Lompat tinggi merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang mengharuskan atletnya untuk melakukan atraksi melompat setinggi mungkin guna melewati mistar.
Diperlukan teknik yang tepat untuk bisa melakukan gerakan lompat tinggi dengan baik.
Gerakan melompat ke atas dengan cara mengangkat kaki ke depan dan ke atas sebagai usaha membawa titik berat badan setinggi mungkin serta secepat mungkin untuk jatuh mendarat dengan cara melakukan tolakan menggunakan salah satu kaki.
Terdapat beberapa gaya yang bisa menentukan kesuksesan lompatan setinggi mungkin yang digunakan oleh para atlet.
Gaya lompat tinggi ini menjadi faktor penentu paling penting apakah atlet tersebut mampu melewati mistar tanpa menjatuhkannya.
Tidak hanya itu, gaya dalam lompat tinggi juga memiliki peran penting untuk melakukan teknik dasar dalam olahraga yang satu ini.
Tidak jauh berbeda dengan nomor lompat pada olahraga atletik lainnya, teknik dasar dalam lompat tinggi terdiri dari ancang-ancang, gerakan tolakan, sikap tubuh ketika mengudara, dan mendarat.
Maka dari itu, penting sekali untuk mempelajari dan menguasai beberapa gaya lompat tinggi agar bisa menghasilkan loncatan setinggi mungkin melewati mistar.
Apa saja gaya lompat tinggi yang ada dalam cabang olahraga atletik satu ini? Berikut lima gaya lompat tinggi yang dapat dipelajari.
Gaya guling merupakan salah satu gaya lompat tinggi yang mengharuskan posisi tubuh berputar dengan cepat ketika tubuh melewati mistar.
Saat melakukan gerakan ini, pendaratan adalah dengan posisi posisi tubuh telungkup.
Gaya ini diawali dengan ancang-ancang, tolakan, sikap tubuh di atas mistar, dan mendarat.
Gaya ini mengharuskan atletnya untuk mengambil ancang-ancang di samping menuju mistar dan mengambil tiga hingga sembilan langkah tergantung ketinggiannya.
Gaya gunting diciptakan oleh Michael Sweeney pada tahun 1896 yang memodifikasi gaya jongkok menjadi gaya gunting karena dianggap lebih efektif untuk lompat tinggi.
Atlet harus memosisikan tubuh dengan tegak lurus dan sedikit miring ke arah mistar.
Apabila telah menemukan momentum yang tepat, kaki yang dijadikan tumpuan akan melakukan tolakan untuk menyeberangi mistar.
Selanjutnya, diikuti kaki satunya lagi ketika jatuh mendarat.
Gaya ini tampak seolah-olah mirip dengan gaya gunting, teknik mendaratnya dilakukan dengan menggunakan kaki.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Akan tetapi, jika dilihat secara lebih saksama, kedua gaya lompat tinggi ini mempunyai karakteristik masing-masing.
Ada perputaran badan bagian atas dan bawah saat melewati mistar.
Tak hanya itu, posisi punggung pun condong lebih datar serta lurus dibandingkan teknik gunting.
Gaya guling mengharuskan posisi badan sedikit miring ketika akan melakukan lompatan.
Gaya lompat tinggi yang satu ini dilakukan memakai kaki yang paling dekat jaraknya dengan tiang mistar, yaitu badan diangkat ke atas dengan posisi telentang sampai mencapai tiang mistar.
Kemudian, badan dimiringkan ke sisi lain tolakan untuk melakukan pendaratan.
Ketika melompat, posisi kepala mesti lebih rendah dibandingkan pinggul.
Posisi mendarat pada gaya ini adalah dengan berguling.
Gaya ini harus melengkungkan badan saat berada di atas mistar.
Ketika mengudara, posisi tubuh harus telentang dengan kedua kaki dalam kondisi rileks.
Saat jatuh mendarat, bagian punggung akan menyentuh matras terlebih dahulu diikuti kedua kaki.
Gaya lompat tinggi yang satu ini merupakan gaya yang populer di kalangan atlet lompat tinggi.
Pasalnya, teknik ini dinilai sangat efektif dalam melakukan lompatan setinggi-tingginya.
Sebelum berolahraga tentunya mesti dilakukan pemanasan atau stretching terlebih dahulu supaya meminimalisir terjadinya cedera.
Buku Yuk, Stretching Sekarang! akan membahas tentang masalah struktur otot dan stretching.
Pasalnya, pentingnya melakukan stretching untuk mengatasi otot yang kaku, mencegah risiko cedera otot, dan memperbaiki posisi serta postur yang salah.
Semua hal tentang stretching akan kita temukan dalam buku yang dikemas dengan ringan dan sederhana ini.
Miliki dan pesan bukunya sekarang juga di Gramedia.com.