Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali 5 Jenis Jamur Beracun Paling Mematikan di Dunia, Jangan Sampai Dimakan!

Kompas.com - 17/01/2024, 13:00 WIB
Jamur Beracun  Sumber Gambar: Freepik.com Jamur Beracun 
Rujukan artikel ini:
Budidaya dan Bisnis Jamur Tiram
Pengarang: Yusnu Iman Nurhakim
Penulis Okky Olivia
|
Editor Puteri

Jamur adalah organisme yang bisa dengan mudah ditemukan di berbagai tempat, tidak hanya di hutan atau tempat yang lembab, tapi juga di sekitar rumah.

Jamur tidak bisa melakukan proses fotosintesis sendiri sehingga membutuhkan makhluk hidup lain untuk memperoleh makanan.

Berdasarkan manfaatnya, jamur bisa diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok, yakni jamur obat, jamur edible (dapat dikonsumsi), dan jamur beracun yang berbahaya jika dikonsumsi.

Ada puluhan spesies jamur beracun di seluruh dunia, sekitar 70 sampai 80 spesiesnya adalah jenis jamur paling beracun dan mematikan jika sampai tertelan.

Sayangnya, beberapa di antara jamur beracun tersebut memiliki ciri fisik yang sangat mirip dengan spesies jamur yang bisa dimakan.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kamu harus mulai belajar untuk mengenali jenis jamur yang beracun dan tidak beracun.

Berikut adalah beberapa jenis jamur beracun yang terkenal mematikan dan harus kamu hindari jika menemukannya di alam liar.

5 Jenis Jamur Beracun

1. Jamur Death Cap

Jamur Beracun Jamur Beracun

Jamur yang memiliki nama latin Amanita Phalloides ini termasuk ke dalam jenis jamur beracun paling mematikan di dunia.

Jamur ini biasanya bisa dengan mudah ditemukan di wilayah Eropa.

Bentuk jamur death cap hampir mirip dengan jamur jerami yang bisa dikonsumsi, hal inilah yang membuat sebagian orang salah mengenalinya.

Gejala keracunan jamur ini akan muncul dalam waktu 6 sampai 12 jam, biasanya disertai dengan rasa nyeri di bagian perut, diare yang disertai darah, muntah, dan rasa haus yang berlebihan.

Tanda-tanda keracunan jamur death cap biasanya dirasakan di beberapa organ tubuh, seperti ginjal, hati, dan sistem saraf.

Menurut catatan sejarah, Paus Clement VII meninggal dunia setelah mengonsumsi jamur jenis ini.

2. Jamur Autumn Skullcap

Jamur Beracun Jamur Beracun

Jenis jamur beracun yang satu ini memiliki amatoksin (senyawa beracun) yang sama dengan jamur death cap, tapi lebih umum ditemukan di belahan bumi utara dan sebagian wilayah Australia.

Jamur ini bisa menyebabkan diare, hipotermia, kerusakan hati, dan kematian jika tidak segera mendapat penanganan.

Jamur ini memiliki warna putih dengan tangkai yang panjang dan bentuk bulat di bagian atas yang menyerupai topi.

Jika dilihat secara langsung, kamu pasti sudah bisa memastikan kalau jamur ini bukan untuk dikonsumsi.

3. Jamur Conocybe Filaris

Jamur Beracun Jamur Beracun

Jamur Conocybe Filaris ini biasanya tumbuh merumput dan sangat umum ditemukan di wilayah Pacific Northwest, Amerika Serikat.

Memiliki mikotoksin yang sama dengan jamur death cap, jenis jamur yang satu ini juga memiliki resiko yang berbahaya jika dikonsumsi.

Gejala keracunan jamur Conocybe Filaris biasanya ditunjukkan dengan gejala gastrointestinal yang akan mulai dirasakan 5 sampai 23 jam setelah jamur dikonsumsi.

Beberapa orang yang keracunan jamur ini sering kali mendapat diagnosis yang salah.

Mereka bisa terlihat sehat dari luar, padahal racun dari jamur Conocybe Filaris sedang aktif menyerang ginjal dan hati.

4. Jamur Webcaps

Jamur Beracun Jamur Beracun

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Jamur webcaps memiliki dua spesies yakni Cortinarius orellanus dan Cortinarius rubellus.

Kedua spesies ini memiliki bentuk yang sekilas mirip dengan jenis jamur yang bisa dimakan.

Jamur webcaps mengandung racun berbahaya yang bernama orellanine.

Kalau sampai tertelan, seseorang akan mulai mengalami gejala flu ringan.

Efek racun orellanine baru akan terasa sekitar 1 sampai 3 minggu, dari gejala flu menjadi gejala keracunan yang fatal.

Racun yang terdapat pada jamur ini bisa mengakibatkan gagal ginjal dan kematian jika tidak segera diobati dan ditangani dengan serius.

5. Jamur Destroying Angels

Jamur Beracun Jamur Beracun

Jamur ini memiliki warna putih yang menyelimuti seluruh bagiannya, memiliki bentuk yang sangat mirip dengan jamur kancing dan jamur padang rumput.

Dengan kemiripan tersebut, banyak orang salah mengenalinya dan kemudian mengonsumsinya secara tidak sengaja.

Salah satu spesies jamur Destroying Angels yang bernama Amanita Bisporigera bahkan dianggap sebagai jamur paling beracun yang dapat ditemukan dengan mudah di wilayah Amerika Utara.

Gejala keracunan jamur ini biasanya membutuhkan waktu sekitar 5 sampai 20 jam, akan diawali dengan kejang, diare, dan muntah.

Jika tidak segera ditangani, racun di dalam jamur ini bisa menyebabkan gagal hati, gagal ginjal, sampai kematian.

Itu dia beberapa jenis jamur beracun yang terkenal mematikan di dunia.

Mulai sekarang, kamu harus berhati-hati dan belajar untuk mengenali ciri fisik jamur yang bisa dikonsumsi dan tidak bisa dikonsumsi.

Berikut adalah beberapa perbedaan jamur yang beracun dan tidak beracun.

Perbedaan Jamur Beracun dan Tidak Beracun

Ada beberapa ciri-ciri jamur beracun yang bisa dengan mudah kamu kenali dari bagian luarnya, di antaranya sebagai berikut.

  1. Jamur beracun memiliki bau yang tidak sedap.
  2. Beberapa jenis jamur beracun memiliki bintik-bintik di sekitar tudungnya.
  3. Jamur beracun mudah hancur saat diraba.
  4. Jamur beracun biasanya memiliki warna terang yang mencolok.

Warna yang mencolok pada jamur biasanya akan dengan mudah menarik minat seseorang untuk mengambilnya.

Padahal, warna yang mencolok itu bisa mengindikasikan kalau jamur tersebut beracun dan berbahaya jika dikonsumsi.

Selain itu, usahakan untuk tidak mengambil jamur yang belum mekar sempurna karena kamu akan sulit melihat apakah jamur tersebut beracun atau tidak.

Setelah ini, kamu tentu sudah bisa mengenali jenis jamur yang beracun dan tidak akan terkecoh saat menemukannya di alam liar.

Tidak perlu khawatir, masih ada puluhan jenis jamur yang aman untuk dikonsumsi, misalnya seperti jamur tiram, jamur kuping, jamur shiitake, jamur enoki, dan jamur Portobello.

Jamur tiram termasuk salah satu jenis jamur yang umum dijumpai di Indonesia.

Selain dikonsumsi, kamu juga bisa menjadikan jamur ini sebagai ladang bisnis.

Melalui buku Budidaya dan Bisnis Jamur Tiram, kamu akan mempelajari teknik budidaya jamur tiram secara tradisional dan modern, serta belajar untuk mengolah jamur tiram pasca panen agar kualitas produknya tetap terjamin sampai nanti dikirim ke konsumen.

Di Indonesia, jamur tiram memiliki nilai ekonomi tinggi yang membuat komoditas jamur ini tidak pernah sepi peminat.

Jadi, kalau kamu memiliki lahan sendiri, bisnis jamur tiram ini bisa menjadi salah satu pilihan bisnis yang menarik untuk kamu coba.

Kalau kamu tertarik, buku ini bisa segera kamu checkout di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau