Selama ini mungkin kamu sering mendengar adanya hubungan menantu-mertua yang tidak berjalan baik.
Mertua dan menantu seringkali terlibat cekcok atau konflik, yang bisa memengaruhi hubungan kita dengan pasangan.
Ditambah, ada juga mertua yang memiliki kebiasaan buruk hingga seringkali membicarakan menantu di belakangnya.
Kelakuan buruk mertua ini tak ayal membuat sakit hati menantu.
Meski demikian, sang menantu mungkin tidak bisa membalas perbuatan buruk itu karena menghormatinya.
Menantu mungkin hanya bisa memendam emosinya seorang diri, hingga lambat laun menjadi sakit hati sama mertua.
Berikut kami beberapa kata-kata sakit hati sama mertua yang mungkin menggambarkan perasaan emosional tersebut:
- Jangan menjadi egois. Kau akan kehilangan segalanya bila terus seperti ini.
- Hidup itu harus saling berbagi, jangan egois dan menang sendiri.
- Jangan berharap akan ada orang yang rela menyeberangi samudera untukmu, sedangkan kamu saja tidak mau melompati kubangan air demi mereka.
- Kita tidak akan pernah mendapatkan hasil yang benar dari sifat egois. Justru egois bisa bisa membawa kita menjadi seseorang yang selalu berpikiran negatif.
- Mertuaku, janganlah kalian sibuk membandingkan, kami membutuhkan kasih sayang kalian seutuhnya.
- Apabila kamu tidak ingin ditinggalkan dan dibenci banyak orang, janganlah sekali-kali menjadi seseorang yang egois.
- Jangan maunya egois, tapi saling mengerti. Jangan maunya menang sendiri, tapi saling introspeksi.
- Kalau mau hubungan langgeng, cobalah untuk tidak egois. Waktuku tidak hanya buat kamu, dan aku masih punya banyak kesibukan.
- Sepi mengajarkan kita tentang arti kebersamaan. Bersama mengajarkan kita tentang arti saling menghargai.
- Perlakukanlah orang sebagaimana kamu memperlakukan diri sendiri. Kita sama-sama manusia yang memang saling menghargai.
Penyebab Hubungan Menantu Mertua Tak Akur
Melansir Reuters, terdapat beberapa penyebab hubungan menantu dan mertua tidak akur.
1. Tinggal Satu Rumah
Mertua perempuan seringkali merasa anak laki-lakinya adalah miliknya, sehingga dia bisa mengatur kehidupan anak laki-lakinya saat mereka tinggal satu rumah.
Sementara itu, menantu perempuan merasa mertua terlalu ikut campur kehidupan rumah tangganya.
Kondisi seperti itu bisa menimbulkan hubungan menantu mertua yang tidak akur.
2. Beda Gaya Hidup
Adanya perbedaan gaya hidup antara menantu dan mertua bisa disebabkan karena perbedaan suku, bahasa, maupun tempat tinggal.
Untuk itu, penting bagi calon menantu untuk mengenal tipe keluarga pasangan terlebih dahulu.
Perbedaan gaya hidup di sini misalnya menantu yang sudah terbiasa hidup serba mewah, sementara mertua hidup dalam kondisi sederhana.
Sehingga hal apapun yang dilakukan sang menantu, seperti membelikan barang mahal akan dianggap boros.
3. Mertua Ikut Campur
Pada beberapa kasus terdapat permasalahan mertua yang seringkali mencampuri atau mengintervensi rumah tangga sang anak.
Kondisi tersebut bisa memicu konflik karena menantu telah merasa mertua sudah bersikap di luar batas.
Mertua yang seperti itu biasanya hanya mau melihat anaknya hidup bahagia.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Sayangnya, cara yang dilakukan cenderung salah dan menimbulkan kesalahpahaman.
4. Menantu Tidak Hormat pada Mertua
Mungkin sebagian menantu perempuan merasa tidak bisa berhubungan baik dengan mertua perempuannya.
Hal ini yang membuat mereka terkesan bersikap tidak hormat dan tidak memperlakukan mertua sebagaimana layaknya ia menghormati orangtua sendiri.
Untuk itu, menantu sebaiknya perlu menghindari sikap di atas agar hubungan dengan mertua tetap harmonis.
Menantu setidaknya harus menghormati mertua sebagaimana menghormati orangtua sendiri meski ada sejumlah perbedaan.
Adanya perbedaan pola pikir dan karakter antara mertua dan menantu memang hal yang seringkali terjadi.
Apabila hal tersebut menjadi masalahnya, maka keduanya perlu memahami perbedaan tersebut dan beradaptasi dengan gaya hidup masing-masing.
Hal ini dilakukan setidaknya agar hubungan menantu dan mertua tetap berjalan baik
5. Mertua Belum Siap Melepas Anaknya
Mertua perempuan biasanya lebih sulit melepas anak laki-lakinya untuk menikah dengan wanita idamannya.
Hal ini lantaran mertua perempuan khawatir anaknya akan melupakan dirinya dan lebih memprioritaskan keluarganya.
Rasa ketakutan itu seringkali menghantui mertua perempuan, sehingga bisa memengaruhi penilaiannya terhadap menantunya.
Untuk itu, calon menantu setidaknya perlu mengenal mertua dengan baik terlebih dahulu sebelum menikah.
Calon menantu sebaiknya meyakinkan mertua bahwa anaknya tetap menyayangi orangtuanya meski memutuskan menikah dengan orang lain.
Ingin mengetahui lebih banyak tentang hubungan menantu dan mertua? Kamu bisa membaca buku Disayang Mertua, Mesra Dengan Menantu, Mesra Dalam Keluarga (BP) karya Indah Hanaco dan Ari Wulandari.
Buku ini membahas tentang cara menghadapi hubungan yang sulit dengan mertua maupun ipar-iparnya.
Tertarik mengoleksinya? Segera check out di Gramedia.com!
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.