Segala macam budaya yang berbau Jepang sepertinya sudah mampu menghipnotis banyak orang di seluruh dunia, dengan berbagai macam jenis pop kultur yang ditawarkan oleh Negeri Matahari Terbit tersebut.
Beberapa contoh pop kultur yang ditawarkan antara lain anime, video game, hingga gaya busana orang Jepang yang selalu menarik perhatian masyarakat dunia.
Kebanyakan orang yang menggemari dan menikmati budaya Jepang ini ialah anak muda, yang rela menguras kocek mereka hanya untuk memenuhi keinginan dalam membeli segala sesuatu yang berbau Jejepangan untuk menjadi koleksi.
Tidak heran jika membludaknya fans budaya Jepang ini memunculkan wibu, atau sebutan yang kerap disematkan pada mereka yang sudah sangat kecanduan dengan berbagai hal berbau Jepang.
Namun, tidak hanya ada istilah wibu saja, tapi akhir-akhir ini juga sering kita dengar sebutan wibu nolep yang disematkan kepada para pencinta kultur Jepang ini.
Istilah ini semakin gencar terdengar tatkala gaya hidup para wibu, namun apa sebetulnya istilah wibu nolep itu sendiri?
Wibu nolep sendiri adalah dua kata yang berbeda, yakni wibu dan nolep.
Wibu merupakan istilah kata yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu “weaboo” yang dikenal juga sebagai wapanese (want to be a Japanese), yang artinya ingin menjadi seperti orang Jepang.
Para wibu ini biasanya terbilang sangat fanatik akan berbagai hal berbau Jepang, mulai dari budaya hingga perilaku. Baca selengkapnya terkait 8 tingkatan wibu.
Jadi, para wibu ini boleh dikatakan sebagai sekelompok individu yang teramat sangat terobsesi dengan segala sesuatu yang berbau Jepang.
Wibu juga biasanya menganggap jika segala sesuatu berbau Jepang adalah hal yang besar dan penting bagi mereka, sehingga tidak heran jika perilaku dan gaya hidup mereka juga sampai meniru orang Jepang.
Sementara nolep sendiri ialah sebuah istilah yang pada mulanya berasal dari kata “No Life” yang jika diartikan adalah tidak memiliki kehidupan.
Di kalangan anak muda, istilah nolep ini bisa dibilang merupakan salah satu bahasa gaul yang diperuntukkan untuk orang-orang yang jarang berkompetisi dan bersosialisasi dengan masyarakat umum.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Biasanya, orang-orang dengan sebutan nolep ini kerap menghabiskan waktu mereka di dalam kamar dan dengan rela mengorbankan waktu bersosialisasi dengan kegiatan yang mereka anggap lebih menyenangkan.
Namun, jangan salah, meskipun tidak bersosialisasi, para nolep ini biasanya merasa nyaman dan bahagia dengan lingkungan kecil mereka.
Jadi, dapat disimpulkan, jika wibu nolep ialah orang-orang yang sangat fanatik terhadap budaya Jepang yang biasanya kerap menghabiskan waktu dengan dunia mereka sendiri tanpa merasa harus atau perlu untuk bersosialisasi.
Mungkin banyak di antara kamu yang masih bingung dengan apa saja sebenarnya ciri-ciri dari seorang wibu nolep? Berikut ciri-ciri seorang wibu nolep.
Enam ciri wibu nolep ini memang terlihat memprihatinkan, tapi jika mereka senang dengan kegiatan tersebut kita pun tidak boleh menghakimi.
Namun, jika menjadi wibu nolep sudah tampak melenceng, baru kita boleh khawatir dengan seseorang yang menyandang nama panggilan ini.
Nah, jika kamu penasaran dengan bacaan dari seorang wibu nolep, komik berikut ini akan menjawab rasa penasaran kamu.
Komik Naruto karya Masashi Kisimoto ini akan menjadi bahan bacaan yang menarik.
Bercerita tentang seorang bocah sebatang kara bernama Naruto yang berusaha untuk menjadi seorang ninja yang kuat dan tangguh.
Untuk mencapai tujuannya tersebut, Naruto harus melewati berbagai halangan dan rintangan yang tidak mudah untuk dihadapi.
Tidak hanya itu, lika-liku perjalanan Naruto juga turut dibarengi dengan persahabatan yang pastinya mampu membawa emosi pembaca untuk turut serta hanyut dalam hubungan tersebut.
Untuk kamu yang ingin membaca dan mengoleksi komik Naruto ini, sudah bisa dipesan dan dibeli di Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.