Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Siapa Saja Istri Soekarno dan Kisah Cintanya

Kompas.com - 21/08/2022, 18:00 WIB
Istri Soekarno Ada Berapa Sumber Gambar: Canva Istri Soekarno Ada Berapa
Rujukan artikel ini:
Soekarno: Sebuah Biografi
Pengarang: Adji Nugroho S.ip
Penulis Renny Novita
|
Editor Ratih Widiastuty

Bung Karno yang merupakan nama panggilan Soekarno adalah presiden pertama Indonesia, yang selain menjadi pemimpin besar bangsa ini, juga terkenal mempunyai kharisma yang tinggi.

Soekarno merupakan putra pertama dari Raden Soekemi Sosrodihardjo, putra seorang tokoh alim ulama terkenal golongan ningrat rendah dan Ida Ayu Nyoman Rai Serimben, putri keluarga golongan elite dari banjar atau dusun kecil Bale Agung di Buleleng.

Kisah asmara Soekarno dimulai ketika dia meneruskan sekolah HBS di Surabaya, tepatnya ketika dia menumpang kos di rumah Raden Haji Oemar Said Tjokroaminoto.

Mungkin banyak dari kalian yang hanya mengetahui jika istri Pak Soekarno adalah Ibu Fatmawati.

Namun, sebenarnya Soekarno memiliki beberapa istri dengan berbagai kisah cintanya.

Penasaran ada berapa istri dari Pak Soekarno? Simak penjabarannya berikut ini.

Mengenal Istri-Istri dari Pak Soekarno

1. Siti Oetari Tjokroaminoto

Siti Oetari Tjokroaminoto merupakan putri dari Tjokroaminoto.

Tidak diketahui kapan tepatnya Soekarno membuat ikatan dengan Oetari, mereka menikah dengan cara kawin gantung.

Hanya saja di dalam buku Soekarno, Sebuah Biografi, disebutkan bahwa Tjokroaminoto sudah menjadi mertuanya ketika Soekarno mendaftar untuk studi insinyur di Sekolah Tinggi Teknik (sekarang ITB) pada tahun 1920.

Soekarno sendiri sudah menganggap Oetari seperti adik sendiri yang saat itu berusia 16 tahun.

Perkawinan ini dibatalkan pada Desember 1922, setelah Soekarno menjalin hubungan kasih dengan ibu kosnya yang cantik dan berusia 15 tahun lebih tua dari dirinya.

2. Inggit Garnasih (1923-1943)

Inggit Garnasih merupakan ibu kos saat Soekarno menempuh pendidikan di Bandung.

Pada tahun 1923, Soekarno yang berusia 22 tahun menikahi Ibu Inggit yang berusia 37 tahun dan pernikahan ini berlangsung sampai tahun 1943.

Ibu Inggit menemani Soekarno selama di rumah pengasingan di Ende.

Pernikahan mereka berakhir karena Ibu Inggit tidak mau dimadu ketika Soekarno memutuskan untuk menikahi Fatmawati.

Dari pernikahanya ini, Soekarno memiliki satu putri angkat yaitu Ratna Djuami.

3. Fatmawati (1943-1955)

Saat masa pembuangannya di Bengkulu, Soekarno bertemu dengan Fatmawati, seorang anak tokoh Muhammadiyah.

Pada 22 Agustus 1943, Soekarno menikahi Fatmawati, yang memiliki nama asli Fatimah.

Fatmawati saat itu berusia 20 tahun, sementara Soekarno berusia 42 tahun.

Selama masa pendudukan Kota Jakarta, Fatmawati menjadi istri Soekarno yang ketiga, dan melahirkan kelima orang anaknya, yaitu Muhammad Guntur Soekarno Putra, Megawati Soekarno Putri, Rachmawati Soekarno Putri, Sukmawati Soekarno Putri, dan Guruh Soekarno Putra.

Dua hari setelah Fatmawati melahirkan Guruh Soekarno Putra, Soekarno meminta izin untuk menikahi Hartini.

4. Hartini (1955-1970)

Hartini yang saat itu berusia 29 tahun, merupakan janda lima orang anak yang dinikahi Soekarno.

Hartini mempunyai peran penting dalam menjalin hubungan baik antara Indonesia dengan Amerika Serikat.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Menurut buku Soekarno, Arsitek Bangsa, Hartini terkenal dengan pikirannya yang kekiri-kirian, dan beliau diangkat menjadi pelindung dari berbagai konferensi internasional yang berinspirasi komunis.

Dari pernikahan dengan Hartini, Soekarno mempunyai dua orang anak, yaitu Bayu Soekarno Putra dan Taufan Soekarno Putra.

Hartini tetap setia mendampingi Soekarno bahkan sampai saat beliau menghembuskan nafasnya terakhir di Wisma Yaso, Jakarta, atau sekarang menjadi Museum Satria Mandala.

5. Kartini Manoppo (1959-1970)

Soekarno mengagumi Kartini Manoppo lewat lukisan Basuki Abdullah.

Pernikahan mereka dilakukan secara diam-diam karena pada waktu itu Soekarno masih mempunyai dua orang istri.

Selain itu, Kartini Manoppo juga berasal dari keluarga yang terpandang dan berpendidikan, sehingga pernikahan mereka ditutup rapat.

Dari pernikahan ini, lahir seorang putra bernama Totok Suryawan Soekarno Putra.

6. Ratna Sari Dewi (1962-1970)

Setelah dua kali kunjungan ke Jepang demi mempererat hubungan ekonomi dengan Indonesia, Soekarno bertemu dengan gadis Jepang bernama Naoko Nemoto yang berusia 19 tahun.

Beliau lalu mulai berkorespondensi dengannya, kemudian mengundangnya untuk datang ke Indonesia.

Pada tanggal 3 Maret 1962 mereka pun akhirnya menikah.

Nama Naoko Nemoto kemudian diganti menjadi Ratna Sari Dewi dan menjadi warga negara Indonesia.

Dari pernikahannya tersebut lahir seorang putri yang diberi nama Karina Kartika Sari Dewi Soekarno.

7. Haryati (1963-1966)

Di tahun 1963, Soekarno menikah dengan Haryati (23 tahun), Sekretaris Kesenian asal Jawa Timur yang sekaligus seorang penari.

Pernikahan mereka hanya berlangsung selama tiga tahun dengan alasan ketidakcocokan dan mereka dikaruniai seorang putri bernama Ayu Gembirowati.

8. Yurike Sanger (1964-1967)

Soekarno bertemu dengan Yurike saat ia masih duduk di bangku SMA kelas 2 saat penyambutan kepresidenan di Jakarta pada tahun 1963.

Mereka kemudian berpacaran dan menikah di tahun 1964 dan bercerai baik-baik di tahun 1967.

9. Heldy Jafar (1967-1967)

Heldy Jafar masih berusia 18 tahun ketika menikahi Soekarno yang saat ini menginjak usia 66 tahun.

Pernikahan ini hanya berlangsung singkat karena kondisi politik Indonesia yang tengah memanas.

Begitulah kisah percintaan Soekarno yang tidak biasa.

Kharismanya yang besar tidak hanya berpengaruh pada sejarah tetapi juga pada perempuan yang pernah dekat dengan beliau.

Bung Karno jelas figur bersejarah. Salah satu kriteria apakah seseorang itu figur sejarah atau bukan adalah ada tidaknya pengaruh yang ditinggalkan dan pengaruh itu berdampak permanen bagi kehidupan bangsa dan negaranya. Bung Karno meninggalkan pengaruh yang permanen itu. Di antaranya perasaan dan kesadaran kebangsaan kita, perasaan dan kesadaran keindonesiaan kita, kesadaran kita sebagai bangsa untuk tidak menjiplak begitu saja dari dunia luar, melainkan menggelutinya secara kritis dan menjadikannya bahan untuk pengembangan Indonesia“(St. Sularto, Syukur Tiada Akhir, Jejak Langkah Jakob Oetama. Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2011).

Buku-buku tentang Soekarno, termasuk salah satunya Soekarno, Sebuah Biografi bisa kamu temukan di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau