Siapa yang tak akrab dengan cabai? Si kecil pedas ini sudah menjadi pelengkap makanan yang digemari banyak orang.
Selain karena menambah cita rasa makanan, cabai juga memiliki berbagai macam manfaat untuk tubuh.
Jenis cabai yang paling populer di Indonesia contohnya adalah cabai merah besar, cabai merah keriting, cabai rawit merah, cabai rawit hijau, cabai hijau besar, cabai hijau keriting, cabai gendot, dan cabai katokkon.
Permintaan masyarakat yang tinggi pada cabai menjadikan cabai sebagai komoditi yang sangat diperhatikan dalam pertanian.
Pada bulan Juli 2021, Kementerian Pertanian memperkirakan kebutuhan cabai nasional sebesar 158.855 ton dengan peningkatan setiap tahunnya.
Harga cabai cenderung fluktuatif karena kondisi musim.
Pada saat produksi menurun karena cuaca, permintaan pasar tetap tinggi, sehingga harga cabai melambung naik.
Oleh karena itu, hal ini dapat menjadi peluang bagi Anda untuk melakukan budi daya cabai.
Ketika harga cabai melonjak, Anda akan memiliki pasokan yang dapat dikonsumsi sendiri atau dijual di pasaran.
Cabai yang Anda tanam juga akan selalu memiliki konsumen.
Selain masyarakat yang ingin mengonsumsi untuk dijadikan sambal, juga industri makanan yang membutuhkan cabai untuk berbagai produk makanan pedas.
Satu tanaman cabai dapat menghasilkan sebanyak 1-1,2 kg cabai, dengan modal produksi kurang lebih sebesar Rp15.000.
Dengan panen yang berkali-kali, keuntungan yang Anda dapat juga akan berlipat ganda.
Hal yang harus disiapkan untuk bisnis budi daya cabai adalah lahan, peralatan, teknik penanaman, dan pemasaran.
Tidak perlu lahan yang luas untuk menanam cabai, tumbuhan ini bahkan dapat dibudidayakan di pekarangan rumah, asal terkena sinar matahari dan pengairannya cukup.
Cabai tumbuh dengan baik pada dataran rendah hingga ketinggian 1400 mdpl.
Suhu optimal untuk penanaman cabai adalah 24-28 derajat Celcius, sehingga pada dataran tinggi penanaman cabai akan kurang maksimal.
Jika Anda akan melakukan budi daya ini di rumah, maka peralatan yang Anda perlukan adalah sekop, sendok semen, gunting, sabit, golok, ember, dan peralatan bertanam lainnya.
Penanaman cabai meliputi kegiatan persemaian bibit, persiapan lahan, penanaman, perawatan, dan pemanenan.
Kegiatan ini perlu dilakukan dengan teliti agar membuahkan hasil yang diinginkan.
Cabai dapat dijadikan beragam jenis produk, misalnya, cabai segar, cabai hias, cabai dalam polybag, cabai bubuk, dan cabai kering.
Anda dapat menjadikan cabai menjadi beberapa produk dan menjualnya sesuai permintaan pasar.
Untuk memastikan budi daya cabai berhasil, bibit unggul sangat diperlukan.
Cabai yang bagus berasal dari bibit yang bagus pula.
Ketika memilih bibit, pastikan Anda memilih bibit cabe dari induk yang berkualitas.
Disarankan untuk memilih dari tanaman yang sudah tua, karena memiliki daya tumbuh cepat dan daya cambah yang bagus.
Persemaian bibit cabai dilakukan di polybag.
Media di polybag harus disiapkan sebelumnya, dengan perbandingan tanah dan pupuk sebesar 3:1.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Bibit cabai kemudian direndam air hangat selama satu jam, setelah satu minggu disemai.
Hal ini bertujuan untuk menghilangkan penyakit dan hama yang ada di bibit cabai.
Bibit cabai yang bebas hama akan lebih cepat tumbuh dan berkecambah.
Lahan disiapkan dalam waktu empat minggu sebelum cabai dipindahkan.
Lahan tersebut harus dibersihkan dari tanaman lain, seperti belukar, dan digemburkan dengan pupuk.
Bibit cabai kemudian dipindahkan ke lahan yang sudah siap.
Perbandingan tanah, pupuk, dan sekam di lahan tersebut yaitu 3:2:1.
Pemupukan selanjutnya setelah bibit cabai ditanam dilakukan satu bulan kemudian.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik, pupuk kompos, atau pupuk cair.
Tanaman cabai harus disiram setiap hari karena beresiko mati jika udara terlalu kering atau panas.
Selain disiram, dapat juga menggunakan sistem pengairan agar kebutuhan air tanaman cabai selalu terpenuhi.
Perlu juga dipastikan tidak ada tanaman lain di lahan tersebut yang mengganggu pertumbuhan tanaman cabai.
Cabai siap dipanen kurang lebih 70-75 hari setelah pertama ditanam.
Satu tanaman cabai memiliki masa panen 15-18 kali.
Namun, semakin tua usia tanaman cabai, maka produktivitasnya akan ikut terpengaruh menjadi rendah pula.
Pemetikan cabai sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
Buah cabai yang rasanya pedas biasanya ramping dan isinya padat.
Budi daya cabai tergolong mudah untuk dilakukan.
Dengan modal kecil, Anda bisa mulai menanam cabai di pekarangan rumah Anda.
Untuk Anda yang menggemari rasa pedas, hal ini tentu memudahkan karena cabai segar dapat dipetik sendiri tanpa harus membelinya ke pasar.
Bagi Anda yang tertarik untuk memulai bisnis budi daya cabai ini, Anda dapat mempelajari teknik penanaman cabai dari buku Panduan Lengkap & Praktis Budidaya Cabai Rawit yang Paling Menguntungkan yang ditulis oleh Neti Suriana.
Buku tersebut membahas tentang cara menanam cabai yang praktis dan bisa dilakukan dengan otodidak oleh semua orang.
Selain itu, Anda dapat juga belajar dari buku Budidaya dan Bisnis Cabai Merah dan Hijau karya Yusnu Iman Nurhakim
Buku ini akan memberi Anda wawasan tentang teknik pembudidayaan dan bisnis cabai yang menguntungkan.
Buku ini cocok untuk semua kalangan yang ingin mencoba berbisnis budidaya cabai.
Kedua buku tersebut bisa Anda dapatkan di Gramedia.com.
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.