Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian dan Contoh Gaya Hidup Konsumtif

Kompas.com - 08/04/2024, 09:00 WIB
Contoh Gaya Hidup Konsumtif Sumber Gambar: Freepik.com Contoh Gaya Hidup Konsumtif
Rujukan artikel ini:
Hidup Apa Adanya
Pengarang: KIM SUHYUN
|
Editor Ratih Widiastuty

Gaya hidup konsumtif telah menjadi fenomena yang semakin dominan dalam budaya kita saat ini.

Konsumsi berlebihan dan keinginan untuk memiliki barang-barang baru telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Namun, gaya hidup ini tidak hanya memiliki dampak ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan.

Pengertian Gaya Hidup Konsumtif

Gaya hidup konsumtif merujuk pada pola perilaku individu yang cenderung memprioritaskan konsumsi materi dan memiliki kecenderungan untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan atau berlebihan.

Hal ini mendorong siklus konsumsi yang berkelanjutan dan menciptakan ketergantungan pada barang-barang material sebagai penanda status atau kebahagiaan.

Dalam masyarakat yang didorong oleh konsumsi, individu sering kali merasa bahwa memiliki barang-barang baru atau mahal adalah penting untuk mendapatkan pengakuan sosial atau memenuhi keinginan mereka.

Namun, kepuasan tersebut sering kali bersifat sementara dan cepat berlalu, mendorong individu untuk terus membeli barang-barang baru dalam upaya untuk mengisi kekosongan tersebut.

Dalam beberapa kasus, individu dapat mengabaikan kebutuhan yang lebih penting, seperti kesehatan atau hubungan sosial karena terlalu fokus pada memenuhi keinginan materi.

Selain itu, gaya hidup konsumtif juga menciptakan ketergantungan pada barang-barang material sebagai penanda status atau kebahagiaan.

Individu mungkin merasa bahwa memiliki barang-barang mewah atau terbaru adalah cara untuk menunjukkan keberhasilan mereka kepada orang lain.

Hal ini menciptakan tekanan sosial yang kuat untuk terus mengikuti tren konsumsi dan mempertahankan citra yang diinginkan.

Contoh Gaya Hidup Konsumtif

1. Pembelian Barang Mewah yang Tidak Diperlukan

Gaya hidup konsumtif tercermin dalam pembelian barang-barang mewah seperti mobil mewah, perhiasan mahal, atau pakaian desainer yang sebenarnya tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar.

2. Mode Fast Fashion

Fenomena fast fashion yaitu pakaian diproduksi dengan cepat dan dijual dengan harga murah, mendorong gaya hidup konsumtif.

Pada hal ini, individu tergoda untuk membeli pakaian baru secara terus-menerus demi mengikuti tren mode terkini, meskipun pakaian yang sudah dimiliki masih dalam kondisi baik.

3. Gadget dan Teknologi Terbaru

Gaya hidup konsumtif juga tercermin dalam keinginan untuk memiliki gadget dan teknologi terbaru.

Meskipun gadget yang dimiliki masih berfungsi dengan baik, individu sering kali merasa perlu untuk menggantinya dengan versi terbaru yang diluncurkan.

4. Liburan Mewah dan Serba Hemat

Gaya hidup konsumtif terlihat dalam kecenderungan untuk menghabiskan uang secara berlebihan dalam liburan mewah, seperti menginap di hotel bintang lima atau bepergian dengan transportasi mewah.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Di sisi lain, ada juga tren liburan serba hemat untuk melakukan perjalanan yang terlalu sering atau mengunjungi destinasi populer hanya untuk meningkatkan citra sosial di media sosial.

5. Pembelian Impulsif

Gaya hidup konsumtif sering kali mendorong pembelian impulsif yang tidak direncanakan secara matang.

Individu dapat tergoda untuk membeli barang-barang secara spontan hanya karena terpengaruh oleh iklan atau tawaran diskon.

6. Pemakaian dan Pemborosan Energi

Gaya hidup konsumtif juga tercermin dalam pemakaian energi yang berlebihan.

Contohnya adalah meninggalkan peralatan elektronik dalam keadaan standby, menggunakan kendaraan pribadi untuk perjalanan singkat, atau membeli produk-produk yang tidak ramah lingkungan.

7. Penggunaan Plastik Sekali Pakai

Penggunaan berlebihan plastik sekali pakai, seperti gelas plastik, sedotan, atau kantong plastik, juga mencerminkan gaya hidup konsumtif yang tidak mempertimbangkan dampak lingkungan.

Nah, itu dia penjelasan gaya hidup konsumtif beserta beberapa contohnya yang wajib kamu ketahui.

Gaya hidup konsumtif memiliki dampak yang signifikan, baik secara individu maupun secara sosial dan lingkungan.

Ketergantungan pada konsumsi berlebihan dapat menyebabkan peningkatan limbah, kerusakan lingkungan, dan masalah keuangan pribadi.

Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih berkelanjutan dan bijaksana dalam memenuhi kebutuhan kita.

Kamu bisa menggali informasi lebih banyak, serta belajar untuk hidup yang lebih simpel dan sederhana dengan membaca buku Hidup Apa Adanya yang ditulis oleh Kim Suhyun.

Buku ini merupakan karya ke-empat yang ditulis oleh Kim Suhyun, seorang penulis yang berasal dari Korea Selatan.

Buku yang termasuk dalam buku pengembangan diri ini menawarkan panduan praktis untuk meningkatkan kualitas hidup, seperti memberikan puluhan daftar hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Buku ini menekankan pentingnya menerima diri sendiri dan hidup sesuai dengan jati diri masing-masing.

Melalui penjelasan yang jelas dan inspiratif, Kim Suhyun mengajak pembaca untuk mengambil langkah-langkah konkrit dalam menghadapi tantangan dan mengejar impian mereka.

Selain itu, buku ini juga menyoroti berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan sosial, karir, kesehatan, dan kebahagiaan pribadi.

Dapatkan segera buku Hidup Apa Adanya hanya di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau