Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Sebutan Ibu dalam Bahasa Bali, Jangan Salah Ya!

Kompas.com - 02/08/2022, 16:00 WIB
Bahasa Balinya Ibu Sumber Gambar: Freepik.com Bahasa Balinya Ibu
Rujukan artikel ini:
Herbal Bali, Khasiat dan Ramuan…
Pengarang: Ari Wulandari, Ibunda Suparni
Penulis Hana Sjafei
|
Editor Almira Rahma Natasya

Terdapat beragam sebutan ibu dalam bahasa daerah, termasuk dalam bahasa Bali.

Melansir laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), tentunya bahasa Bali berasal dari Pulau Dewata tersebut.

Bahasa Bali ini juga seringkali digunakan di beberapa wilayah lain, contohnya Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, dan Lampung.

Tak hanya itu, masyarakat Kalimantan Tengah juga seringkali menggunakan Bahasa Bali.

Hal ini lantaran mereka merupakan transmigran yang berasal dari Bali.

Bahasa Bali terdiri dari dua dialek, yakni dialek Bali Aga atau Bali Mula dan dialek Bali Dataran.

Dialeg Bali Aga biasanya ditutukan penduduk Bali di kawasan dataran tinggi, sementara dialek Bali Dataran dituturkan penduduk yang di daerah dataran rendah.

Bahasa Bali sebagai Bahasa Ibu

Bahasa Bali diyakini memiliki kekuatan sebagai bahasa yang pertama kali dikenal oleh anak atau bahasa ibu.

Hal ini turut didukung oleh kebijakan Pemerintah Daerah Bali yang memasukkan bahasa Bali sebagai muatan lokal dalam pendidikan.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, I Wayan Tama menjelaskan, bahasa Bali sebagai bahasa ibu tidak akan punah karena bahasa ini masih digunakan oleh banyak orang.

“Memang ada perubahan atau pergeseran dalam penggunaan bahasa Bali dalam dasawarsa terakhir, tetapi hal itu justru merupakan pengembangan, yakni penyesuaian atau luar Bali ke dalam bahasa Bali,” ujar Tama dilansir dari Penelitian I. Kadek Mustika Tahun 2018.

Tingkatan Bahasa Bali

Seperti bahasa daerah lainnya, bahasa Bali mempunyai empat tingkatan bahasa atau kruna.

Melansir laman resmi Kemendikbud, tingkatannya dari mulai kruna kasar, andap, mider, dan kruna alus.

Kruna kasar sering digunakan untuk mengumpat, lalu andap digunakan untuk percakapan dengan teman sebaya.

Selanjutnya, kruna mider merupakan bentuk kalimat netral, dan kruna alus digunakan saat berbincang dengan orang tua, pemuka agama, maupun pejabat.

Berdasarkan Kamus Bali-Indonesia Edisi Ketiga, Balai Bahasa Bali menjelaskan empat tingkatan bahasa Bali.

Tingkatan itu di antaranya kasar, alus singgih, alur sor, dan alus mider.

Sebenarnya beberapa kosakata itu memiliki tingkatan kruna.

Meski demikian, ada juga yang tidak mempunyai kruna.

Bahasa Balinya Ibu

Dengan beragam tingkatan itu, lantas apa bahasa Bali untuk menyebut ibu itu apa?

Kamu bisa menyapa ibu dengan sebutan Meme (khusus untuk kasta sudra) dan Biang (khusus untuk kasta bangsawan).

Apabila kamu kesulitan mengidentifikasi kasta keluarga kerabatmu, sebaiknya kamu menyebutnya ibu saja.

Sapaan ibu merupakan lumrah dan aman yang bisa kamu gunakan.

Selain sebutan ibu, sebenarnya terdapat beberapa sebutan anggota keluarga lainnya menggunakan bahasa Bali.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sebutan Anggota Keluarga dalam Bahasa Bali

1. Bapa

Bapa menjadi sapaan yang lumrah untuk seorang ayah atau lelaki yang dituakan.

Sapaan Bapa tepat kamu gunakan kepada keluarga berkasta sudra.

Meski demikian, jika keluarga teman kamu berkasta bangsawan maka beda lagi penyebutannya.

Kamu bisa menyebutnya Aji/Ajung.

2. Bli/Wi

Pasti kamu sudah sering mendengar sapaan Bli ketika pergi ke Bali bukan?

Nah, ternyata sapaan Bli ini berlaku untuk menyapa lelaki yang lebih tua dari kita, lho.

Tak hanya itu, sapaan Bli juga berlaku untuk kasta sudra.

Sementara, sapaan Wi bisa digunakan untuk menyapa lelaki lebih tua dari kita yang berasal dari kasta bangsawan.

Meski demikian, sapaan Bli dan Wi saat ini sudah membaur seiring perkembangan zaman modern.

Jadi, apabila kamu bertemu orang asing lalu menyapanya sebagai Bli juga tidak masalah, kok.

3. Embok

Embok bisa digunakan untuk menyapa wanita yang lebih tua dari kita.

Beda dengan Bli dan Wi, Embok bisa digunakan untuk penyebutan wanita dari semua kasta.

Jadi, tenang saja apabila kamu ingin menggunakannya saat plesiran ke Bali.

4. Bibik

Penyebutan tante atau bibi dalam bahasa Bali tidak jauh berbeda dari bahasa Indonesia.

Meski demikian, saudara wanita yang lebih tua dari orang tua kita seringkali disebut juga dengan Iwa (kadang Iwa Luh).

Lalu untuk wanita yang usianya lebih muda dari orang tua biasanya dipanggil Me Nik (Meme cenik) atau Minik.

Kedua sebutan tersebut digunakan untuk kasta sudra, sementara kasta bangsawan umumnya menggunakan istilah Bibik.

Ingin belajar lebih banyak mengenai seluk beluk Bali? Kamu bisa membaca buku Herbal Bali, Khasiat dan Ramuan Tradisional Asli dari Bali karya Ibunda Suparni dan Ari Wulandari.

Menariknya, buku ini membahas ramuan-ramuan herbal dari tanaman-tanaman obat yang dikenal populer sebagai tanaman obat asli Bali.

Di dalam buku ini, terdapat beberapa nama tanaman yang sengaja tetap ditulis dalam nama lokalnya karena memang tidak populer dalam bahasa Indonesia.

Tanaman-tanaman ini dikenal mampu memberikan khasiat terbaik untuk tubuh dan pengobatan lainnya.

Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai tanaman herbal dari Bali, kamu bisa membeli buku ini hanya di Gramedia.com atau membaca versi e-booknya di Gramedia Digital.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau