Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Contoh Kenakalan Remaja yang Perlu Diperhatikan 

Kompas.com - 30/12/2024, 13:00 WIB
 Contoh Kenakalan Remaja Sumber Gambar: Freepik.com Contoh Kenakalan Remaja
Rujukan artikel ini:
Seni Menjadi Orang Tua Hebat
Pengarang: Erica Reishcer
|
Editor Laila Wulanalfi

Kenakalan remaja merupakan fenomena sosial yang telah menjadi perhatian serius dalam masyarakat modern.

Remaja merupakan individu dalam rentang usia 13 hingga 19 tahun.

Pada usia ini, mereka sering kali menghadapi tekanan untuk mengeksplorasi identitas mereka sendiri dan mencari tempat dalam lingkungan sosial mereka.

Meski tidak semua, dalam proses ini beberapa dari mereka terlibat dalam perilaku yang dianggap melanggar norma sosial atau bahkan hukum.

Kenakalan remaja dapat muncul dalam berbagai bentuk, dari konsumsi alkohol dan narkoba, hingga perilaku seksual yang tidak sehat, kriminalitas, dan penganiayaan.

Fenomena ini tidak hanya memengaruhi individu secara pribadi, tetapi juga berdampak pada keluarga, sekolah, dan masyarakat secara lebih luas.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa contoh kenakalan remaja yang umum terjadi.

Contoh Kenakalan Remaja

1. Merokok dan Mengkonsumsi Alkohol

Perilaku merokok dan mengkonsumsi alkohol adalah dua contoh utama dari kenakalan remaja yang sering terjadi.

Meskipun usia untuk mengkonsumsi alkohol dan merokok biasanya telah ditetapkan sebagai 18 tahun ke atas, banyak remaja yang mengabaikan aturan ini.

Mereka sering kali mencoba ini sebagai bentuk eksperimen untuk mengeksplorasi batas-batas dan mencari sensasi baru.

Selain itu, tekanan dari teman sebaya juga sering menjadi faktor penting dalam memengaruhi keputusan mereka.

Para remaja cenderung ingin diterima dan diakui oleh kelompok mereka, dan konsumsi alkohol atau merokok dapat dianggap sebagai cara untuk mendapatkan validasi sosial atau rasa penerimaan.

2. Narkoba dan Obat-Obatan Terlarang

Penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang adalah salah satu masalah serius yang dihadapi oleh remaja dewasa ini.

Para remaja sering kali mulai menggunakan narkoba sebagai bentuk eksperimen, untuk mengatasi tekanan emosional, atau karena pengaruh dari lingkungan sekitar.

Secara fisik, penggunaan narkoba dapat mengganggu perkembangan tubuh remaja yang masih dalam proses pertumbuhan.

Misalnya, penggunaan narkoba tertentu dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak atau organ tubuh lainnya.

Secara mental, penggunaan narkoba dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, seperti depresi atau kecemasan yang serius.

Tidak hanya itu, keterlibatan dalam penggunaan narkoba sering kali membuka pintu bagi keterlibatan dalam kejahatan atau perilaku berisiko lainnya.

3. Kenakalan Seksual

Kenakalan seksual di kalangan remaja mencakup berbagai bentuk perilaku yang melibatkan hubungan seksual yang tidak aman atau tidak bertanggung jawab, seperti pergaulan bebas atau hubungan seksual tanpa pengamanan yang memadai.

Selain itu, masalah kehamilan remaja juga menjadi salah satu dampak dari perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab.

Kehamilan pada usia muda tidak hanya berisiko bagi kesehatan fisik remaja dan bayi yang dikandung, tetapi juga dapat mengganggu pendidikan dan perkembangan sosial remaja itu sendiri.

Selain pergaulan bebas dan kehamilan remaja, kenakalan seksual juga mencakup kekerasan seksual.

Para remaja mungkin menjadi korban kekerasan seksual oleh orang lain dalam konteks pacaran, pertemanan, atau bahkan di lingkungan sekolah.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Kurangnya pemahaman tentang batasan-batasan yang sehat dalam hubungan interpersonal dan kurangnya pendidikan tentang persetujuan dalam konteks seksual dapat memperburuk situasi ini di kalangan remaja.

4. Perilaku Kriminal

Beberapa remaja terlibat dalam perilaku kriminal seperti pencurian, perampokan, atau vandalisme.

Pemicu dari perilaku kriminal ini bisa sangat bervariasi.

Lingkungan sosial yang kurang stabil sering kali memainkan peran penting sehingga membuat remaja terpengaruh oleh teman sebaya atau keluarga yang terlibat dalam kegiatan ilegal.

Selain itu, tekanan ekonomi dan ketidakmampuan untuk mengelola emosi dan konflik secara sehat juga dapat memicu remaja untuk mencari cara yang tidak tepat untuk mengekspresikan diri mereka.

Pendidikan dan pembinaan yang kurang memadai di lingkungan sekolah atau masyarakat juga dapat menjadi faktor pemicu perilaku kriminal.

Remaja yang merasa tidak dihargai atau kurang mendapatkan perhatian positif cenderung mencari pengakuan atau rasa hormat melalui cara-cara yang salah, seperti terlibat dalam tindakan kriminal.

5. Perilaku Merugikan Lainnya

Kenakalan remaja yang merugikan diri sendiri atau orang lain mencakup berbagai bentuk perilaku yang dapat menyebabkan dampak serius secara emosional, sosial, dan bahkan fisik.

Salah satu contohnya adalah perilaku menyimpang terlibat dalam aktivitas yang berpotensi merugikan diri mereka sendiri, seperti menyakiti diri sendiri atau menghindari tanggung jawab yang seharusnya mereka lakukan.

Perundungan atau bullying juga merupakan masalah yang serius di kalangan remaja, seperti penghinaan verbal, ancaman fisik, atau secara tidak langsung melalui media sosial atau cyberbullying.

Perundungan dapat mengakibatkan trauma psikologis yang mendalam pada korban dan dapat mengganggu perkembangan sosial dan emosional mereka dalam jangka panjang.

Penganiayaan, baik itu dalam bentuk fisik maupun emosional, juga merupakan bentuk kenakalan remaja yang dapat memiliki konsekuensi serius.

Para remaja yang terlibat dalam perilaku penganiayaan sering kali mengalami kesulitan dalam mengelola emosi mereka sendiri dan seringkali menggunakan kekuatan atau dominasi untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka.

Nah, itu dia beberapa contoh kenakalan remaja yang wajib kamu waspadai dan ketahui.

Kenakalan remaja bukanlah fenomena baru tetapi tetap menjadi tantangan sosial yang relevan.

Dengan pemahaman yang baik tentang faktor-faktor pemicu dan upaya pencegahan yang tepat, kita dapat membantu remaja untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan produktif dalam masyarakat.

Dalam hal ini, peran orang tua sangatlah penting.

Buku Seni Menjadi Orang Tua Hebat yang ditulis oleh Erica Reischer bisa menjadi buku panduan yang tepat untuk mempelajari bagaimana menjadi orang tua yang baik.

Buku ini akan membantu para orang tua untuk mendidik dan membentuk kembali tingkah laku anak yang mulai menantang, menciptakan ikatan keluarga yang kuat, serta panduan untuk membimbing anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa yang baik.

Buku ini berisi 75 cara sederhana yang bisa dilakukan para orang tua untuk mendidik anak mereka dengan contoh nyata yang relatable sehingga dapat langsung dipraktikkan dengan mudah.

Mulai dari bagaimana menghindari kesalahan langkah pengasuhan yang umum, bagaimana cara mengubah perebutan kekuasaan menjadi kerja sama, hingga cara mengubah perilaku seperti merengek, menunda, tanpa harus membentak dan mengomel.

Buku ini diharapkan dapat membantu para orang tua untuk tetap menjadi orang tua yang baik sehingga menghasilkan anak-anak yang baik.

Dapatkan segera buku Seni Menjadi Orang Tua Hebat hanya di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau