Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata-Kata Sakit Hati Sama Mertua

Kompas.com - 11/09/2022, 09:00 WIB
Kata-Kata Sakih Hati Sama Mertua Sumber Gambar: Freepik.com Kata-Kata Sakih Hati Sama Mertua
Rujukan artikel ini:
Disayang Mertua, Mesra Dengan Menantu,…
Pengarang: Indah Hanaco Dan Ari…
Penulis Hana Sjafei
|
Editor Ratih Widiastuty

Selama ini mungkin kamu sering mendengar adanya hubungan menantu-mertua yang tidak berjalan baik.

Mertua dan menantu seringkali terlibat cekcok atau konflik, yang bisa memengaruhi hubungan kita dengan pasangan.

Ditambah, ada juga mertua yang memiliki kebiasaan buruk hingga seringkali membicarakan menantu di belakangnya.

Kelakuan buruk mertua ini tak ayal membuat sakit hati menantu.

Meski demikian, sang menantu mungkin tidak bisa membalas perbuatan buruk itu karena menghormatinya.

Menantu mungkin hanya bisa memendam emosinya seorang diri, hingga lambat laun menjadi sakit hati sama mertua.

Berikut kami beberapa kata-kata sakit hati sama mertua yang mungkin menggambarkan perasaan emosional tersebut:

  • Jangan menjadi egois. Kau akan kehilangan segalanya bila terus seperti ini.
  • Hidup itu harus saling berbagi, jangan egois dan menang sendiri.
  • Jangan berharap akan ada orang yang rela menyeberangi samudera untukmu, sedangkan kamu saja tidak mau melompati kubangan air demi mereka.
  • Kita tidak akan pernah mendapatkan hasil yang benar dari sifat egois. Justru egois bisa bisa membawa kita menjadi seseorang yang selalu berpikiran negatif.
  • Mertuaku, janganlah kalian sibuk membandingkan, kami membutuhkan kasih sayang kalian seutuhnya.
  • Apabila kamu tidak ingin ditinggalkan dan dibenci banyak orang, janganlah sekali-kali menjadi seseorang yang egois.
  • Jangan maunya egois, tapi saling mengerti. Jangan maunya menang sendiri, tapi saling introspeksi.
  • Kalau mau hubungan langgeng, cobalah untuk tidak egois. Waktuku tidak hanya buat kamu, dan aku masih punya banyak kesibukan.
  • Sepi mengajarkan kita tentang arti kebersamaan. Bersama mengajarkan kita tentang arti saling menghargai.
  • Perlakukanlah orang sebagaimana kamu memperlakukan diri sendiri. Kita sama-sama manusia yang memang saling menghargai.

Penyebab Hubungan Menantu Mertua Tak Akur

Melansir Reuters, terdapat beberapa penyebab hubungan menantu dan mertua tidak akur.

1. Tinggal Satu Rumah

Mertua perempuan seringkali merasa anak laki-lakinya adalah miliknya, sehingga dia bisa mengatur kehidupan anak laki-lakinya saat mereka tinggal satu rumah.

Sementara itu, menantu perempuan merasa mertua terlalu ikut campur kehidupan rumah tangganya.

Kondisi seperti itu bisa menimbulkan hubungan menantu mertua yang tidak akur.

2. Beda Gaya Hidup

Adanya perbedaan gaya hidup antara menantu dan mertua bisa disebabkan karena perbedaan suku, bahasa, maupun tempat tinggal.

Untuk itu, penting bagi calon menantu untuk mengenal tipe keluarga pasangan terlebih dahulu.

Perbedaan gaya hidup di sini misalnya menantu yang sudah terbiasa hidup serba mewah, sementara mertua hidup dalam kondisi sederhana.

Sehingga hal apapun yang dilakukan sang menantu, seperti membelikan barang mahal akan dianggap boros.

3. Mertua Ikut Campur

Pada beberapa kasus terdapat permasalahan mertua yang seringkali mencampuri atau mengintervensi rumah tangga sang anak.

Kondisi tersebut bisa memicu konflik karena menantu telah merasa mertua sudah bersikap di luar batas.

Mertua yang seperti itu biasanya hanya mau melihat anaknya hidup bahagia.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sayangnya, cara yang dilakukan cenderung salah dan menimbulkan kesalahpahaman.

4. Menantu Tidak Hormat pada Mertua

Mungkin sebagian menantu perempuan merasa tidak bisa berhubungan baik dengan mertua perempuannya.

Hal ini yang membuat mereka terkesan bersikap tidak hormat dan tidak memperlakukan mertua sebagaimana layaknya ia menghormati orangtua sendiri.

Untuk itu, menantu sebaiknya perlu menghindari sikap di atas agar hubungan dengan mertua tetap harmonis.

Menantu setidaknya harus menghormati mertua sebagaimana menghormati orangtua sendiri meski ada sejumlah perbedaan.

Adanya perbedaan pola pikir dan karakter antara mertua dan menantu memang hal yang seringkali terjadi.

Apabila hal tersebut menjadi masalahnya, maka keduanya perlu memahami perbedaan tersebut dan beradaptasi dengan gaya hidup masing-masing.

Hal ini dilakukan setidaknya agar hubungan menantu dan mertua tetap berjalan baik

5. Mertua Belum Siap Melepas Anaknya

Mertua perempuan biasanya lebih sulit melepas anak laki-lakinya untuk menikah dengan wanita idamannya.

Hal ini lantaran mertua perempuan khawatir anaknya akan melupakan dirinya dan lebih memprioritaskan keluarganya.

Rasa ketakutan itu seringkali menghantui mertua perempuan, sehingga bisa memengaruhi penilaiannya terhadap menantunya.

Untuk itu, calon menantu setidaknya perlu mengenal mertua dengan baik terlebih dahulu sebelum menikah.

Calon menantu sebaiknya meyakinkan mertua bahwa anaknya tetap menyayangi orangtuanya meski memutuskan menikah dengan orang lain.

Ingin mengetahui lebih banyak tentang hubungan menantu dan mertua? Kamu bisa membaca buku Disayang Mertua, Mesra Dengan Menantu, Mesra Dalam Keluarga (BP) karya Indah Hanaco dan Ari Wulandari.

Buku ini membahas tentang cara menghadapi hubungan yang sulit dengan mertua maupun ipar-iparnya.

Tertarik mengoleksinya? Segera check out di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Promo Diskon Promo Diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau