Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ubah Pola Pikir Kenapa Aku Jelek, Terapkan Self Love

Kompas.com - 30/08/2022, 18:00 WIB
Kenapa Aku Jelek Sumber Gambar: pixabay.com Kenapa Aku Jelek
Rujukan artikel ini:
Self Love
Pengarang: Janeera Amba
|
Editor Ratih Widiastuty

Pikiran manusia seringkali dibayangi dengan berbagai emosi yang silih berganti, seperti marah, senang, kesal hingga perasaan merasa rendah diri.

Ketika merasa rendah diri, seringkali seseorang akan menarik diri dari lingkungan sosial dan enggan untuk berinteraksi dengan siapapun.

Salah satu perasaan rendah diri yang kerap dialami oleh seseorang adalah merasa penampilan jelek dibandingkan orang lain.

Ketika perasaan tersebut datang, kita akan cenderung bertanya kepada diri sendiri seperti melontarkan kalimat “kenapa aku jelek?”.

Ada banyak faktor yang membuat kita bertanya kepada diri sendiri tentang validasi penampilan tersebut.

Bukan hanya karena perkataan orang lain, perasaan memiliki penampilan jelek terkadang datang ketika melihat diri sendiri yang berbeda saat berada di foto dibandingkan ketika berkaca secara langsung.

Meski begitu, pola pikir merasa jelek bukanlah sesuatu yang perlu terus diingat.

Oleh karena itu, kamu juga perlu menerapkan self love agar perlahan-lahan dapat mengubah kebiasaan yang kerap melontarkan kalimat “kenapa aku jelek?” menjadi kalimat positif lebih baik untuk pengembangan diri.

Kenapa Aku Jelek Ketika Difoto?

Ada berbagai alasan yang bisa menjelaskan kenapa kita sering kali merasa jelek ketika difoto dibandingkan saat berkaca langsung.

1. Perbedaan Mata Manusia dan Lensa Kamera dalam Melihat

Mata manusia akan secara otomatis mengadaptasi tingkat gelap dan terang yang ada disekitar.

Sedangkan kamera, hanya bisa fokus pada highlight atau bayangan yang mana membuat foto kita akan terlihat terlalu gelap atau terlalu putih menyala nyaris rata.

Hal itulah yang membuat kenapa kita terkadang terlihat jelek saat difoto, karena lensa kamera berbeda dengan mata manusia dan ukuran foto memiliki resolusi lebih kecil dari objek aslinya saat dipotret.

2. Masalah Pencahayaan

Cahaya jadi salah satu faktor utama dalam penciptaan foto yang bagus.

Maka dari itu, ketika kamu merasa jelek saat difoto bisa jadi karena pencahayaan tidak proporsional.

3. Distorsi Kamera Mengubah Proporsi Penampilanmu

Ketika di foto, kita akan melihat bagian muka seperti dahi atau hidung yang terlihat lebih besar dibandingkan aslinya.

Apa yang kamu lihat tidak salah, karena hal tersebut bisa terjadi karena adanya efek distorsi kamera terutama pada kamera untuk selfie.

Umumnya, distorsi kamera terjadi karena objek foto berjarak terlalu dekat dengan lensa.

Selain itu, proporsi penampilanmu dalam kamera juga dapat berubah tergantung dengan tipe lensa yang digunakan.

Daripada terus merasa jelek di foto maupun ketika berkaca, ada baiknya kamu menerapkan self-love atau mencintai diri sendiri.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Dengan begitu, kamu bisa menjadi pribadi yang lebih bangga terhadap apapun yang ada pada dirimu daripada terus membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Nah, kamu bisa melakukan beberapa cara sederhana berikut ini untuk menerapkan self-love dan berhenti berpikir dan bertanya pada diri sendiri “kenapa aku jelek”.

7 Cara Sederhana Menerapkan Self-Love

1. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Pola pikir negatif salah satunya bisa datang karena kita terlalu sibuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Meski merupakan hal wajar, membandingkan diri sendiri dengan orang lain bisa berbahaya jika terlalu obsesif hingga membuat rendah diri.

Oleh karena itu, cobalah untuk fokus pada diri sendiri dan perjalanan yang kamu lakukan.

Pergeseran energi dengan lebih positif dalam berpikir akan membantumu merasa bebas dan lebih mencintai diri sendiri.

2. Jangan Khawatirkan Pendapat Orang Lain

Pada dasarnya kita tidak bisa membahagiakan ataupun menuruti keinginan semua orang.

Maka dari itu, jangan khawatirkan pendapat atau penilaian orang lain tentangmu yang dapat meruntuhkan kepercayaan diri.

Pasalnya, terlalu banyak mendengarkan orang lain justru akan membuatmu stres dan tidak bahagia.

3. Yakin dengan Diri Sendiri

Meski seringkali kita meragukan diri sendiri dan kemampuan untuk melakukan apa yang benar, pada dasarnya kita sedang berusaha mencari apa yang terbaik menurut kata hati.

Maka dari itu, perasaan tersebut sangat valid sebagai bagian dari proses mengenal diri sendiri lebih baik daripada orang lain.

Jadi, jadilah sahabat terbaik untuk diri sendiri karena hanya kamu yang bisa meyakinkan diri untuk berpikir positif, termasuk dalam melihat penampilan diri.

Meyakinkna diri untuk berpikir lebih positif memang bukanlah sebuah proses mudah dan membutuhkan waktu.

Jika kamu masih merasa kesulitan untuk mencintai diri sendiri dengan melakukan self-love, kamu dapat mempelajarinya dengan membaca buku Self Love yang ditulis oleh Janeera Amba.

Buku ini akan membawamu pada perjalanan untuk menemukan diri sendiri dengan menerapkan self-love.

Dengan menerapkan self-love kamu bisa menemukan cinta dalam hidupmu saat menatap cermin.

Selain itu, kamu juga bisa membaca buku A Handbook For Self-Love yang dapat menjadi referensi dalam belajar mencintai diri sehingga dapat menemukan kebahagiaan melalui cinta diri.

Dapatkan buku Self Love dan A Handbook For Self-Love di toko buku Gramedia atau secara online melalui Gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, borong semua buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Promo Diskon Promo Diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau