-hari.

Senjata tradisional ini biasanya juga bisa menjadi simbol kekuatan atau kewibawaan para pemiliknya, terutama untuk para raja yang hidup pada masa itu.

Berikut ini adalah beberapa senjata tradisional Batak dan fungsinya yang perlu kamu ketahui.

Nama Senjata Tradisional Batak dan Fungsinya

1. Piso Gaja Dompak

Senjata Piso Gaja Dompak ini merupakan senjata milik salah satu pahlawan besar Indonesia, Sisingamangaraja XII saat melawan penjajah Belanda yang datang ke tanah Batak.

Piso Gaja Dompak memiliki bentuk yang lebih pendek dibandingkan pedang, tapi lebih panjang dari belati dan memiliki gagang berbentuk seperti gajah.

Meski sangat disakralkan oleh Kerajaan Batak, senjata ini sebenarnya tidak dibuat untuk membunuh seseorang, melainkan dijadikan sebagai perantara kekuatan supranatural.

Piso Gaja Dompak ini nantinya akan memberikan sebuah kekuatan berupa kebijaksanaan dan karisma bagi para pemegangnya.

2. Tunggal Panaluan

Senjata Tunggal Panaluan memiliki bentuk seperti tongkat yang diukir berbentuk seperti manusia dan hewan, dan biasanya dimiliki oleh para raja dan dukun dari Batak.

Senjata ini diyakini memiliki kekuatan supranatural, biasanya digunakan dalam upacara adat seperti upacara meminta hujan, menolak bala, dan mengobati penyakit atau wabah tertentu.

3. Piso Halasan

Senjata ini berasal dari daerah Tapanuli Utara dan merupakan simbol kebesaran milik suku Batak Hasangapon.

Piso Halasan memiliki bentuk seperti pedang bermata tunggal yang agak melengkun dengan panjang sekitar 76 cm, dan memiliki ukiran seperti logam atau tanduk rusa yang sangat indah.

Selain digunakan sebagai simbol kebesaran, Piso Halasan juga melambangkan keadilan dan pembatasan diri supaya tidak terjebak dalam hal-hal yang akan merugikan diri sendiri

4. Piso Gading

Piso Gading merupakan senjata ciri khas masyarakat daerah Toba, bukan sembarang piso biasa, senjata ini hanya bisa dimiliki oleh seorang raja.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Piso Gading ini berbentuk seperti pedang yang sedikit melengkung dan mengandung racun mematikan yang bisa menyerang sistem saraf otak dan melemahkan jantung.

Racun ini biasanya diambil dari tumbuhan hutan, diramu oleh para dukun, dan kemudian dioleskan di bagian ujungnya yang runcing dan tajam.

5. Hujur Siringis

Hujur Siringis adalah senjata tradisional Batak yang berbentuk seperti tombak dan sering kali dipakai oleh para prajurit Kerajaan Batak di masa lampau.

Bentuk tombak ini lebih ramping dibandingkan tombak pada umumnya, biasanya terbuat dari kayu yang ringan dan dilengkapi dengan logam pada bagian ujungnya.

Selain digunakan sebagai senjata, Hujur Siringis juga bisa dipakai untuk membuka mata air.

6. Piso Tumbuk Lada

Piso Tumbuk Lada merupakan senjata tradisional milik masyarakat Karo, tepatnya dari Kerajaan Aru Karo dan Melayu di bagian pesisir timur.

Senjata ini biasanya digunakan untuk pertarungan jarak dekat, tapi seringkali juga digunakan sebagai perantara kekuatan supranatural bagi para pemiliknya.

7. Piso Karo

Piso Karo ini berbentuk seperti Piso Gading, hanya saja bagian gagangnya terbuat dari bahan kayu tanpa ada ukiran.

Keunikan senjata ini ada pada bagian ujungnya yang bercabang dan sarungnya yang sudah dilengkapi dengan material perak.

8. Piso Toba

Senjata ini juga termasuk senjata tradisional suku Batak yang bentuknya jauh lebih kecil dibandingkan dengan Piso lainnya.

Piso Toba memiliki gagang yang melengkung ke dalam, fungsinya untuk memudahkan si pemakai saat akan memegangnya.

Selain pakaian, rumah adat, dan alat musik, kita juga tentu harus mengetahui senjata tradisional dari berbagai suku di Indonesia.

Dengan mengenal berbagai peninggalan nenek moyang, kita bisa ikut andil dalam menjaga dan melestarikan sejarahnya, agar para generasi muda tidak melupakan budaya asli Indonesia.

Selain senjata tradisional, masih banyak hal-hal menarik tentang Indonesia yang perlu kamu pelajari, misalnya tentang keadaan Indonesia saat masih bernama Nusantara.

Melalui buku Sejarah Nusantara yang Disembunyikan, kamu akan semakin mengenali berbagai peristiwa sejarah yang pernah terjadi di Indonesia pada masa lampau.

Buku ini akan membahas banyak peristiwa mulai dari pemberontakan Pangeran Diponegoro, Nusantara pada masa kerajaan Hindu-Buddha, pemikiran Bung Karno tentang Indonesia, dan masih banyak lagi.

Kalau penasaran dengan isi bukunya, kamu bisa segera dapatkan di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau