Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biji Kedelai Fermentasi ? Simak Proses Reaksi Kimia Pembuatan Tempe

Kompas.com, 16 Juni 2022, 14:30 WIB
Rujukan artikel ini:
Kimia dan Fisik Pangan
Pengarang: Teti Estiasih, Elok Waziiroh
|
Editor Rahmad

Semua orang Indonesia pastinya mengenal salah satu olahan makanan yang terbuat dari kacang kedelai ini, apalagi kalau bukan tahu. Olahan ini sudah sering kita temukan di warung-warung sayur atau abang-abang sayur yang biasa lewat depan rumah. Bahkan, tahu juga bisa kita temukan di warung pecel lele yang ada di pinggir jalan.

Berbicara soal tahu memang tidak bisa dilepaskan dari “temannya”, yaitu tempe. Tempe dan tahu ini terbuat dari bahan yang sama, yaitu kacang kedelai. Oleh karena itu, harga tahu dan tempe akan dipengaruhi oleh harga kacang kedelai itu sendiri. Apabila kacang kedelai sedang mengalami kenaikan harga, maka kemungkinan besar tahu dan tempe harganya akan naik juga, begitu juga sebaliknya.

Banyak orang Indonesia yang menjadikan tahu dan tempe sebagai lauk untuk pagi hari atau malam hari karena harganya yang cukup murah. Meskipun tahu dan tempe harganya terbilang murah, tetapi rasanya tidak kalah nikmat saat diolah menjadi makanan yang lezat. Selain itu, tahu dan tempe ini bisa diolah menjadi berbagai macam hal, mulai dari tumis-tumisan hingga sayur berkuah.

Tahu dan tempe memang terbuat dari bahan yang sama, tetapi cara pembuatan kedua olahan kedelai ini sangat berbeda. Uniknya, tempe ini merupakan hasil dari fermentasi, sehingga mengalami perubahan kimia. Dalam proses fermentasi ini terjadi perubahan senyawa kimia. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa simak artikel ini sampai habis.


Baca juga: Sifat Senyawa Kimia


Fermentasi Tempe

Sebelum membahas lebih jauh tentang fermentasi tempe, sebaiknya mengenal dulu apa itu fermentasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fermentasi adalah penguraian metabolic senyawa organik oleh mikroorganisme yang menghasilkan energi yang ada pada umumnya berlangsung dengan kondisi anaerobic dan dengan pembebasan gas.

Dari pengertian fermentasi tersebut, maka fermentasi tempe dapat terjadi karena adanya penguraian senyawa kimia. Fermentasi tempe dapat terjadi karena adanya ragi yang kemudian tumbuh jamur, sehingga kacang kedelai menjadi lebih padat. Tanpa adanya ragi, maka kacang kedelai tidak bisa tumbuh jamur yang bisa membuat kacang kedelai berubah menjadi tempe.

Jika dijelaskan secara sederhana, fermentasi tempe ini terjadi karena adanya glukosa yang menciptakan etanol berkat adanya fermentasi dengan ragi. Adapun dalam pembuatannya, tempe perlu didiamkan selama 22 sampai 24 dengan tujuan agar jamur tempe bisa tumbuh dengan optimal.

Tempe itu sendiri berbeda dengan tahu yang tidak memiliki pembungkus. Pastinya kamu tahu bahwa pembungkus tempe ada yang berasal dari plastik dan ada juga yang berasal dari daun yang umumnya daun pisah. Meskipun menggunakan bahan pembungkus, tetapi harus ada udaranya karena jamur tempe membutuhkan udara untuk pertumbuhannya.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Manfaat Makan Tempe

Tempe memiliki kaya nutrisi, sehingga dikenal juga sebagai lauk nabati. Setelah membahas fermentasi tempe, maka pembahasan selanjutnya adalah beberapa manfaat dari makan tempe.

1. Dapat Meningkatkan Sel Darah Merah

Tempe dikenal kaya akan kandungan vitamin B12, sehingga dipercaya untuk meningkatkan sel darah merah. Oleh karena itu, tempe sangat cocok dikonsumsi oleh seseorang yang menderita anemia.

2. Dapat Memperbaiki Sel yang Rusak

Sulit untuk kita mengetahui apakah di dalam tubuh ada sel yang rusak atau tidak. Namun, dengan mengonsumsi tempe, maka kita dapat mencegah sel tubuh rusak. Hal ini dikarenakan tempe mengandung banyak protein yang bermanfaat untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak.

3. Mengurangi Risiko Diabetes

Kandungan gula yang ada pada tempe tidak terlalu banyak, sehingga sangat cocok untuk dikonsumsi sebagai makanan pencegah diabetes. Bahkan, tempe bisa menjaga resistensi insulin pada tubuh.

4. Mencegah Masuknya Radikal Bebas

Saat ini radikal bebas mudah datang dari mana saja dan bisa membuat diri kita terserang penyakit. Supaya mengurangi risiko terkena radikal bebas, maka perlu mengonsumsi tempe.


Baca juga: Manfaat Bawang Putih


Meskipun dalam pembuatan tempe terjadi perubahan kimia, tetapi soal rasa tetap tetap nikmat. Selain itu, tempe juga aman untuk dikonsumsi, bahkan bisa memberikan kesehatan pada tubuh kita. Jadi, apakah kamu hari ini sudah makan tempe?

Kenikmatan tahu dan tempe ini bisa dibilang sulit untuk dihilangkan dari lidah orang-orang Indonesia. Tidak menutup kemungkinan kalau kamu adalah salah satu dari banyak orang Indonesia yang suka dengan olahan tahu dan tempe. Resep makanan yang berbahan dasar tempe ini sangatlah beragam dan kamu bisa menemukannya di artikel online, youtube, dan majalah kuliner.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku yang ada di Gramedia dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Inner Child dalam Psikologi: Pengertian, Dampak, dan Cara Menyembuhkannya

Inner Child dalam Psikologi: Pengertian, Dampak, dan Cara Menyembuhkannya

buku
Apakah Air Mawar Bisa Dijadikan Toner yang Efektif?

Apakah Air Mawar Bisa Dijadikan Toner yang Efektif?

buku
Cara Menerapkan Let Them Theory: Panduan Komprehensif untuk Hidup yang Lebih Tenang

Cara Menerapkan Let Them Theory: Panduan Komprehensif untuk Hidup yang Lebih Tenang

buku
Gaya Kepemimpinan Demokratis: Contoh, Karakteristik, Kelebihan dan Kekurangannya

Gaya Kepemimpinan Demokratis: Contoh, Karakteristik, Kelebihan dan Kekurangannya

buku
5 Hewan Langka yang Sudah Punah dan Faktor Penyebab Kepunahannya

5 Hewan Langka yang Sudah Punah dan Faktor Penyebab Kepunahannya

buku
Arti Purnawirawan dan Cara Penulisan Gelar Purnawirawan

Arti Purnawirawan dan Cara Penulisan Gelar Purnawirawan

buku
Fahd Pahdepie Luncurkan 2045 Hz, Buku tentang Frekuensi dan Arah Masa Depan Bangsa

Fahd Pahdepie Luncurkan 2045 Hz, Buku tentang Frekuensi dan Arah Masa Depan Bangsa

buku
Gejala Anxiety Disorder yang Perlu Diwaspadai

Gejala Anxiety Disorder yang Perlu Diwaspadai

buku
Apa Itu Batasan Diri? Kenali agar Hidup Lebih Tenang dan Bahagia

Apa Itu Batasan Diri? Kenali agar Hidup Lebih Tenang dan Bahagia

buku
10 Fakta Unik Burung Elang Bondol, Sang Maskot Kota Jakarta

10 Fakta Unik Burung Elang Bondol, Sang Maskot Kota Jakarta

buku
Bangun Bisnis Lebih Santai lewat Peluncuran Buku

Bangun Bisnis Lebih Santai lewat Peluncuran Buku "Bangun Bisnis Bareng AI"

buku
Mengapa Kita Harus Berpikir Positif: Manfaat dan Cara Mengubah Pola Pikir Negatif

Mengapa Kita Harus Berpikir Positif: Manfaat dan Cara Mengubah Pola Pikir Negatif

buku
10 Hewan Paling Langka di Dunia, Ada Badak Jawa hingga Leopard

10 Hewan Paling Langka di Dunia, Ada Badak Jawa hingga Leopard

buku
Rahasia Komunikasi Interpersonal yang Bikin Hubungan Makin Lancar

Rahasia Komunikasi Interpersonal yang Bikin Hubungan Makin Lancar

buku
Gift Mawar TikTok Berapa Rupiah? Yuk, Cari Tahu!

Gift Mawar TikTok Berapa Rupiah? Yuk, Cari Tahu!

buku
Apakah Air Mawar Bisa Dijadikan Micellar Water? Berikut Penjelasannya

Apakah Air Mawar Bisa Dijadikan Micellar Water? Berikut Penjelasannya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau