Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Anime Lover dan Wibu yang Perlu Kamu Ketahui

Kompas.com - 21/05/2022, 12:00 WIB
Perbedaan Anime Lovers dan Wibu Sumber Gambar: Pixabay.com Perbedaan Anime Lovers dan Wibu
Rujukan artikel ini:
Ghostys : Wibu From Home
Pengarang: GHOSTYS
|
Editor Ratih Widiastuty

Istilah anime lover dan wibu tentu sudah sering kamu dengar.

Istilah ini juga sering kamu jumpai di internet.

Kedua istilah ini dikaitkan dengan orang-orang yang menggemari produk hiburan dari Jepang.

Sebenarnya, apakah kedua istilah tersebut merujuk pada arti yang sama?

Yuk, simak penjelasan berikut ini!

Budaya Pop Jepang yang Populer di Indonesia

Budaya pop Jepang adalah produk-produk hiburan yang sarat akan budaya tradisional Jepang yang sudah dimodernisasi.

Produk-produk hiburan ini misalnya adalah lagu, komik atau manga, kartun animasi atau anime, games, dan lainnya.

Di Indonesia, produk-produk ini disukai oleh banyak orang sehingga cepat menjadi populer, terutama manga dan anime.

Tokoh-tokoh yang khas dalam manga dan anime biasanya ditirukan dalam sebuah event bernama cosplay.

Dalam acara ini, penggemar-penggemar anime akan berdandan seperti tokoh-tokoh tertentu dalam manga dan animenya.

Mulai dari kostum sampai makeup dibuat semirip mungkin dengan karakter favorit masing-masing.

Acara ini cukup populer dan banyak diselenggarakan di Indonesia.

Wabah Anime di Indonesia

Anime pertama kali dibuat di Jepang pada tahun 1907 dengan sebuah video yang hanya berdurasi tiga detik.

Kemudian, pada tahun 1917, film bisu anime pertama berdurasi 5 menit diluncurkan dengan judul Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki.

Anime Jepang kemudian berkembang dengan suara dan lagu dari tahun 1927 sampai tahun 1945, di mana anime ini bahkan digunakan sebagai alat propaganda politik saat itu.

Awal kepopuleran anime Jepang terjadi di tahun 1963 ketika Astro Boy karya Osamu Tezuka diluncurkan dan ditayangkan di Amerika.

Sejak saat itu, anime Jepang diproduksi besar-besaran dan semakin mendunia.

Masuknya anime ke Indonesia adalah ketika TVRI pertama kali menayangkan sebuah serial anime dengan 26 episode berjudul Wanpaku Omukashi Kumu Kumu.

Kemudian pada tahun 1990-an, RCTI menayangkan serial Doraemon yang sangat banyak diminati oleh penonton.

Indosiar kemudian menyusul dengan menayangkan serial Dragon Ball di tahun 1995.

Tahun 2000 awal, SCTV turut meramaikan dengan menayangkan serial Samurai X.

Anime lain yang ditayangkan oleh stasiun TV lain misalnya adalah Hamtaro, One Piece, Captain Tsubasa, Detective Conan, dan Naruto Shippuden.

Antusias yang tinggi dari penonton menjadikan anime sebagai tayangan yang dinanti-nanti di televisi.

Penggemar Anime: Anime Lover atau Otaku?

Melalui internet, anime dan manga semakin mudah untuk diakses penggemarnya.

Sesama penggemar anime dan manga kemudian bergabung membentuk komunitas-komunitas yang semakin meningkatkan kesukaan mereka terhadap produk-produk hiburan Jepang ini.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Penyuka anime disebut anime lover atau anime enthusiast.

Anime lover adalah sebutan bagi orang yang menyukai anime dalam batas wajar.

Namun, ada pula orang-orang yang sampai terobsesi dengan anime sampai menekuninya dengan terlalu dalam.

Orang-orang ini disebut otaku.

Sayangnya, di Jepang sendiri, otaku ini sering kali dikonotasikan negatif.

Mereka yang melabeli diri sendiri dengan sebutan otaku adalah orang-orang yang terlalu terobsesi dengan hobinya menikmati anime sehingga sering kali abai dengan lingkungan sekitar.


Baca juga: Genre Anime


Perbedaan Anime Lover dengan Wibu

Setelah mengetahui arti dari anime lover dari penjelasan di atas, lantas apa artinya wibu? Kapan seseorang disebut wibu dan kapan seseorang disebut anime lover? Baca selengkapnya cara menjadi wibu.

Wibu adalah julukan bagi seseorang yang terobsesi dengan budaya Jepang.

Tidak hanya anime dan manga, namun hampir seluruh aspek kehidupan sebagai orang Jepang.

Wibu juga dinilai memiliki kecintaan terhadap Jepang dalam taraf yang tidak sehat.

Biasanya, mereka menghabiskan waktu hanya untuk mendalami budaya-budaya Jepang tersebut.

Kebiasaan wibu ini menjadikan mereka enggan bersosialisasi di dunia nyata dan kerap kali dinilai berperilaku aneh.

Tak jarang mereka juga terlalu mendewakan hal-hal yang berbau Jepang dan tidak peduli dengan kebudayaan sendiri.

Seorang wibu dapat diidentifikasi dengan kesukaan berlebih terhadap produk-produk hiburan Jepang.

Kemudian, seorang wibu juga kerap kali mengganti atau menambahkan namanya dengan bahasa Jepang.

Mereka juga sering berbicara menggunakan bahasa Jepang dan menirukan perilaku orang Jepang.

Tentu saja kecintaan yang fanatik terhadap budaya Jepang ini tidak sehat jika terlalu ditekuni.

Para wibu biasanya kesulitan jika harus berinteraksi dengan orang lain di luar komunitasnya, karena mereka memiliki kebiasaan-kebiasaan yang tak lazim dan sering dianggap aneh.

Mempelajari budaya lain sesungguhnya boleh-boleh saja, selama masih dalam batas wajar.

Perlu diingat bahwa terlalu obsesif terhadap suatu hal akan berdampak buruk bagi diri kita sendiri.

Untuk kamu yang mulai menyukai budaya Jepang secara berlebihan, kamu dapat membaca komik berjudul Wibu From Home karya Ghostys.

Dalam komik ini, kamu akan menjumpai kisah-kisah lucu tentang macam-macam tingkah wibu, yang sekaligus akan menyadarkan kamu untuk bersikap wajar dalam menyukai budaya Jepang.

Kamu bisa mendapatkan buku ini hanya di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau