Teks ulasan film merupakan teks yang berisi mengenai review atau penilaian terhadap suatu film.
Teks ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan pandangan atau penilaian terhadap suatu film yang sudah ditonton.
Tidak hanya itu, teks ulasan film pun mempunyai tujuan untuk memberikan informasi mengenai isi dari film yang diulas.
Biasanya dalam proses penulisan teks ulasan film terdapat beberapa aspek yang diperhatikan dan dinilai, seperti judul, jalan cerita, hingga kelebihan serta kekurangan dari film itu sendiri.
Teks ulasan film bisa turut membantu orang lain untuk mempertimbangkan layak atau tidaknya sebuah film untuk ditonton berdasarkan review yang dibuat.
Meskipun masalah selera setiap orang tentunya berbeda-beda, tapi kehadiran teks ulasan film tetap terasa penting sebagai tolok ukur dalam menarik atau tidaknya sebuah film.
Lionsgate menghadirkan salah satu novel distopia paling fenomenal, The Hunger Games, ke dalam bentuk visual dengan menggaet Gary Ross di bangku sutradara.
Tidak hanya itu, jajaran para pemainnya pun tampak sangat menjanjikan karena Jennifer Lawrence didapuk untuk memerankan tokoh Katniss Everdeen yang ikonik.
The Hunger Games berlatar kehidupan manusia setelah perang besar yang membagi daerah menjadi beberapa distrik dengan pusat pemerintahan berada di Capitol.
Setiap tahunnya, Capitol akan mengadakan reality show bernama Hunger Games untuk hiburan warga kota dan tentunya pengingat bagi warga Distrik akan status mereka.
Hunger Games adalah sebuah arena pertarungan hingga mati berisi 24 orang dari 12 Distrik yang diadu untuk bertahan hidup dengan saling membunuh satu sama lain.
Katniss Everdeen adalah seorang gadis yang lahir di Distrik 12 dan ketika hari pemungutan peserta Hunger Games dilakukan, nama adiknya, Primrose Everdeen, muncul sebagai salah satu peserta Hunger Games.
Katniss pun mengajukan diri sebagai volunteer untuk menggantikan adiknya itu di arena Hunger Games.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Bersama Peeta Mellark, Katniss pun mewakili Distrik 12 untuk bertarung mempertahankan nyawanya di arena kematian Hunger Games.
The Hunger Games tampil menjanjikan karena mampu mengemas cerita distopia yang digandrungi kaum remaja ke dalam sebuah visual yang mengagumkan.
Cerita Katniss Everdeen yang hanya seorang gadis remaja miskin dari Distrik 12 berubah menjadi simbol akan pemberontakan terhadap pemerintahan Presiden Snow yang tiran.
Jajaran pemainnya sangat memukau dengan kualitas akting yang mumpuni.
Tampak jelas bagaimana Presiden Snow yang menganggap tindakannya terhadap Katniss mampu meredakan situasi, justru malah menjadi bumerang bagi dirinya.
Sebaliknya, Katniss sendiri sebenarnya enggan dijadikan simbol pemberontakan, tapi tindakannya di arena Hunger Games mampu memercik semangat untuk melawan pemerintahan yang tiran.
The Hunger Games dikemas dengan cukup baik oleh Gary Ross.
Mulai dari cerita, efek visual, dan chemistry para tokohnya menyuguhkan sesuatu yang mengikat penonton untuk terhipnotis.
Film ini sangat recommended untuk disaksikan, khususnya bagi para pencinta cerita distopia.
Untuk bisa menulis teks ulasan film, tentunya dibutuhkan kemampuan dan pemahaman akan teknik menulis yang tepat.
Salah satu cara untuk mempelajarinya adalah dengan membaca buku Menulis Kreatif dan Berpikir Filosofis yang ditulis oleh Ayu Utami dan Yulius Tandyanto.
Buku ini akan mengajarkan pembaca cara menulis yang tepat dari awal dengan materi-materi, seperti; mulai dari intuisi, baru beranjak pada abstraksi; dimulai dan diakhiri dengan latihan; memberi latihan berpikir filosofis dalam terapan di dalam cerita (karya sastra); dan masih banyak lagi.
Tunggu apa lagi, yuk, segera pesan bukunya di Gramedia.com.