Sangatlah wajib untuk mengetahui bagaimana niat dan tata cara mengganti hutang puasa sebelum bulan Ramadan tiba.
Karena pada saat bulan Ramadan kita wajib untuk fokus menjalankan ibadah puasa sehingga harus bisa mengganti hutang puasa yang kita punya pada bulan-bulan sebelum Ramadan tiba.
Pada dasarnya, berpuasa di bulan Ramadan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib untuk dikerjakan bagi umat muslim.
Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang menjadi berhalangan sehingga tidak bisa melaksanakan puasa Ramadan.
Oleh karena itu, seseorang yang berhalangan puasa harus mengganti hutang puasa dengan cara mengqadha puasa.
Sebelumnya, ada beberapa sebab yang Allah SWT ringankan untuk tidak perlu menjalankan ibadah puasa, seperti dalam perjalanan jauh (musafir), wanita hamil, wanita yang sedang datang bulan, dan seseorang yang sedang sakit.
Allah SWT meringankan orang yang sedang dalam perjalanan jauh untuk tidak wajib menjalankan ibadah puasa karena dalam suatu perjalanan manusia akan sangat memerlukan asupan energi untuk bisa menempuh perjalanan tersebut.
Akan tetapi, Allah SWT meringankan orang yang sedang musafir dengan jarak tertentu.
Menurut Imam Syafi'i, jarak minimal musafir untuk tidak berpuasa adalah 16 farsakh (sekitar 80 km), dan menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, jarak minimal yang ditempuh seorang musafir untuk tidak wajib menjalankan ibadah puasa adalah 48 mil (sekitar 88 km).
Jadi, bukan berarti semua bisa dengan asal tidak berpuasa lantaran sedang melakukan perjalanan yang jaraknya tidak sampai 80 km.
Allah SWT juga meringankan seorang wanita yang sedang hamil untuk tidak perlu menjalankan ibadah puasa karena wanita yang sedang hamil akan sangat banyak memerlukan asupan dan nutrisi yang seimbang untuk si bayi yang ada di dalam kandungannya.
Hal ini berbeda jika wanita yang sedang haid atau datang bulan karena salah satu syarat sah untuk menjalankan ibadah puasa adalah suci maka wanita yang sedang mengalami haid di bulan Ramadan tidak wajib untuk menjalankan ibada puasa.
Kemudian, Allah SWT juga meringankan orang yang sedang sakit untuk boleh tidak berpuasa.
Sakit yang dimaksud dalam hal ini adalah sakit keras dan sangat lemas.
Orang yang sedang mengalami sakit keras akan sangat banyak memerlukan obat-obatan untuk menunjang kondisinya tersebut, maka dalam hal ini, Allah SWT memperbolehkan umatnya untuk tidak menjalankan ibadah puasa.
Nah, beberapa hal di atas merupakan keringanan yang Allah SWT berikan untuk tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Untuk mengganti puasa Ramadhan, pertama-tama kamu harus mengetahui niat mengganti puasa tersebut karena syarat wajib yang pertama untuk menjalankan suatu ibadah adalah niat.
Berikut niat mengganti puasa.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Membayar puasa Ramadhan hukumnya wajib dan sudah diajarkan di surat Al Baqarah ayat 185:
"Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia tidak berpuasa), maka (wajiblah baginya berpuasa di kemudian hari), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.”
Puasa untuk mengganti hutang puasa selama Ramadan tidak berbeda dengan puasa pada umumnya.
Adapun cara-caranya seperti membaca niat hutang puasa di malam hari sebelum sahur, melakukan sahur dengan makan dan minum secukupnya, menjalankan ibadah puasa dengan baik, kemudian berbuka jika sudah tiba waktu berbuka.
Nah, itu dia penjelasan singkat mengenai niat mengganti hutang puasa dan tata caranya.
Dalam Islam, puasa dibagi menjadi dua kategori yaitu puasa wajib dan puasa sunnah.
Salah satunya yaitu puasa Senin Kamis yang diajarkan Rasulullah SAW dan dapat dilakukan pada hari Senin dan Kamis setiap minggunya.
Selain untuk bekal di akhirat, melakukan puasa Senin Kamis juga mendatangkan manfaat yang bisa dirasakan, yaitu menjaga kesehatan tubuh baik fisik maupun mental, meningkatkan kualitas ibadah, menjaga kebersihan hati, dan manfaat baik lainnya.
Agar kamu lebih mengerti bagaimana puasa Senin Kamis itu sendiri dan apa saja manfaat yang didapatkan, membaca buku Manfaat Puasa Senin Kamis Memang Ajaib bisa menjadi solusinya.
Buku yang ditulis oleh Mamby Alice Syahputra dan JN. Adi Sasongko ini berisi beberapa uraian tata cara dan fadhilah puasa Senin Kamis.
Selain itu, dalam buku ini juga berisi cerita-cerita inspiratif para pengamalnya yang sukses menjalankan puasa Senin Kamis, meski cerita yang dialami terkesan tidak masuk akal namun para pengamal ini berbagi keberkahan yang bisa menjadi inspirasi untuk diamalkan para pembaca bukunya.
Segera dapatkan buku Manfaat Puasa Senin Kamis Memang Ajaib di Toko Gramedia terdekat atau bisa membelinya secara online melalui Gramedia.com.