Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Psikologi Orang yang Mudah Menangis yang Perlu Kamu Ketahui

Kompas.com - 13/06/2022, 13:00 WIB
Psikologis Orang yang Mudah Menangis Sumber Gambar: Freepik.com Psikologis Orang yang Mudah Menangis
Rujukan artikel ini:
Almond
Pengarang: Sohn Won - Pyung
|
Editor Almira Rahma Natasya

Menangis merupakan salah satu respon alami yang dirasakan oleh tubuh ketika menghadapi kondisi emosional, baik itu sedih, bahagia, ataupun marah.

Seseorang yang mudah menangis sering kali dianggap sebagai orang yang lemah, karena mudah terbawa perasaan emosional hingga mereka menitikkan air mata.

Padahal, masing-masing orang bisa jadi memiliki kadar emosi yang berbeda-beda serta mempunyai beragam cara untuk mengekspresikannya, salah satunya yaitu dengan menangis.

Ternyata ada beberapa fakta psikologi menarik yang bisa digali dari kebiasaan seseorang yang mudah menangis ini.

Agar tidak lagi menganggapnya sebagai sebuah kelemahan atau sebagai suatu hal yang buruk, yuk, cari tahu empat fakta psikologi orang yang mudah menangis berikut ini.


Baca juga: Fakta Psikologi Tentang Cinta


4 Fakta Psikologi Orang yang Mudah Menangis

1. Seorang Pribadi yang Kuat

Ternyata orang yang sering kali dianggap sebagai sosok yang lemah ini justru sebenarnya adalah orang-orang yang kuat, baik secara fisik maupun mental.

Hal ini disebabkan karena menangis diketahui bisa membantu tubuh untuk melepaskan hormon endorfin atau yang juga biasa dikenal sebagai “hormon bahagia”, yang memiliki peranan penting dalam mengurangi rasa sakit yang dirasakan, dan dapat meningkatkan suasana hati agar merasa lebih baik.

Oleh karena itu, seseorang yang sedang menangis akan mengeluarkan seluruh emosi-emosi buruk yang mengganjal agar tidak tertahan di dalam tubuh, sehingga mereka bisa merasa lega dan merasa lebih kuat setelahnya.

Sebaliknya, bila seseorang terus menyangkal emosi negatif yang dirasakannya dengan memaksakan diri untuk selalu bersikap positif dan berusaha menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja, bisa memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental, terutama jika hal ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang.

Memendam perasaan-perasaan negatif bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental yang juga akan merambat pada penurunan kesehatan fisik, hingga mengganggu orang tersebut untuk beraktivitas dengan normal setiap harinya.

2. Memiliki Hati yang Lembut serta Empati yang Besar

Kebiasaan seseorang yang mudah menangis, bisa menunjukkan jika orang tersebut memiliki kepribadian yang lembut dan mudah berempati dengan orang lain.

Mereka cenderung memiliki sensitifitas untuk menempatkan diri di posisi orang lain dan bisa memahami kesulitan yang tengah dialami oleh orang tersebut.

Kepribadian ini membuat mereka yang mudah menangis sebenarnya adalah seorang pendengar yang baik yang tidak akan menghakimi orang-orang yang berkeluh-kesah kepada mereka.

Sebaliknya, seseorang yang memiliki kepribadian ini akan dengan bersahabat menunjukkan rasa empatinya dan berusaha sekuat tenaga untuk bisa membuat orang lain agar merasa lebih baik.

Memiliki seseorang dengan hati yang lembut seperti mereka di sekitar kamu, bisa menjadi keberkahan tersendiri yang patut untuk kamu jaga.

3. Memiliki Kecerdasan Emosional yang Tinggi

Kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi yang dirasakan olehnya atau orang lain di sekitarnya.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa seseorang yang mudah menangis cenderung memiliki empati yang tinggi terhadap orang lain dan mampu menjadi seorang pendengar yang baik.

Hal ini sekaligus juga menunjukkan jika mereka memiliki kecerdasan emosional yang lebih unggul dibandingkan orang lain, yang membuat mereka mudah beradaptasi dan menempatkan diri ketika berada di lingkungan yang baru.

Kecerdasan emosional yang dimiliki oleh orang-orang yang mudah menangis ini juga bisa menggambarkan bahwa mereka mampu mengendalikan serta mengelola emosi dengan baik.

Orang-orang seperti mereka memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk memendam emosi dalam jangka waktu yang lama, hingga suatu saat tiba-tiba meledak karena tidak mampu lagi menahan emosi yang dirasakan.

4. Tidak Takut Menunjukkan Sisi Rapuh yang Dimiliki

Setiap orang pasti memiliki sisi rapuh di dalam dirinya, terutama ketika sedang menghadapi masa-masa sulit, namun tidak semua orang cukup berani untuk menunjukkan sisi tersebut kepada orang lain.

Sebagian orang lebih memilih untuk menyembunyikan sisi rapuh yang dimilikinya karena takut dengan pendapat kurang menyenangkan, yang mungkin diberikan oleh orang lain jika mereka mengetahuinya.

Namun, seseorang yang mudah menangis cenderung tidak peduli terhadap pandangan sosial dan menganggap bahwa menangis merupakan salah satu bentuk respon emosional yang wajar dialami oleh setiap orang, sehingga tidak merasa perlu untuk menyembunyikannya.

Mereka lebih memilih untuk jujur terhadap diri sendiri dengan mengekspresikan perasaannya melalui tangisan dibandingkan harus menutup-nutupinya, demi menghindari stigma buruk yang kerap diberikan oleh masyarakat.

Nah, itulah keempat fakta psikologi terkait orang yang mudah menangis, yang bisa merubah sudut pandang kamu agar tidak lagi menganggap orang-orang seperti mereka sebagai seseorang yang lemah atau cengeng.

Tidak banyak orang yang memahami bahwa menangis merupakan suatu hal yang patut untuk kamu syukuri, karena itu menunjukkan jika kamu masih dapat merasakan berbagai macam emosi dan bisa mengekspresikannya dengan bebas.

Hal inilah yang tidak dapat dirasakan oleh Yunjae, seorang anak laki-laki yang terlahir dengan Alexithymia yang dikisahkan di dalam buku Almond karya penulis asal Korea bernama Sohn Won-Pyung.

Alexithymia merupakan sebuah kondisi mental di mana seseorang kehilangan kemampuan untuk dapat mengungkapkan emosi, yang dalam kasus Yunjae disebabkan karena bagian otak amigdalanya yang tidak berkembang.

Karena kondisinya ini, Yunjae pun tidak pernah merasakan perasaan senang, sedih, marah, kecewa, dan lain-lain, yang membuatnya dikucilkan oleh masyarakat karena dianggap sebagai seseorang yang aneh hingga dijuluki sebagai “monster”.

Hanya ibu dan neneknya lah yang selalu menyayangi Yunjae dan tanpa kenal lelah terus mengajarkannya untuk mengenal berbagai macam emosi yang umum dirasakan oleh setiap manusia.

Namun, terjadi sebuah insiden di malam Natal yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya, yang menyebabkan Yunjae harus kehilangan nenek yang selama ini selalu merawatnya, sedangkan ibunya terbaring koma di rumah sakit.

Kamu bisa mengikuti kisah mengharukan Yunjae ini dengan mendapatkan buku Almond di Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau