Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Review Buku The Midnight Library yang Mengajarkan Indahnya Kehidupan

Kompas.com - 07/06/2022, 17:29 WIB
Sumber Foto : Canva
Penulis Renny Novita
|
Editor Ratih Widiastuty

Nora Seed tengah mengalami titik terendah dalam hidupnya.

Kesendirian dan kesedihan telah menjadi kawan baiknya belakangan ini.

Nora bukanlah hanya seorang karyawan di toko musik karena kemampuannya jauh dari itu.

Nora yang punya bakat besar di bidang renang, menjauh dari bidang ini sejak kematian ayahnya.

Begitu pula dengan kehebatannya bermusik yang sudah hampir membawa dia dan bandnya ke sebuah kesuksesan besar, namun kandas karena keputusan yang diambilnya.

Bukan saja impiannya yang kandas, tapi juga retaknya hubungan dengan kakak laki-laki satu-satunya yang juga ada di dalam satu band.

Impian dia menjadi Glasiolog juga tidak pernah tercapai dan sahabat yang dia miliki tidak terdengar lagi kabarnya sejak kecewa dengan keputusan Nora untuk tidak pergi bersamanya.

Nora juga memutuskan pertunangan yang sudah lama dia jalani dan sekarang dia hanya sendiri.

Seperti tidak cukup sampai disini, cobaan terus menghampirinya.

Anjing kesayangannya mati dan dia dipecat dari toko musik karena bisnis terancam bangkrut.

Review Buku The Midnight Library

Merasa tidak ada yang baik dalam hidupnya, malam itu dia menuliskan pesan terakhirnya di laman Facebook sebelum memutuskan bunuh diri.

Di luar dugaan Nora, kematian tidak langsung membawanya ke surga maupun neraka.

Kini, Nora berada di tempat persinggahan antara kematian dan kehidupan.

Dia berada di perpustakaan, tempat yang dulu pernah menjadi comfort zone Nora saat sekolah, di mana petugas perpustakaan menemaninya saat dia mendengar berita kematian ayahnya.

Si petugas perpustakaan menerangkan kepada Nora jika Perpustakaan Tengah Malam bukanlah sembarang perpustakaan.

Ribuan bahkan jutaan buku yang ada di sana adalah kisah hidup Nora dengan berbagai macam keputusan yang dia ambil.

Dari sinilah bermula petualangan Nora menjalani setiap keputusan yang seharusnya diambil sebelumnya.

Dia tidak kembali pada saat dia mengambil keputusan, namun berada di masa kini.

Sebuah masa yang sama dengan saat dia bunuh diri namun menjalani kehidupan yang berbeda.

Satu persatu peran dijalani mulai dari keputusan yang paling menghantui dia.

Namun di setiap kehidupan baru yang dipikir akan sempurna, ternyata menyuguhkan cerita dengan misteri yang tidak pernah disangka sebelumnya.

Setelah menjalani beberapa peran, Nora merasa tidak ingin lagi melanjutkan namun perpustakaan tengah malam akan hilang jika hati kecilnya memutuskan untuk tinggal di satu cerita.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Apa yang Nora alami di cerita kehidupan dalam buku itu adalah nyata dan bahkan dia bertemu dengan orang lain dalam salah satu ceritanya yang mengalami hal yang sama dengan dirinya.

Akankah Nora menemukan cerita yang membuatnya ingin bertahan atau tetap pada pendiriannya untuk mati?

Nora adalah Gambaran Kita

Beberapa dari kamu mungkin kecewa atas keputusan Nora untuk bunuh diri dan seperti seorang hakim menilai bahwa kehidupan dia jauh lebih baik dari orang lain.

Dalam membaca novel ini, barulah kamu akan menyadari bahwa depresi yang Nora rasakan bukanlah sesuatu yang tiba-tiba muncul.

Nora dengan segala talenta besar yang dia miliki, menjalani hidup tidak sehebat talentanya.

Kita mungkin sama seperti Nora Seed, yang menganggap segala sesuatunya akan lebih baik jika diberikan kesempatan untuk menjalani kehidupan sesuai dengan pilihan yang dahulu kita tidak ambil.

Itulah yang membuat kita masih terperangkap akan kesedihan dan penyesalan atas keputusan di masa lalu.

Novel yang Mengajarkan Indahnya Kehidupan

Perpustakaan Tengah Malam atau The Midnight Library adalah novel dengan bentuk cerita “pilih sendiri petualanganmu” versi modern yang sangat kental dengan isu kesehatan mental.

Novel ini mengingatkan pada karya Matt Haig lainnya yang berjudul How to Stop Time, di mana tokohnya menjalani banyak kehidupan karena diberikan anugerah ratusan tahun kehidupan dengan penuaan yang berhenti di usia tertentu dan imunitas tinggi menghadapi berbagai penyakit.

Mengubah keputusan memang sepertinya menjadi sesuatu hal yang sangat menarik bagi manusia.

Dengan segala keterbatasan pengetahuan, kita merasa dunia akan lebih baik (baik itu dunia kita maupun dunia secara global) jika suatu peristiwa yang dipicu dari sebuah keputusan tidak terjadi.

Itulah salah satu alasan mengapa manusia terobsesi menciptakan mesin waktu yang bisa kembali ke masa lalu.

Namun, kehidupan adalah sebuah misteri.

Ada alasan mengapa sebuah peristiwa harus terjadi yang pemahamannya di luar nalar kita.

Novel ini mungkin kelam dengan berlandaskan cerita tentang bunuh diri.

Namun, buku ini justru memberikan makna yang begitu dalam, bahwa tidak ada yang permanen selama kita hidup di dunia, begitu pula dengan cerita hidup.

Selama kita masih bernapas, kita punya kekuatan untuk mengubah nasib, dan kehadiran kita di dunia pasti memberikan pengaruh pada hidup orang lain.

Sebuah kekuatan yang kita pakai untuk melakukan sesuatu, tidak hanya untuk bertahan hidup tapi juga untuk memaknai kehidupan yang indah ini.

Jika kamu menyukai novel Perpustakaan Tengah Malam dan karya Matt Haig lainnya, kamu bisa mengunjungi Gramedia.com dan tunggu buku ini dikirim sampai ke rumahmu.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau