Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 6 Bentuk Nasionalisme Agar Hidup Rukun dan Harmonis

Kompas.com - 25/12/2022, 08:30 WIB
Bentuk Nasionalisme Photo by Maruf_Rahman on Pixabay Bentuk Nasionalisme
Rujukan artikel ini:
Membangun Nasionalisme Melalui Bahasa dan…
Pengarang: Abdul Rahman Patji, Azis…
|
Editor Rahmad

Nasionalisme adalah sebuah paham dan sikap untuk menciptakan suatu kedaulatan negara. Itulah sebabnya setiap warga negara sangat penting memahami bentuk nasionalisme demi mewujudkan suatu konsep identitas bersama dengan rukun dan harmonis.

Artinya nasionalisme memiliki tujuan dan cita-cita demi mewujudkan kepentingan nasional dengan mempertahankan suatu negara. Baik Secara internal maupun eksternal. Ikatan nasionalisme ini akan tumbuh di tengah masyarakat saat mereka hidup bersama.

Bentuk Nasionalisme

Dalam prakteknya nasionalisme memiliki tujuan ganda, salah satunya menjamin kemauan dan kekuatan untuk mempertahankan masyarakat bangsa dan melawan musuh dari luar. Ini lah yang disebut bentuk nasionalisme dari setiap warga negara.

Bentuk lainnya antara lain menumbuhkan rasa cinta tanah air, menciptakan hubungan antar manusia yang harmonis dan harmonis, serta menjaga keutuhan persaudaraan.

Nasionalisme juga dapat diwujudkan dengan menghilangkan ekstremisme dari seorang warga negara. Berikut ini bentuk nasionalisme yang bisa kamu pahami lebih jauh:

1. Nasionalisme Kewarganegaraan

Nasionalisme sipil atau kewarganegaraan adalah sejenis bentuk nasionalisme di mana negara kemudian memperoleh kebenaran politik melalui partisipasi aktif rakyatnya.

Yakni melalui "keinginan rakyat", melalui "perwakilan politik". Teori ini awalnya dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan penulisan.

2. Nasionalisme Romantik

Nasionalisme romantisme atau nasionalisme organik dan nasionalisme identitas sebagai kelanjutan dari nasionalisme etnik.

Dalam hal ini negara kemudian menerima political correctness secara keseluruhan sehingga hasil bangsa atau ras sesuai dengan semangat romantisme.

3. Nasionalisme Budaya

Budaya adalah bentuk nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya umum dan bukan dari "karakteristik turun-temurun" seperti ras, warna kulit, dll. Contohnya adalah orang Cina, yang melihat negara sebagai budaya.

Ras di mana orang Manchu dan minoritas lainnya masih dianggap sebagai warga negara China. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat Tionghoa di kemudian hari menunjukkan keutuhan budaya Tionghoa.

Bahkan banyak orang Taiwan yang menganggap dirinya nasionalis Tionghoa karena kesamaan budayanya, tetapi menolak Republik Rakyat Tiongkok karena Republik Rakyat Tiongkok menganut komunisme.

4. Nasionalisme Kenegaraan

Negara sebagai varian dari nasionalisme sipil, yang tidak dapat dipisahkan dari nasionalisme etnis. Perasaan ini sendiri begitu kuat sehingga kemudian lebih diprioritaskan dalam hal kebebasan dan hak-hak universal.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Kehormatan negara itu sendiri selalu bertentangan dengan prinsip-prinsip masyarakat demokratis. Untuk memaksakan "negara-bangsa" sebagai argumen, seolah-olah seseorang ingin membangun kerajaan yang lebih baik dengan kerajaannya sendiri.

Contohnya adalah Nazisme, nasionalisme Turki modern dan, pada tingkat yang lebih rendah, Francoisme sayap kanan di Spanyol, serta sikap "Jacobin" terhadap kelompok sentralis Prancis dan nasionalisme rakyat Belgia, yang masih melawan.

Perjuangan untuk kesetaraan dan otonomi untuk kelompok nasionalis Flemish dan Basque atau Korsika.

5. Nasionalisme Agama

Agama adalah nasionalisme di mana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Namun, nasionalisme etnis biasanya bercampur dengan nasionalisme agama. Di Irlandia misalnya, semangat nasionalisme berasal dari agama yang sama, yaitu Katolik.

Nasionalisme yang dipraktikkan pendukung BJP di India kemudian berakar pada agama Hindu. Namun, bagi sebagian besar kelompok nasionalis, agama hanya menjadi simbol dan bukan motivasi utama kelompok tersebut.

6. Nasionalisme Etnis atau Etnonasionalisme

bentuk nasionalisme etnis adalah sejenis semangat kebangsaan di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis masyarakat tertentu. Sehingga keanggotaan suatu bangsa tersebut sifatnya turun temurun.

Contoh bentuk nasionalisme ini adalah ketika ada orang dari Jawa karena orang tua dan nenek moyangnya berasal dari suku Jawa. Dia kemudian menggunakan bahasa Jawa karena bahasa itu lah digunakan oleh orang tuanya.

Nah, itulah bentuk nasionalisme yang yang bisa terbentuk dari berbangsa dan bernegara. Dalam prakteknya nasionalisme sangat berkaitan dengan cara masyarakat tersebut bersosialisasi atas identitas yang melekat padanya.

Buku Membangun Nasionalisme Melalui Bahasa dan Budaya bisa cocok jadi referensi mengenal bentuk nasionalisme. Buku ini penuh data dan analisis mendalam tentang berbagai kelompok etnik, bahasa, budaya dan agama yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara.

Buku ini bisa kamu pesan dan beli di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau