Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Definisi dari Emotional Burnout Beserta Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 01/03/2022, 16:18 WIB
Sumber Gambar: Antoni Shkraba Production Pexels.com
Rujukan artikel ini:
Mindful is Mind-Less: Seni Beristirahat…
Pengarang: Hendrick Tanuwijaya
Penulis Lika Purnama
|
Editor Almira Rahma Natasya

Emotional burnout diperkenalkan pertama kali pada tahun 1970-an oleh seorang psikolog berkebangsaan Amerika Serikat bernama Herbert Freudenberger.

Herbert menciptakan istilah ini untuk menggambarkan kondisi stres berat pada profesi-profesi seperti dokter dan perawat, yang mengorbankan diri untuk orang lain.

Pada saat itu, tekanan yang dialami profesi sejenis ini sangat berat hingga menimbulkan efek kelelahan lebih dari stres biasanya.

Namun lama waktu berkembang, istilah emotional burnout tidak lagi digunakan untuk profesi tertentu, namun untuk semua orang yang mengalami kondisi emosional tidak baik akibat dari pengaruh tuntutan pekerjaan.

Apa Itu Emotional Burnout?

The Handbook of Stress and Health oleh American Psychological Association mendefinisikan burnout sebagai kelelahan yang luar biasa secara fisik dan emosional.

Penderita emotional burnout dilaporkan sering merasa tidak nyaman, tidak mampu mengatasi pekerjaan, tidak memiliki cukup energi dan motivasi untuk melakukan banyak hal.

Siapapun dapat beresiko mengalami emotional burnout, namun yang paling rentan adalah mereka yang memiliki pekerjaan dengan tuntutan tinggi, misalnya mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir atau orang yang secara tiba-tiba mengalami perubahan besar di hidupnya, seperti kehilangan keluarga atau orang yang dicintai.

Perbedaan Stres dan Emotional Burnout

Meskipun emotional burnout bisa jadi berasal dari stres berat yang dibiarkan berlarut-larut, namun jika dibandingkan, ternyata antara stres dan burnout memiliki karakteristik yang berbeda.

Stres berasal dari banyaknya tekanan sehari-hari yang menuntut terlalu banyak baik dari segi fisik maupun mental.

Tapi, orang yang stres masih bisa sedikit berpikir jernih dengan mengupayakan berbagai solusi agar masalah tersebut selesai, sedangkan penderita burnout tidak.

Menderita burnout berarti lelah secara mental, tanpa motivasi, dan tidak peduli lagi.

Orang yang mengalami burnout juga tampak tidak bisa melihat perubahan positif yang bisa dilakukan untuk mengubah situasi mereka.

Parahnya lagi, tidak semua orang bisa menyadari bahwa dirinya sedang mengalami emotional burnout.

Ciri-Ciri Emotional Burnout

Burnout tidak terjadi dalam semalam.

Gejala dan ciri-cirinya muncul perlahan dan sering diabaikan, namun bisa memburuk seiring waktu.

Beberapa ciri-ciri yang dirasakan penderita burnout adalah:

  1. Merasa sangat kelelahan sepanjang waktu
  2. Sering merasa sakit kepala atau nyeri otot
  3. Terdapat perubahan nafsu makan dan pola tidur
  4. Merasa tidak berdaya, terjebak, dan kalah
  5. Kehilangan motivasi
  6. Pandangan semakin sinis dan negatif
  7. Menurunnya kepuasan dan pencapaian

Selain itu, emotional burnout juga berdampak pada kebiasaan kita sehari-hari, seperti melampiaskan kekesalan pada orang lain, mengisolasi diri, melempar tanggung jawab, menunda-nunda pekerjaan, sering terlambat namun pulang lebih cepat, dan lebih parahnya menggunakan alkohol atau obat-obatan tertentu.

Cara Mengatasi Emotional Burnout

1. Menyadarinya

Tahap paling awal yang harus dilakukan untuk mengatasi emotional burnout adalah dengan menyadarinya.

Permasalahan yang kerap terjadi adalah ketika banyak orang telah lelah secara fisik dan emosional namun masih berpura-pura baik-baik saja dan terus memaksakan diri.

Masalahnya, penyangkalan yang dilakukan terus menerus tidak akan membuat situasi membaik, namun justru membuat semakin parah.

2. Cari Tahu Penyebab dan Ambil Jeda Sementara

Setelah menyadarinya, yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi apa yang menjadi penyebab emotional burnout terjadi, alasannya bisa beragam bisa pula hanya karena satu hal.

Jika apa yang menjadi alasan telah ditemukan, maka ambil jeda dan jauhkan diri sementara dari akar permasalahan tersebut.

Misalnya, jika akar dari burnout adalah tuntutan kerja, maka tak ada salahnya untuk mengambil beberapa hari cuti untuk beristirahat.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Sebab dengan istirahat akan membantu kita memfokuskan lagi tujuan yang ingin dicapai dan membuat otak lebih rileks.

3. Latihan Mindfulness

Mungkin istilah mindfulness telah sering kamu dengar.

Mindfulness diakui secara ilmiah untuk mengurangi stres dan kecemasan, serta dapat menjadi kunci untuk menyeimbangkan emosi kamu yang sedang tidak stabil.

Ada banyak cara untuk berlatih mindfulness, misalnya dengan yoga, relaksasi, latihan pernapasan, berjalan-jalan di alam terbuka, atau melakukan journaling.

Tubuh dan mental yang sudah lelah akan dapat kembali bugar bila rutin melakukan latihan mindfulness dengan tekun.

Selain itu, untuk memperdalam pengetahuanmu tentang mindfulness, kamu juga dapat membaca buku Mindful is Mind-Less: Seni Beristirahat dalam Badai yang ditulis oleh Hendrick Tanuwidjaja.

Buku tersebut akan mengajak kamu untuk sejenak berhenti dari kerumitan hidup.

Ada 34 bab di dalamnya, masing-masing memiliki tema berbeda yang tidak harus kamu baca secara berurutan.

Mulai dari mempertahankan diri untuk hidup, jatuh cinta, harapan, gol, ambisi, hingga cara untuk berhenti mencari-cari alasan untuk sekedar berbahagia, kamu akan menemukannya.

4. Cari Kegiatan Menyenangkan Lain

Setelah lelah dengan tuntutan yang kamu hadapi selama ini, maka kamu dapat menggunakan waktu-waktu istirahat untuk melakukan hal-hal yang kamu rasa menyenangkan.

Misalnya, makan makanan sehat, menghabiskan waktu bersama teman-teman, atau kamu bisa gunakan kesempatan ini untuk tidur dengan nyenyak.

Jika gemar membaca, kamu juga bisa menghabiskan waktu dengan membaca buku.

Naftalia Kusumawardhani pada tahun 2021 menulis buku berjudul Badai Pasti Berlalu - Padamkan Burnoutmu, Bingkai Kembali Bahagiamu.

Buku tersebut berisi banyak kisah-kisah penanganan burnout dari berbagai permasalahan yang pernah ditemui oleh penulis.

Ada yang jenuh dengan pekerjaan saat ini, ada yang merasa terjebak dalam hubungan yang melelahkan, ada yang harus merawat seseorang yang sedang sakit kronis, ada pula yang dianugerahi anak yang berkebutuhan khusus.

Buku tersebut sangat cocok kamu baca untuk dijadikan bahan inspirasi, sehingga kamu dapat menyembuhkan luka dan menggapai harapan lagi.

5. Mencari Solusi

Setelah dirasa cukup mengambil jeda, maka kini saatnya kamu untuk mulai memikirkan solusi agar dapat keluar dari permasalahan burnout ini.

Mungkin awalnya akan terasa berat dan tertekan karena harus memaksa otak bekerja memikirkan caranya, namun kamu tidak sendiri.

Kamu dapat berdiskusi dengan teman-teman, keluarga, maupun pasangan agar mendapatkan solusi yang terbaik.

Itulah definisi, ciri-ciri, dan cara mengatasi emotional burnout.

Pada dasarnya, emotional burnout adalah kondisi yang masih dapat diatasi, tapi jika cara-cara di atas telah dilakukan namun keadaan belum membaik, jangan pernah ragu untuk menghubungi bantuan professional demi mendapatkan penanganan dengan baik.

Semua buku di atas bisa kamu beli dan dapatkan di Gramedia.com. Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian.

Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Dapatkan Diskonnya! Dapatkan Diskonnya!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau