Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Jenis Alat Musik Tradisional yang Cara Memainkannya Dengan Dipukul!

Kompas.com - 15/11/2022, 11:30 WIB
alat musik tradisional yang dipukul Sumber: regional.kompas.com alat musik tradisional yang dipukul
Rujukan artikel ini:
Ensiklopedia Mini - Alat Musik…
Pengarang: Fajriatun Nur
|
Editor Rahmad

Indonesia memang kaya akan seni tradisinya sesuai dengan daerah asalnya, termasuk dalam hal musik. Musik menjadi bagian dari seni dalam tradisi tersebut yang disebut juga sebagai musik daerah atau musik tradisional. Adapun yang membedakannya dengan musik pada umumnya adalah dari segi karakteristiknya.

Terdapat perbedaan pada syair serta melodi yang menggunakan bahasa dan juga gaya dari daerah tersebut.

Disamping itu, terdapat pula keunikan dari musik setiap daerah dari instrumen yang mereka gunakan. Ya, alat musik tradisional adalah representasi dari keanekaragaman seni dan juga budaya.

Indonesia juga dikenal dengan budayanya yang mempunyai beragam jenis alat musik. dalam memainkannya. Alat musik tradisional juga mempunyai cara memainkannya tersendiri, setiap alat musik juga memiliki cara memainkan yang berbeda-beda, tergantung jenisnya.

Alat musik tradisional dalam memainkannya memiliki cara tersendiri. Ada yang dipetik, ditiup, bahkan dipukul. Nah, kali ini, kita akan mengulas alat musik tradisional yang cara memainkannya dengan cara dipukul. Berikut ini ulasannya.

Alat Musik Tradisional yang Dipukul

alat musik tradisional yang dipukul alat musik tradisional yang dipukul

Alat musik tradisional ada yang cara memainkannya dengan cara dipukul untuk bisa menghasilkan sebuah bunyi. Berikut ini kumpulan alat musik tradisional yang cara memainkannya dengan dipukul.

1. Talempong

Talempong adalah alat musik tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Alat musik tradisional ini adalah salah satu warisan budaya yang diperoleh dengan cara turun temurun.

Dalam klasifikasinya, talempong termasuk ke dalam jenis alat musik pukul. Bentuknya hampir mirip dengan bonang yang merupakan salah satu instrumen dalam perangkat gamelan.

Talempong sendiri terbuat dari bahan campuran logam, seperti tembaga, timah putih, sera seng. Bahkan, ada juga yang berasal dari kayu dan batu.

2. Kempul

Kempul merupakan alat musik tradisional yang biasa dimainkan dalam acara Jaranan Sentherewe, yang merupakan suatu tradisi dalam kesenian di daerah Jawa Timur. Alat musik ini terbuat dari bahan kuningan dan kayu sebagai tempatnya.

Dalam sejarahnya, alat musik tradisional ini sudah eksis dan terpahat pada relief candi Penataran di Blitar. Cara memainkan alat musik tradisional yang satu ini cukup dengan dipukul di bagian yang terlihat menonjol ke atas seperti punuk unta.

3. Gendang

Gendang adalah alat musik tradisional yang terbuat dari kulit binatang yang direntangkan pada kayu yang berbentuk seperti tabung sebagai kotak resonansi. Instrumen ini adalah salah satu bagian dari perangkat gamelan.

Tidak hanya di Jawa, tetapi hampir setiap daerah memiliki gendang sebagai instrumen. Misalnya saja, di Gorontalo, gendang disebut dengan ganda. Gendang ini dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh dengan menggunakan tangan yang jika pada bagian tepi dan tengah akan menimbulkan suara nada yang berbeda.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

4. Kolintang

Kulintang adalah alat musik tradisional yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Alat musik tradisional ini terdiri dari barisan gang kecil yang diletakkan mendatar. Instrumen ini terbuat dari bahan dasar kayu yang dipotong-potong sesuai ukuran.

Kata kolintang diambil dari penyebutan kata untuk nada rendah (tong), pada nada tinggi (ting), serta pada nada biasa (tang). Oleh sebab itu, apabila instrumen ini dipukul, akan mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan bisa mencapai nada-nada tinggi, bahkan juga nada rendah.

5. Tuma

Tuma adalah alat musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Barat. Bentuknya mirip dengan gendang panjang. Alat musik ini terbuat dari bahan dasar kayu sebagai rangkanya dan kulit lembu sebagai membrannya.

Instrumen ini dimainkan dengan cara dipukul atau ditepuk. Alat musik tradisional ini biasanya dimainkan sebagai pengiring tarian tradisional dengan jenis alat musik tradisional lainnya.

6. Tifa

Tifa adalah alat musik tradisional yang berasal dari daerah Timur Indonesia, khususnya Maluku dan Papua. Alat musik tradisional ini memiliki bentuk seperti tabung panjang dengan salah satu bagian ujungnya yang dilapisi dengan kulit rusa.

Selain itu, alat musik tradisional ini biasanya digunakan sebagai pengiring pada tarian tradisional ataupun sebuah upacara adat.

Cara memainkan alat musik tradisional ini juga sangat mudah, yaitu hanya dipukul dengan tangan mengikuti irama yang sedang berlangsung.

Itulah beberapa jenis alat musik tradisional yang cara memainkannya dengan cara ditepuk atau dipukul yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

Indonesia memang dikenal kaya akan budayanya, sehingga setiap daerah memiliki alat musik tradisional yang khas.

Untuk memperkaya pengetahuan tentang alat musik tradisional, kamu bisa membaca buku Ensiklopedia Mini - Alat Musik Indonesia. Buku ini berisikan berbagai alat musik tradisional khas dari setiap provinsi yang ada di Indonesia.

Selain mempelajari tentang alat musik tradisional Indonesia, melalui buku ini juga kamu bisa mengetahui serta mempelajari berbagai fakta unik yang terdapat dalam alat musik tradisional tersebut.

Buku ini bisa langsung kamu pesan melalui gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau