Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Asal-usul Batik di Indonesia

Kompas.com - 31/12/2024, 10:00 WIB
Asal usul Batik  Sumber Gambar: Pexels.com Asal usul Batik 
Rujukan artikel ini:
Menelusuri Asal Usul Batik
Pengarang: Adi Kusrianto
|
Editor Laila Wulanalfi

Batik adalah kain yang dilukis dengan memakai sebuah alat bernama canting.

Dengan menggunakan lilin dan canting, para pembatik melukis dan menggambar pada sebuah kain sampai kain tersebut memiliki nilai jual yang tinggi.

Batik sendiri merupakan salah satu hasil karya yang memadukan antara karya seni dan teknologi dari leluhur bangsa Indonesia.

Indonesia yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau sudah memiliki motif batik yang beraneka ragam dengan ciri khasnya sendiri.

Tidak mengherankan apabila batik berhasil masuk ke dalam Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbenda atau Masterpieces of the Oral and Intangible of Humanity dari UNESCO sejak 2 Oktober 2009.

Sejak saat itu, tanggal 2 Oktober pun ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

Istilah batik sendiri berasal dari kosa kata bahasa Jawa, yaitu “amba” dan “titik”.

Amba berarti kain, sementara titik merupakan cara memberi motif pada kain memakai malam cair lewat cara dititik-titik.

Namun, bagaimana sebenarnya sejarah asal-usul dari batik itu sendiri? Cari tahu penjelasannya berikut ini.

Sejarah Asal-usul Batik

Batik di Indonesia telah dikenal semenjak zaman Majapahit dan mulai populer pada akhir abad ke-18.

Ketika itu, batik yang dibuat adalah batik tulis, sampai memasuki abad ke-20.

Sementara untuk batik cap mulai muncul setelah berlangsungnya Perang Dunia I.

Selain berhubungan erat dengan zaman Majapahit, batik juga berkaitan erat dengan proses penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Dalam beberapa catatan sejarah, perkembangan batik berlangsung saat masa-masa Kerajaan Mataram, selanjutnya berkembang pada masa Kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Sedangkan, hubungan erat antara batik dan proses penyebaran agama Islam, yakni sudah banyak wilayah-wilayah yang memproduksi batik di tanah Jawa yang adalah daerah-daerah santri.

Batik pun menjadi alat penunjang perekonomian toko-toko para pedagang muslim yang ketika itu bersaing dengan perekonomian Belanda.

Bisa dibilang perkembangan batik memang terjadi di Pulau Jawa karena jumlah penduduknya yang sangat padat sampai saat ini.

Rekam jejak di tanah Jawa inilah yang menguatkannya sebagai pusat seni batik yang terus berkembang hingga sekarang.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Perkembangan Batik di Indonesia

Batik pada akhirnya berkembang menjadi suatu hasil kebudayaan asli dari Indonesia.

Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, batik sendiri justru malah mengalami penurunan.

Hal ini terjadi akibat generasi muda yang menganggap batik adalah sesuatu yang kuno untuk dikenakan.

Tidak heran jika negara tetangga pun sempat mengklaim jika batik merupakan kebudayaan dari negara mereka.

Namun, untungnya, saat ini sudah semakin banyak anak muda yang mulai bangga dan memadu padankan kain batik menjadi sesuatu yang jauh lebih kekinian.

Kini batik juga sudah diakui milik Indonesia oleh UNESCO.

UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya Indonesia sebab batik kaya akan filosofis dan budaya kehidupan masyarakat Indonesia.

Ini dapat dilihat dari setiap corak batik yang mempunyai makna tertentu dalam suatu aktivitas masyarakat.

Pasalnya, batik memiliki ragam corak, mulai dari corak-corak yang berbentuk seperti binatang, arca-arca, hingga awan.

Masing-masing ragam corak batik Indonesia sebetulnya memiliki makna dan kekhasan tersendiri.

Salah satu hal yang membuat batik semakin istimewa adalah bahan-bahan pewarna yang dipakai untuk membatik terdiri dari tumbuh-tumbuhan Indonesia serta biasanya dibuat sendiri dari pohon mengkudu, nila, atau soga.

Sedangkan bahan sodanya sendiri terbuat dari soda abu dan garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Apabila kamu penasaran dengan asal-usul batik dan ingin mengetahui sejarahnya secara lebih lengkap serta menyeluruh, maka buku Menelusuri Asal-Usul Batik bisa menjadi sumber referensi bacaan yang tepat.

Banyak orang yang beropini batik berasal dari Jawa Tengah.

Sekalipun banyak juga yang berpendapat sudah eksis sejak zaman Majapahit.

Menelusuri asal-usul batik memang menarik untuk dilakukan karena akan ada sejumlah fakta mencengangkan.

Apalagi kebudayaan Indonesia yang satu ini memang terkenal sangat ikonik dengan beragam motif yang menghiasi bentangan kain yang bisa dijadikan berbagai macam model pakaian.

Buku ini memuat banyak informasi yang akan menambah wawasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan batik.

Miliki bukunya sekarang juga di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

Menghadapi Quarter Life Crisis dengan Stoisisme

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau