Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Buya Hamka Terbaik yang Patut Kamu Baca

Kompas.com - 07/06/2022, 14:05 WIB
Novel Buya Hamka Sumber Gambar: Kompas.com Novel Buya Hamka
Rujukan artikel ini:
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Pengarang: Abdul Malik Karim Amrullah
Penulis Lika Purnama
|
Editor Novia Putri Anindhita

Buya Hamka merupakan nama populer dari Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah.

Beliau merupakan seorang ulama dan sastrawan Indonesia yang sangat terkenal.

Semasa hidupnya dari tahun 1908 – 1981, beliau sempat berkarir sebagai penulis, wartawan, guru, dan juga berkecimpung di dunia politik bersama partai Masyumi.

Buya Hamka adalah seorang putera Minangkabau.

Tak heran bila banyak tulisan-tulisannya mengambil tema atau latar belakang budaya Minang.

Beliau sangat terkenal tak hanya karena karir politiknya yang cemerlang, namun juga karena buku-buku yang ditulisnya selalu memiliki jiwa dan seolah hidup.

Sebagian bukunya terinspirasi dari petualangannya yang mengelilingi beberapa tempat sendirian.

Novel – Novel Terbaik Karya Buya Hamka

1. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Novel ini menceritakan kisah hidup pilu seorang yatim piatu yang terbuang bernama Zainuddin.

Zainuddin jatuh cinta kepada Hayati, si gadis cantik puteri Minang Kabau yang ditemuinya di desa Batipuh.

Namun Zainuddin yang berdarah Minang Kabau dari ayahnya, tidak bisa diterima dengan baik oleh masyarakat di Batipuh, sebab ia dianggap anak Bugis keturunan dari ibunya.

Dengan hati yang berat dan patah, Zainuddin pergi ke Padang Panjang untuk belajar ilmu agama sembari menunggu surat-surat dari kekasihnya Hayati.

Namun bukan surat cinta yang didapat, Zainuddin justru menerima kabar bahwa Hayati memilih menerima pinangan lelaki Minang tulen yang kaya raya, abang dari sahabatnya.

Hidup namun tak hidup, Zainuddin kehilangan cahayanya dan menjadi sangat terpuruk.

Demi mengobati luka dan mencoba untuk kembali memulai nasib baru, Zainuddin pergi ke Jakarta dan menjadi seorang penulis lepas.

Tak disangka tulisannya yang menyayat hati mendapatkan sambutan hangat di masyarakat. Begitulah penulis Z semakin tersohor.

Babak baru dalam hidupnya dimulai kembali ketika Zainuddin memutuskan pindah ke surabaya dan mengelola kantor surat kabar yang lebih besar, ia dikenal dengan nama Tuan Shabir.

Tapi Tuhan memang tak nampak ingin membuatnya tenang barang sekejap.

Pujaan hati yang dulu setengah mati berusaha ia lupakan, mendadak muncul bersama suaminya meminta pertolongan.

Dari sini lah kisah hidup Zainuddin semakin pelik dan seperti merobek hati.

Novel terbaik yang juga sudah menjadi film layar lebar ini memang sangat sarat akan makna kehidupan.

Tentang adat istiadat yang terlalu kuat dan membelenggu hingga mengorbankan banyak hal di hidup seseorang.

2. 4 Bulan di Amerika

Pada tahun 1952, Buya Hamka pernah melakukan perjalanan panjang selama empat bulan ke Amerika Serikat.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Tidak seperti novel, buku ini lebih mirip catatan pengembaraan Buya Hamka di Negeri Paman Sam yang ketika itu masih sangat heterogen.

Berlatar dekade pada awal pasca Indonesia merdeka, buku catatan perjalanan ini sangat cocok digunakan sebagai teman berpetualang, sebab banyak sekali hal yang dapat dipelajari, mulai dari persoalan politik, budaya, perkembangan peradaban, kehidupan sosial, hingga masalah agama.

Tidak hanya itu.

Setiap tapak yang beliau pijaki di negeri tersebut diceritakannya dengan gaya yang khas dan sangat menarik.

Banyak buah pikiran Buya Hamka yang tertuang dalam tulisan ini dan masih relevan untuk dibaca lagi meski telah bertahun-tahun terlewati.

3. Merantau ke Deli

Meskipun tidak sepopuler Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Merantau ke Deli juga merupakan novel terbaik Buya Hamka yang mampu meruntuhkan hati pembacanya.

Ini kisah tentang wanita jawa bernama Poniem yang merantau di tanah Deli, Padang.

Poniem yang semula dijanjikan akan dinikahi, namun hanya berakhir sebagai budak dan juga gundik petinggi perkebunan.

Hidupnya terombang-ambing sampai Poniem akhirnya dinikahi oleh pria Minang bernama Leman.

Kehidupan pernikahan Poniem dan Leman berjalan baik hingga empat tahun pertama pernikahan mereka.

Usahanya maju, hubungannya membaik.

Namun lagi-lagi, adat istiadat yang kolot membelenggu mereka berdua.

Poniem yang berasal dari Jawa tak mendapat tempat di antara masyarakat Minang dan terus menerus dianggap orang asing.

Bahkan, tetua adat beserta sanak kerabat dari Leman berusaha menjodohkannya dengan gadis minang tulen.

Mirisnya, Leman pun tertarik dengan salah satu gadis bernama Mariatun, dan menyisakan luka perih di hati Poniem.

Merantau ke Deli merupakan bentuk protes Buya Hamka kepada adat yang begitu kolot dan dianggap tidak relevan lagi.

Buku inijuga menyinggung kehidupan buruh di perkebunan yang tertindas. Apalagi jika buruh tersebut perempuan.

Itulah novel – novel terbaik karya Buya Hamka.

Dapatkan novel-novel terbaik Buya Hamka di Gramedia.com dengan penawaran voucher spesial.

Yuk, beli sekarang juga!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau