Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Pergaulan Bebas dan Kenakalan di Usia Remaja

Kompas.com - 29/10/2022, 12:00 WIB
Penyebab Pergaulan Bebas Sumber Gambar: Freepik.com Penyebab Pergaulan Bebas
Rujukan artikel ini:
Psikologi Perkembangan Anak
Pengarang: Maya S
|
Editor Ratih Widiastuty

Usia remaja adalah masa-masa yang cukup rumit, pada masa ini para remaja sedang sibuk mencari jati diri, dan belajar dari apa yang mereka lihat atau temui.

Masa remaja terbagi menjadi 3 fase, yakni remaja awal (early adolescent) umur 12-15 tahun, remaja pertengahan (middle adolescent) umur 15-18 tahun, remaja akhir umur (late adolescent) 18-21 tahun.

Pada usia remaja peran keluarga, lingkungan tempat tinggal atau sekolah, lingkaran pertemanan, dan internet adalah faktor-faktor inti yang dapat membentuk karakter dan sifat mereka kedepannya.

Tantangan remaja masa kini semakin sulit karena pengaruh internet khususnya media sosial sangat tinggi.

Sulit memastikan informasi apa yang mereka terima melalui internet, jika pada awal 2000-an ponsel diberikan hanya pada beberapa siswa SMP atau bahkan baru dimiliki para siswa SMA.

Kini smartphone sudah dimiliki bahkan oleh anak SD pandemi membuat anak-anak harus bersekolah via online sehingga kini setiap anak usia sekolah tingkat apa pun sudah harus memiliki dan mengerti menggunakan gawai.

Pengaruh media sosial tentu tidak main-main, ada banyak tren yang ingin dicoba semua orang tanpa pandang usia hanya demi viral tidak terkecuali para remaja.

Perlu diakui bahwa media sosial adalah tempat yang tepat untuk menunjukan bakat dan kemampuan.

Semua orang bisa membuka akun mereka masing-masing tanpa ada batasan usia, di sini mereka memiliki panggung masing-masing untuk unjuk kebolehan atau sekedar melaporkan kegiatan harian.

Selain media sosial atau lebih luasnya internet ada 5 faktor utama penyebab pergaulan bebas pada remaja menurut Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penyebab Pergaulan Bebas di Usia Remaja

1. Tingkat Pendidikan Keluarga Minim

Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak yang jadi gerbang utama sebelum anak masuk pada masa pendidikan formal.

Penyebab pergaulan bebas dan kenakalan remaja disebabkan karena minimnya tingkat pendidikan di lingkungan keluarga membuat remaja mudah terpengaruh pergaulan bebas.

Pendidikan yang penting diberikan dalam pengawasan ruang lingkup keluarga bisa dimulai dari pembelajaran mengenai moral dan agama.

Sebagai orang tua juga dituntut memiliki fungsi pengawasan yang baik untuk menjaga perkembangan anak.

Jangan biarkan pengajaran dilakukan hanya disekolah tetapi juga dilakukan di dalam rumah.

2. Broken Home

Broken home sering disinyalir menjadi penyebab pergaulan bebas saat remaja, anak dengan keluarga tidak harmonis cenderung akan kesulitan untuk mengelola perasaan mereka.

Melihat orang tua bertengkar akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak di masa depan saat mereka dewasa.

Kondisi broken home membuat anak-anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tua.

Hal tersebut menyebabkan anak mencoba mencari pelarian, salah satunya yakni pergaulan bebas.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

3. Ekonomi Keluarga

Ekonomi keluarga juga menjadi penyebab pergaulan bebas.

Keluarga yang kurang berkecukupan secara ekonomi berisiko membuat remaja putus sekolah.

Akibatnya, kurang ilmu dan pendidikan membuat remaja tanpa sadar terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena mengaggap pendidikan bukanlah hal yang utama.

Contoh nyatanya adalah bagaimana remaja Citayam yang viral karena Citayam Fashion Week menolak bantuan pendidikan untuk melanjutkan sekolah mereka yang terputus dan lebih memilih fokus untuk “membuat content”.

Hal yang mereka lupakan adalah bahwa sesuatu yang viral tidak akan selamanya dan akan terus berganti dengan hal-hal viral lainnya.

4. Kondisi Lingkungan

Lingkungan tempat pergaulan remaja akan mempengaruhi karakter dan perilaku seseorang. Jadi, perhatikanlah lingkungan bergaul.

Jaga anak-anak yang sudah menginjak usia remaja dari pengaruh buruk lingkungan pertemanan yang kurang berdampak positif, karena karakter bisa terbentuk juga dari aktivitas bersama orang-orang sekitar.

5. Penyalahgunaan Internet

Seperti yang sudah bahas di awal, kini sulit untuk menjauhkan internet dari anak usia berapapun.

Bahkan beberapa orang tua membiarkan anak balita mereka untuk menonton animasi di smartphone dengan dalih agar anak diam dan tidak rewel.

Tentu internet adalah hal baik yang bisa menghubungkan kita pada dunia bukan hanya di Indonesia tapi hingga mancanegara.

Tapi, menggunakan internet secara berlebihan, dan tanpa pengawasan tentu akan berbahaya bagi para remaja yang masih kesulitan untuk membedakan mana hal baik atau buruk yang berseliweran di internet.

Selain internet hal paling penting dari perkembangan remaja agar mereka tidak terpengaruh pada pergaulan bebas adalah pengawasan dari keluarga khususnya orangtua.

Mengingat pada masa remaja, anak-anak cenderung mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif.

Mereka masih kesulitan untuk memfilter mana hal baik atau buruh, dan cenderung mengikuti tren tanpa berpikir risiko kedepannya.

Agar orangtua atau guru bisa lebih peka dengan pola pergaulan remaja masa kini, buku Psikologi Perkembangan Anak karya Maya S bisa jadi bahan referensi agar kamu bisa semakin mengenal perkembangan psikologis anak sesuai usianya.

Dalam buku ini diberikan cara mengamati kepribadian dan pola asuh yang tepat agar anak dapat tumbuh dengan psikologis yang baik.

Kamu bisa mendapatkan buku ini dengan memesannya di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Promo Diskon Promo Diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com