Memohon Keridaan dan Keberkahan: Sebuah Tindakan Preventif dalam Menghadapi Berbagai Kekhawatiran Hidup

Lihat Foto
Sumber Gambar: Dok. Elex Media Komputindo 
Buku Nota Kontan untuk Tuhan
Rujukan artikel ini:
Nota Kontan Untuk Tuhan
Pengarang: dr. Muhammad Syukri dan…
|
Editor: Puteri

Hari-hari ini, banyak dari kita yang mudah lelah dan cepat gelisah.

Banjirnya informasi yang tidak dibarengi dengan kemampuan menjaga jarak, membuat kita stres dan tidak jarang menyalahkan diri sendiri.

Belum beginilah, belum begitulah, belum punya ini, belum punya itu, belum ke tempat tertentu, dan belum-belum lainnya.

Rasanya seperti terlambat dan tertinggal.

Padahal kalau diingat-ingat, bukankah segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah diatur skenarionya oleh Allah? Kapan waktunya, di mana tempatnya, kepada siapa terjadinya, seperti apa bentuk peristiwanya, bahkan mengapa peristiwa itu harus terjadi, Allah sudah atur semuanya.

Lantas, atas dasar apa kita merasa terlambat dan tertinggal? Benar, atas dasar standar kehidupan orang lain.

Mungkin kalau dulu, pertanyaan-pertanyaan tentang standar kehidupan itu memang sengaja dilontarkan dan akhirnya membuat kita berpikir bahwa hal itu benar dan sudah seharusnya dipenuhi.

Anehnya, di masa sekarang, hanya dengan melihat berbagai hal di sosial media saja, nyatanya sudah bisa membuat kita memikirkan hal yang serupa.

Kalau sudah begini, agaknya pikiran kitalah yang lebih perlu untuk diperbaiki.

Selama ini, kita diajarkan untuk berpikir positif dan berlapang hati dengan segala sesuatu yang telah menjadi ketetapan Allah bagi hidup kita.

Kita diminta untuk bersyukur ketika ketetapan itu sejalan dengan apa yang telah kita rencanakan dan bersabar jika yang terjadi adalah sebaliknya.

Pola pikir ini bagus, tetapi tidak cukup untuk menghindarkan kita dari berbagai macam kekhawatiran dalam hidup.

Sebab, bersyukur dan bersabar baru kita terapkan ketika ketetapan Allah itu telah terjadi–yang tidak jarang, kita dahului dengan kekecewaan, keluh kesah, dan penyesalan.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Jadi, bisa dikatakan, bersyukur dan bersabar adalah tindakan kuratif (pengobatan).

Padahal, sebelum mengambil tindakan kuratif, sudah seyogianya kita terlebih dahulu menerapkan tindakan preventif, yakni berdoa kepada Allah.

Ada sebuah doa yang dipanjatkan oleh Umar bin Abdul Aziz, doa yang mampu membantu kita terhindar dari berbagai kekhawatiran hidup, bahkan sebelum segala ketetapan Allah itu terjadi pada diri kita.

اللَّهُمَّ رَضِّنِي بِقَضَائِكَ وَبَارِكْ لِي فِي قَدَرِكَ حَتَّى لا أُحِبَّ تَعْجِيلَ مَا أَخَّرْتَ وَلا تَأْخِيرَ مَا عَجَّلْت

“Ya Allah, izinkan hamba rida dengan apa yang telah Engkau tetapkan (meski belum terjadi), dan berkahilah hamba di dalam tiap-tiap ketetapan-Mu yang telah terjadi, hingga aku tidak menyukai apabila sesuatu yang Engkau tunda dipercepat, dan apa yang Engkau percepat ditunda.”

Ketika mencermati doa di atas, kita menemukan dua kata kunci, yakni keridaan dan keberkahan.

Kita memohon agar diberikan keridaan atas apa-apa yang telah Allah tetapkan (tetapi belum terjadi) dan keberkahan pada ketetapan Allah yang telah terjadi.

Rida adalah kondisi di mana kita tidak lagi mempertanyakan mengapa sesuatu itu terjadi dan berkah adalah kebaikan yang terus bertambah.

Kisah kaum muslimin yang bergabung dalam baitur ridwan menjadi contoh terbaiknya.

Mereka adalah orang-orang dengan level keridaan tertinggi, yang rela berjanji setia untuk tetap membela Rasulullah saw., dalam situasi yang begitu berat dan pelik.

Keridaan mereka atas ketetapan Allah inilah yang menjadi awal turunnya keberkahan dari-Nya berupa fathu Makkah (kemenangan kaum muslimin atas kota Makkah).

Karenanya, apakah sesuatu itu tampak cepat, hebat, menarik, atau tidak dalam pandangan manusia, itu tidak penting.

Alih-alih gelisah karena merasa terlambat belum melakukan banyak hal, kiranya kita mesti lebih gelisah ketika belum kunjung rida atas segala ketetapan-Nya dan memohon keberkahan dalam setiap aktivitas yang kita jalani.

Dapatkan buku Nota Kontan untuk Tuhan di Gramedia.com.

TAG:

Terkini
Lihat Semua
Jelajahi