Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Jelek Selalu Dihina?

Kompas.com - 13/01/2025, 14:00 WIB
Mengapa Orang Jelek Selalu Dihina Sumber Gambar: Freepik.com Mengapa Orang Jelek Selalu Dihina
Rujukan artikel ini:
Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo…
Pengarang: Mark Manson
|
Editor Novia Putri Anindhita

Stigma terhadap penampilan fisik merupakan fenomena sosial yang telah ada sejak lama.

Banyak orang mengalami penghinaan atau perlakuan diskriminatif karena penampilan fisik mereka dianggap tidak memenuhi standar kecantikan yang berlaku di masyarakat.

Artikel ini akan membahas beberapa alasan mengapa orang dengan penampilan yang dianggap tidak menarik sering menjadi sasaran penghinaan.

Faktor-Faktor yang Mendorong Orang Jelek Selalu Dihina

1. Standar Kecantikan Sosial

Salah satu alasan utama mengapa orang yang dianggap jelek sering dihina adalah adanya standar kecantikan yang sangat dipengaruhi oleh media dan budaya populer.

Standar ini cenderung mendikte apa yang dianggap menarik atau tidak menarik, sering kali berdasarkan ciri-ciri fisik tertentu seperti bentuk tubuh, warna kulit, dan fitur wajah.

Mereka yang tidak memenuhi standar ini sering kali dianggap "kurang" dan mengalami diskriminasi.

2. Prasangka dan Stereotip

Prasangka dan stereotip juga berperan besar dalam perlakuan diskriminatif terhadap orang yang dianggap jelek.

Ada anggapan bahwa orang dengan penampilan yang tidak menarik memiliki sifat-sifat negatif, seperti kurang percaya diri, tidak kompeten, atau tidak layak mendapat perhatian.

Stereotip ini tidak hanya tidak adil tetapi juga tidak berdasar, namun tetap mempengaruhi cara pandang dan perlakuan terhadap individu tersebut.

3. Peran Media

Media memiliki pengaruh besar dalam membentuk persepsi masyarakat tentang kecantikan.

Film, iklan, dan media sosial sering kali menampilkan gambaran ideal tentang kecantikan yang sangat terbatas dan tidak realistis.

Hal ini tentu dapat menciptakan tekanan bagi individu untuk memenuhi standar tersebut dan mengakibatkan penghinaan terhadap mereka yang berbeda dari citra ideal tersebut.

3. Budaya dan Tradisi

Budaya dan tradisi juga memainkan peran dalam bagaimana penampilan fisik dinilai.

Beberapa budaya memiliki standar kecantikan yang sangat spesifik dan ketat, dan mereka yang tidak sesuai dengan standar ini sering kali mengalami marginalisasi atau penghinaan.

Karena hal itu, terciptalah lingkungan yang membuat penampilan fisik menjadi faktor penentu dalam menerima penghargaan atau penolakan sosial.

4. Psikologi Sosial

Dari perspektif psikologi sosial, manusia cenderung mengkategorikan dan menilai orang lain berdasarkan penampilan fisik mereka.

Ini merupakan mekanisme kognitif yang membantu manusia mengelola informasi sosial secara cepat, tetapi sering kali menghasilkan penilaian yang tidak adil dan diskriminatif.

Orang yang dianggap jelek mungkin menjadi target penghinaan karena mereka tidak sesuai dengan kategori yang dianggap positif atau diinginkan.

5. Ketidakamanan Diri Sendiri

Orang sering kali menghina orang lain untuk merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.

Menghina orang lain bisa menjadi cara untuk mengalihkan perhatian dari ketidakamanan atau kekurangan pribadi mereka.

Dengan merendahkan orang lain, mereka mungkin merasa lebih unggul atau lebih baik.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

6. Pengaruh Lingkungan dan Pendidikan

Lingkungan tempat seseorang tumbuh dan dididik dapat mempengaruhi cara mereka memperlakukan orang lain.

Jika seseorang tumbuh di lingkungan yang sering mengejek atau menghina penampilan fisik, mereka cenderung meniru perilaku tersebut.

Pendidikan yang tidak menekankan pentingnya menghargai perbedaan juga dapat berkontribusi pada diskriminasi berbasis penampilan.

7. Kekuasaan dan Dinamika Sosial

Dalam banyak kasus, penghinaan terhadap penampilan fisik digunakan sebagai alat untuk mempertahankan atau meningkatkan status sosial.

Mereka yang berada di posisi kekuasaan atau popularitas mungkin menggunakan penghinaan untuk menegaskan dominasi mereka atas yang lain.

Situasi seperti ini kemudian membuat penampilan fisik menjadi dasar untuk hierarki sosial.

8. Tekanan Sosial dan Konformitas

Tekanan untuk sesuai dengan norma sosial dan kelompok juga dapat memengaruhi perilaku menghina.

Dalam upaya untuk diterima atau populer di kalangan teman sebaya, individu mungkin merasa terdorong untuk ikut-ikutan menghina orang lain yang dianggap berbeda atau tidak sesuai standar kecantikan kelompok tersebut.

9. Pengalaman Pribadi dan Trauma

Pengalaman pribadi yang negatif atau trauma masa lalu juga dapat memengaruhi cara seseorang memperlakukan orang lain.

Mereka yang pernah dihina karena penampilan mereka sendiri, dalam beberapa kasus beralih menjadi menghina orang lain sebagai mekanisme pertahanan atau pengalihan rasa sakit mereka.

Nah, itu dia beberapa faktor yang mendorong mengapa orang jelek selalu dihina.

Upaya ini memerlukan perubahan sikap di tingkat individu dan masyarakat serta pendekatan yang lebih inklusif dalam representasi media dan budaya.

Dengan demikian, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan menghargai perbedaan sehingga setiap orang dapat diterima dan dihormati tanpa memandang penampilan fisik mereka.

Dalam hidup memang tidak semua hal bisa kita capai, dan masih banyak yang perlu kita syukuri dan hargai.

Sama halnya dengan pengaruh standar fisik, tidak semua orang mampu memiliki fisik ideal yang menjadi standar kehidupan di kalangan masyarakat umum.

Namun, dengan membaca buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat yang ditulis oleh Mark Manson, kamu bisa mengubah cara berpikir menjadi lebih objektif.

Buku ini adalah sebuah pengembangan diri yang menawarkan perspektif baru tentang cara menjalani kehidupan dengan lebih autentik dan bermakna.

Buku ini menolak paradigma tradisional tentang kebahagiaan yang sering kali berfokus pada pencapaian positif dan kebahagiaan tanpa batas.

Sebaliknya, Manson mengajak pembaca untuk menerima keterbatasan hidup dan memilih dengan bijak hal-hal yang benar-benar penting untuk diperhatikan.

Buku ini juga menyampaikan pesan bahwa kunci untuk hidup bahagia bukanlah dengan mengejar hal-hal yang selalu positif, melainkan dengan memilih apa yang benar-benar penting dan melepaskan hal-hal yang tidak memiliki nilai berarti.

Dengan bersikap "bodo amat" terhadap hal-hal yang tidak penting, kita bisa menemukan kebebasan untuk hidup lebih otentik dan bermakna.

Dapatkan segera buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat hanya di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau