Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Rekomendasi Pendakian Gunung Tertinggi di Indonesia, Kamu Sudah Pernah?

Kompas.com, 14 September 2022, 11:30 WIB
rekomendasi pendakian gunung tertinggi di Indonesia Sumber: superlive.id rekomendasi pendakian gunung tertinggi di Indonesia
Rujukan artikel ini:
Selayang Pandang Gunung Api dan…
Pengarang: Riki Irfan
|
Editor Rahmad

Indonesia dikenal dengan negara yang mempunyai banyak gunung. Selain itu, Indonesia juga diketahui sebagai negara ketiga yang mempunyai gunung berapi terbanyak di dunia.

Berdasarkan pada data Magma Indonesia, saat ini jumlah gunung berapi yang aktif di Indonesia mencapai 127 gunung. Berbagai gunung tersebut tersebar dari provinsi Aceh hingga Papua.

Bahkan, salah satu gunung di Indonesia termasuk ke dalam daftar 7 gunung tertinggi di dunia. Sederet gunung di Indonesia juga mampu menarik minat para pecinta alam dan para pendaki untuk berkunjung.

Bagi sebagian orang, mendaki gunung ataupun mendaki gunung tertinggi di Indonesia adalah kegiatan yang menantang sekaligus menyenangkan. Jadi, sangat tidak heran kalau banyak orang yang merasa tertantang atau berlomba-lomba untuk mendaki gunung tertinggi di Indonesia.

Mengutip situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, gunung tertinggi di Indonesia telah membawa tanah air sebagai salah satu destinasi sport tourism yang banyak digandrungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Berikut ini adalah daftar gunung tertinggi di Indonesia yang bisa menjadi rekomendasi untuk pendakian. Apa saja itu?

Gunung Tertinggi di Indonesia yang Menjadi Destinasi Pendakian

rekomendasi pendakian gunung tertinggi di Indonesia rekomendasi pendakian gunung tertinggi di Indonesia

1. Puncak Jaya

Gunung Puncak Jaya adalah gunung tertinggi di Indonesia yang memiliki ketinggian 4.888 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung yang terletak di Papua ini menjadi bagian dari pegunungan barisan Sudirman yang dikenal dengan sebutan Jaya Wijaya.

Dikutip dari The 7 Summits Indonesia, bahwa gunung tertinggi di Indonesia adalah sebuah gunung karang dengan salju abadi yang luasnya semakin menyusut seiring dengan adanya pemanasan global.

Puncak Jaya atau dikenal juga dengan Carstensz Pyramid juga dinobatkan sebagai salah satu World Seven Summit. Jalur pendakian untuk mencapai puncak gunung tertinggi di Indonesia ini ada dua, yaitu dari Ilaga dan Sugapa. Pesona gunung ini berhasil menarik para pendaki.

2. Gunung Kerinci

Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatera. Gunung ini memiliki ketinggian 3.805 mdpl. Letaknya berada di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, gunung berapi ini adalah gunung yang masih aktif.

Jalur pendakian untuk mencapai gunung Kerinci hanya satu, yaitu dari Desa Kersik Tuo dekat dengan Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Gunung ini juga menjadi salah satu situs warisan dunia untuk Tropical Rainforest Heritage of Sumatra.

3. Gunung Rinjani

Gunung tertinggi di Indonesia ini terletak di gugusan kepulauan Sunda kecil yang bernama Gunung Rinjani. Gunung ini memiliki ketinggian 3.726 mdpl yang menjadi gunung tertinggi di Indonesia kedua yang masih aktif.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Lokasi gunung ini berada di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, gunung Rinjani mempunyai banyak daya tariknya sendiri, sehingga menjadi incaran bagi para pendaki. Salah satunya adalah danau kaldera yang ada di puncaknya.

Selain itu, gunung ini memiliki Segara Anak yang ada di ketinggian 2.003 mdpl. Suhu harian pada air permukaan Danau Segara Anak adalah berkisar 20-22 derajat celcius. Yang menjadikannya juga salah satu danau panas vulkanik terbesar di dunia.

4. Gunung Semeru

Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Indonesia yang terletak di Pulau Jawa. Gunung ini memiliki ketinggian 3.676 mdpl, letaknya di Jawa Timur di antara wilayah Kabupaten Malang dan Lumajang.

Gunung ini dikenal juga dengan nama Gunung Mahameru dan berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Karakteristik dari medannya bervariasi, mulai dari padang savana, hutan cemara, rumput, sampai danau di ketinggian.

Gunung Semeru menjadi salah satu gunung yang menjadi favorit para pendaki dan biasanya ramai didaki pada saat musim liburan.

5. Gunung Latimojong

Gunung tertinggi di Indonesia selanjutnya adalah gunung yang terletak di Pulau Sulawesi. Puncak tertingginya bernama Rante Mario yang memiliki ketinggian 3.430 mdpl.

Gunung ini bukan gunung berapi, tapi jajaran pegunungan dengan beberapa puncak. Gunung ini tepatnya berada di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Normalnya, akses rute pendakian berawal dari Desa Karangan.

Sedangkan puncak tertinggi keduanya adalah Nenek Mori dan juga menjadi puncak kedua tertinggi di Pulau Sulawesi.

Itulah beberapa gunung tertinggi di Indonesia yang biasa dijadikan pendakian oleh para pendaki atau pecinta alam. Untuk kamu yang tertarik tentang gunung tertinggi beserta gunung api, kamu bisa membaca buku Selayang Pandang Gunung Api dan Energi Panas Bumi. Buku ini tersusun atas 9 bab yang dimulai dari definisi gunung api, hubungan tektonisme dan vulkanisme dengan panas bumi.

Tidak hanya seputar pegunungan, buku ini juga membahas parameter penunjang panas bumi. Sehingga bisa menambah wawasan tentang panas bumi dan potensinya yang harus dikembangkan untuk kepentingan masyarakat Indonesia.

Buku ini bisa segera kamu dapatkan di https://www.gramedia.com/

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Inner Child dalam Psikologi: Pengertian, Dampak, dan Cara Menyembuhkannya

Inner Child dalam Psikologi: Pengertian, Dampak, dan Cara Menyembuhkannya

buku
Apakah Air Mawar Bisa Dijadikan Toner yang Efektif?

Apakah Air Mawar Bisa Dijadikan Toner yang Efektif?

buku
Cara Menerapkan Let Them Theory: Panduan Komprehensif untuk Hidup yang Lebih Tenang

Cara Menerapkan Let Them Theory: Panduan Komprehensif untuk Hidup yang Lebih Tenang

buku
Gaya Kepemimpinan Demokratis: Contoh, Karakteristik, Kelebihan dan Kekurangannya

Gaya Kepemimpinan Demokratis: Contoh, Karakteristik, Kelebihan dan Kekurangannya

buku
5 Hewan Langka yang Sudah Punah dan Faktor Penyebab Kepunahannya

5 Hewan Langka yang Sudah Punah dan Faktor Penyebab Kepunahannya

buku
Arti Purnawirawan dan Cara Penulisan Gelar Purnawirawan

Arti Purnawirawan dan Cara Penulisan Gelar Purnawirawan

buku
Fahd Pahdepie Luncurkan 2045 Hz, Buku tentang Frekuensi dan Arah Masa Depan Bangsa

Fahd Pahdepie Luncurkan 2045 Hz, Buku tentang Frekuensi dan Arah Masa Depan Bangsa

buku
Gejala Anxiety Disorder yang Perlu Diwaspadai

Gejala Anxiety Disorder yang Perlu Diwaspadai

buku
Apa Itu Batasan Diri? Kenali agar Hidup Lebih Tenang dan Bahagia

Apa Itu Batasan Diri? Kenali agar Hidup Lebih Tenang dan Bahagia

buku
10 Fakta Unik Burung Elang Bondol, Sang Maskot Kota Jakarta

10 Fakta Unik Burung Elang Bondol, Sang Maskot Kota Jakarta

buku
Bangun Bisnis Lebih Santai lewat Peluncuran Buku

Bangun Bisnis Lebih Santai lewat Peluncuran Buku "Bangun Bisnis Bareng AI"

buku
Mengapa Kita Harus Berpikir Positif: Manfaat dan Cara Mengubah Pola Pikir Negatif

Mengapa Kita Harus Berpikir Positif: Manfaat dan Cara Mengubah Pola Pikir Negatif

buku
10 Hewan Paling Langka di Dunia, Ada Badak Jawa hingga Leopard

10 Hewan Paling Langka di Dunia, Ada Badak Jawa hingga Leopard

buku
Rahasia Komunikasi Interpersonal yang Bikin Hubungan Makin Lancar

Rahasia Komunikasi Interpersonal yang Bikin Hubungan Makin Lancar

buku
Gift Mawar TikTok Berapa Rupiah? Yuk, Cari Tahu!

Gift Mawar TikTok Berapa Rupiah? Yuk, Cari Tahu!

buku
Apakah Air Mawar Bisa Dijadikan Micellar Water? Berikut Penjelasannya

Apakah Air Mawar Bisa Dijadikan Micellar Water? Berikut Penjelasannya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau