Belajar Katakan "Tidak"
Ada begitu banyak alasan yang mendorong kita untuk selalu berkata “ya” pada permintaan orang lain.
Dalam ranah pekerjaan, sering kali kita beranggapan bahwa makin banyak kita menunaikan tugas dan tanggung jawab, makin produktif diri kita.
Hal ini juga kita terapkan dalam berelasi dengan orang lain; semakin sering kita mengabulkan permohonan orang lain, nilai kita di mata orang tersebut akan semakin tinggi.
Kita bersikap seolah-olah mampu menjadi pahlawan super yang bersedia datang kapan pun untuk menyelamatkan hari.
Awalnya kita begitu menikmatinya, merasa diri sangat dibutuhkan.
Lalu hal-hal yang seharusnya menjadi perhatian utama kita, yakni kesejahteraan diri sendiri, terabaikan.
Kondisi kesehatan fisik menurun.
Stres berat melanda.
Waktu terasa bergulir dengan lambat.
Rasa-rasanya bangun di pagi hari menjadi momok.
Kinerja kita merosot drastis, pun kualitas hubungan kita dengan orang-orang di sekitar.
Kita menjadi bingung menentukan skala prioritas lantaran segalanya dianggap penting untuk diselesaikan.
Kalau begitu, apa yang sebaiknya dilakukan?
Dalam kasus seperti ini, ada dalil tentang nilai dasar Esensialisme: ketika seseorang mengizinkan diri untuk berhenti mencoba mengerjakan semuanya, berhenti menjawab “ya” kepada semua orang, maka ia dapat memberikan kontribusi yang paling tinggi terhadap hal-hal yang sungguh penting.
Berikut adalah tips-tips hidup ala Esensialis agar kamu tidak kewalahan menjalani hidup.
Tips Hidup ala Esensialis
1. Lebih Sedikit, namun Lebih Baik
Menjadi seorang Esensialis bukanlah tentang bagaimana supaya lebih banyak urusan dapat diselesaikan, melainkan tentang bagaimana hal-hal yang tepat dapat diselesaikan.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Esensialisme juga bukan berarti berbuat lebih sedikit hanya supaya yang dikerjakan lebih sedikit.
Esensialisme bicara tentang investasi sebijak mungkin dalam waktu dan energi agar beroperasi di tingkat kontribusi kita yang paling tinggi dengan mengerjakan hanya hal-hal yang esensial.
2. Pencarian Disiplin Atas yang Pokok Saja
Menjadi Esensialis berarti mengizinkan diri berhenti sejenak untuk meninjau hal-hal apa saja yang sungguh penting.
Kita perlu mengatakan “tidak” kepada segalanya yang tidak esensial, serta menghilangkan penghalang untuk memudahkan eksekusi.
3. Menjalani Hidup yang Sungguh Penting
Kita perlu memilih dengan cermat hal-hal yang akan kita lakukan agar hasilnya sesuai harapan.
Dengan demikian, alih-alih merasa tidak berdaya, kita justru merasa memiliki kendali.
Dengan berhasil menuntaskan perkara-perkara esensial, kita akan mendapatkan pengalaman memuaskan karena mendapatkan kemajuan signifikan dalam urusan-urusan yang paling penting.
Inti jalan yang ditempuh seorang Esensialis adalah memberi kendali atas pilihan-pilihan kita sendiri.
Jalan seorang Esensialis adalah jalan menuju tataran-tataran baru untuk mencapai kesuksesan dan penuh makna.
Kita belajar untuk mengerjakan lebih sedikit tetapi lebih baik sehingga kita dapat meraih keuntungan setinggi mungkin pada setiap momen yang berharga dalam hidup.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Esensialisme, kamu dapat menemukannya dalam buku Esensialisme: Pentingkan yang Penting Saja karya Greg McKeown.
Melalui ilustrasi grafik dan penuturan yang nyaman untuk dibaca, penulis menghadirkan sebuah metode untuk menjadi lebih efisien, lebih produktif, dan lebih efektif baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam dunia profesional.
Buku ini menunjukkan bagaimana kamu dapat menjalani hidupmu yang sejati, bukan hidup sesuai harapan orang lain.
Buku Esensialisme: Pentingkan yang Penting Saja akan terbit di awal tahun 2022 ini.
Segera dapatkan di Gramedia.com!
Dapatkan juga gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Langsung klik di sini untuk dapatkan vouchernya.