Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wibu Bau Bawang, Mitos atau Fakta? Simak Penjelasannya di Sini!

Kompas.com - 27/05/2022, 12:00 WIB
Wibu Bau Bawang Sumber Gambar: Pixabay.com Wibu Bau Bawang
Rujukan artikel ini:
Ghosty's Comic: Wibutopia
Pengarang: R. Fajar Hadria Putra
|
Editor Ratih Widiastuty

“Wibu bau bawang” sering kali menjadi olok-olok bagi orang-orang yang menggemari budaya Jepang.

Wibu merupakan kata serapan dari weeaboo, yang dalam bahasa Inggris berarti orang yang terobsesi dengan budaya Jepang, terutama anime dan manga. Baca selengkapnya cara menjadi wibu.

Bahkan, tak jarang mereka menganggap budaya Jepang lebih superior dari budaya mereka sendiri.

“Wibu bau bawang” pertama kali dikenal ketika Youtuber Indonesia, Ericko Lim, menyebutkannya di sebuah event cosplay.

Menurut Ericko Lim, para wibu terlalu terobsesi dengan budaya Jepang hingga bahkan tak punya waktu untuk mandi.

Hal ini menyebabkan bau tak enak muncul dari tubuh mereka, yang disebut Ericko seperti bau bawang.

Istilah ini menjadi lelucon bagi sebagian besar orang.

Terutama karena apa yang dikatakan Ericko Lim memang benar adanya.

Selain jarang mandi, wibu juga dinilai terlalu fanatik dengan kegiatannya sehingga tidak punya kehidupan sosial yang normal.

Apa saja ciri-ciri wibu lainnya? Berikut penjelasannya.

Ciri-ciri Wibu, Bukan Hanya “Bau Bawang”!

1. Obsesi Berlebih Terhadap Budaya Jepang

Para wibu cenderung mendewakan budaya Jepang.

Tak hanya menikmati produk hiburannya, mereka juga mempelajari kehidupan orang-orang Jepang dan menirunya.

Mulai dari kebiasaan, pakaian, hingga bahasa yang digunakan sehari-hari, para wibu sebisa mungkin meniru orang-orang Jepang.

Hal ini tentu saja kerap kali dipandang aneh oleh orang awam.

Namun, biasanya para wibu memiliki komunitas yang juga berperilaku sama.

Dalam komunitas tersebut, perilaku mereka yang meniru orang Jepang tersebut tentu tidak dipandang aneh.

Acara yang mengusung tema budaya Jepang yang cukup populer di Indonesia adalah event cosplay.

Dalam acara ini, para anime lovers, otaku, dan wibu akan berdandan semirip mungkin dengan karakter anime favorit mereka.

Acara ini biasanya berbentuk festival dengan beragam kegiatan lain seperti penampilan tari dan musik, festival makanan, dan lainnya.

Jika kamu pernah datang di event cosplay, kamu akan menemukan banyak karakter khas wibu yang unik-unik!

Namun, tak bisa dipungkiri, kreativitas para wibu dalam membuat kostum semirip mungkin dengan karakter anime favorit mereka patut diacungi jempol.


Baca juga: Budaya Jepang yang Terkenal


2. Menunjukkan Identitas sebagai Wibu di Media Sosial

Jika kamu melihat media sosial temanmu yang wibu, kamu akan menemukan banyak hal yang merujuk pada anime, manga, atau budaya Jepang secara keseluruhan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Mereka sering membicarakan anime yang sedang tayang, manga yang baru terbit, dan menggunakan istilah-istilah bahasa Jepang, seperti ‘ohayo’, ‘sumimasen’, ‘gomen’, dan lain-lain.

Di Twitter, kamu juga dapat menjumpai orang-orang yang membuat akun khusus untuk membahas anime.

Akun khusus ini disebut animetwt.

Orang yang mengelola akun animetwt memfokuskan isi Twitter-nya khusus untuk membahas anime bersama-sama.

3. Memiliki Pasangan Khayalan, Waifu atau Husbu

Salah satu istilah yang dikenal di dunia wibu adalah waifu dan husbu.

Waifu adalah plesetan dari kata wife atau istri, dan husbu adalah plesetan dari kata husband atau suami.

Waifu dan husbu ini merupakan karakter perempuan atau laki-laki yang difavoritkan oleh seorang wibu, sampai dijadikan pasangan khayalan.

Seorang wibu memperlakukan waifu atau husbunya seperti memperlakukan pasangan di dunia nyata.

Tentu saja, tidak seperti manusia, waifu dan husbu adalah karakter dua dimensi yang tak bisa benar-benar diajak berpacaran di dunia nyata.

Namun, para wibu biasanya merepresentasikan kehadiran waifu atau husbu mereka dengan sekreatif mungkin.

Misalnya, dengan membeli macam-macam merchandise yang bergambar karakter waifu atau husbu mereka tersebut.

Bahkan, mereka juga mengedit foto mereka dengan waifu atau husbu mereka agar terlihat seakan-akan mereka sedang bersama.

Foto-foto yang diedit ini kerap memancing gelak tawa netizen jika disebarkan di media sosial. Hingga muncul sebutan Wibu Nolep.

Walaupun bagi kebanyakan orang sifat mereka aneh, waifu atau husbu bagi para wibu tetap bisa membuat mereka benar-benar kasmaran!

Menyukai sesuatu tidak ada salahnya, namun jika dilakukan secara obsesif dan berlebihan hal ini tentu tidak baik bagi diri kita sendiri.

Istilah “wibu bau bawang” yang populer ini sebenarnya tidak menggambarkan seluruh wibu.

Banyak sekali anime lovers, otaku, dan wibu di Indonesia yang dapat membatasi diri antara dunia nyata dengan hobi.

Pandangan negatif seharusnya tidak serta merta diberikan pada orang yang menyukai anime, karena tidak semua penyukanya fanatik.

Sebuah buku komik karya R. Fajar Hadria Putra, berjudul Ghosty’s Comic: Wibutopia merupakan komik yang bercerita tentang segala hal yang menyangkut tentang wibu.

Mulai dari perilakunya, kebiasaannya, dan juga pembahasan tentang budaya anime Jepang.

Komik ini akan jadi bacaan yang menarik untuk kamu yang baru mulai terjun dalam dunia anime dan Jejepangan.

Komik ini dan buku-buku lainnya bisa kamu dapatkan hanya di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau