Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kumpulan Pantun Jenaka 4 Baris yang Mampu Mengundang Gelak Tawa

Kompas.com - 29/03/2023, 16:00 WIB
Pantun Jenaka 4 Baris  Sumber Gambar: Freepik.com Pantun Jenaka 4 Baris 
Rujukan artikel ini:
Mahir Peribahasa, Puisi Baru, dan…
Pengarang: Puput Alviani
|
Editor Puteri

Pantun adalah sebuah tradisi secara lisan yang dimiliki oleh masyarakat Melayu yang selanjutnya menyebar secara luas ke seluruh penjuru Indonesia.

Pada awalnya, pantun merupakan salah satu bentuk sastra lisan, tapi saat ini, pantun sudah berubah menjadi tertulis yang tidak jarang dapat kita temukan juga di dalam lirik lagu.

Pantun sendiri merupakan puisi lama yang eksistensinya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.

Pantun mempunyai ciri-ciri, yaitu terdiri dari 2 baris dan 4 baris.

Baris pertama adalah sampiran, sementara baris ketiga dan keempat adalah isi.

Pantun sangat berbeda dengan puisi karena satu baris pada umumnya terdiri dari 8 sampai 12 kata yang bersajak AB-AB.

Pantun sendiri dibuat untuk menyampaikan sebuah pesan atau memberi himbauan maupun nasihat.

Perlu dicatat pula, pantun pun terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah pantun jenaka yang isinya tentunya lucu dan mengundang gelak tawa.

Biasanya, pantun jenaka digunakan untuk memberikan sindiran pada masyarakat dengan cara membuat siapa saja yang mendengarnya tertawa.

Berikut kumpulan pantun jenaka yang dapat mengundang gelak tawa.

Kumpulan Pantun Jenaka

1. Pergi tamasya ke Solo

Tidak lupa membawa istri

Miris sekali jadi jomlo

Segala sesuatu harus sendiri

2. Siang hari makan es serut

Rame-rame bareng teman-teman

Ini siapa yang kentut

Aromanya bikin hidung mimisan

3. Pergi ke museum melihat patung

Pulangnya beli beras dua karung

Kalau cinta saya kamu gantung

Aduhai rasanya hati ini buntung

4. Nonton film bareng kawan

Pilih kursi depan yang kosong

Adik manis sungguh rupawan

Tapi sayang kok giginya ompong

5. Layangan putus di atas genteng

Sebelum diambil makan tahu

Kakak dandan sudah ganteng

Namun sayang kok masih bau

6. Tersayat pisau kulit pun luka

Akibat mencari ikan di rawa

Ritsleting celana saya terbuka

Sontak orang-orang jadi tertawa

7. Anak kembar rupanya sama

Salah satunya jadi ketua

Kakek mengunyah sangat lama

Ternyata giginya hilang semua

8. Film baru sudah tayang

Tidak sengaja tiketnya terbuang

Abang banyak duit disayang

Kalau banyak utang ditendang

9. Berakit-rakit ke hulu

Berenang-renang ke tepian

Langsung saja kita ke penghulu

Daripada nanti digoda setan

10. Bikin sambal pakai tomat

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Tidak lupa pakai lalapan terong

Jika Anda sopan saya hormat

Tapi Anda sombong saya dorong

11. David Beckham mencetak gol

Supaya menang dalam bersaing

Udah gede kok masih suka ngompol

Satu rumah semerbak bau pesing

12. Pergi ke pasar beli pepaya

Buat nenek yang sudah tua

Ada emak-emak berlaga sok kaya

Satu badan isinya emas semua

13. Pagi hari sudah bikin geram

Anak kecil sudah ikut menangis

Malam minggu rasanya suram

Kantong kering dompet tipis

14. Ke kebun binatang lihat banteng

Tidak lupa sambil makan rambutan

Memang nasib jadi orang ganteng

Setiap ketemu perempuan langsung jadi rebutan

15. Makan nasi hangat dengan sambal

Tidak lupa pakai ayam betutu

Rambut ibu jadi gatal-gatal

Tidak heran jarang keramas banyak kutu

16. Musim hujan banyak katak

Meloncat-loncat ke sana kemari

Pantas saja dari tadi bau semerbak

Ternyata dari kemarin kamu belum mandi

17. Pegunungan indah dipandang mata

Tidak lupa membawa anak-anak

Adik memang cantik jelita

Namun sayang tawanya seperti kuntilanak.

18. Menjadi raja punya tahta

Punya kuasa memerintah rakyatnya

Jangan suka pamer-pamer harta

Nanti bisa malu pada akhirnya

19. Memberi makan kucing pakai ikan

Tidak lupa diambil tulangnya

Jadi anak haruslah sopan

Supaya tidak kurang ajar nantinya

20. Pergi memancing di tengah laut

Dapat tangkapan ikan tenggiri

Jadi berani tanpa rasa takut

Sekalinya bertemu kecoa langsung lari

Tentunya setelah membaca kumpulan pantun jenaka di atas, kamu jadi termotivasi untuk membuat pantun juga.

Maka dari itu, buku Mahir Peribahasa, Puisi Baru, dan Pantun bisa dijadikan sumber untuk mempelajarinya.

Meskipun pantun termasuk ke dalam puisi lama, tapi tentu saja sampai saat ini penggunaannya masih sangat eksis dan diperlukan sehingga tidak ada salahnya bagi kita untuk mempelajarinya melalui buku ini.

Langsung saja pesan sekarang juga bukunya di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com