Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Negara Tertua di Dunia, Sejarah Peradaban Dunia yang Menakjubkan!

Kompas.com - 13/06/2023, 12:30 WIB
negara tertua di dunia Photo by Mati Mango on Pexels negara tertua di dunia
Rujukan artikel ini:
Sejarah Peradaban Dunia Kuno Empat…
Pengarang: Anisa Septianingrum, M.pd.
|
Editor Rahmad

Tahukah kamu mana negara tertua di dunia? Yap, belajar sejarah peradaban memang mengasyikan, apalagi sudah terjadi ratusan tahun lalu.

Rupanya, peradaban kita saat ini adalah hasil signifikansi yang menakjubkan dari masa lalu.

Negara Tertua di Dunia

Simak daftar negara tertua di dunia berikut ini yang sejarah peradabannya mempengaruhi peradaban saat ini:

1. Mesir

Mesir dianggap sebagai salah satu negara tertua di dunia karena memiliki sejarah yang panjang dan peradaban yang maju.

Pada sekitar tahun 3100 SM, Mesir Kuno mengalami penyatuan politik di bawah pemerintahan Raja Menes, yang menandai awal Dinasti Pertama Mesir.

Setelah itu, Mesir berkembang menjadi kerajaan yang kuat dan stabil yang bertahan selama ribuan tahun.

Mesir Kuno mengalami berbagai periode politik dan budaya, termasuk periode Kerajaan Lama, Kerajaan Pertengahan, dan Kerajaan Baru.

Pada akhirnya, Mesir Kuno menghadapi penaklukan oleh berbagai kekuatan asing, termasuk Kekaisaran Persia, Aleksander Agung dari Makedonia, dan Kekaisaran Romawi.

2. India

India dianggap sebagai salah satu negara tertua di dunia dengan sejarah yang panjang dan kaya.

Negara ini telah menjadi tempat perkembangan peradaban selama ribuan tahun. India telah menjadi tempat peradaban kuno yang penting, terutama peradaban Lembah Indus.

Peradaban ini berkembang sekitar 2600 hingga 1900 SM di wilayah yang sekarang menjadi bagian barat laut India dan Pakistan.

3. Afghanistan

Afghanistan dianggap sebagai salah satu negara tertua di dunia dengan sejarah yang kaya dan kompleks.

Wilayah yang sekarang menjadi Afghanistan telah dihuni sejak zaman prasejarah, dengan bukti-bukti arkeologis yang menunjukkan keberadaan manusia purba sejak 50.000 tahun yang lalu.

Afghanistan secara historis terletak di persimpangan rute perdagangan yang penting antara Timur Tengah, Asia Tengah, dan Asia Selatan.

Sebagai hasilnya, wilayah ini telah menjadi pusat peradaban dan diinvasi oleh berbagai kekuatan asing sepanjang sejarahnya.

4. Tiongkok atau China

Tiongkok, juga dikenal sebagai Republik Rakyat Tiongkok, adalah salah satu negara tertua di dunia dengan sejarah yang panjang dan kaya. Negara ini memiliki peradaban yang berakar lebih dari 5.000 tahun.

Tiongkok telah menyaksikan berbagai dinasti dan perubahan politik, serta berkontribusi secara signifikan dalam bidang seni, ilmu pengetahuan, dan filsafat.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Peradaban Tiongkok kuno ditandai oleh penciptaan tulisan, pengembangan sistem pemerintahan yang terorganisir, serta kontribusi penting dalam bidang pertanian, teknologi, dan arsitektur.

Tiongkok juga terkenal karena peradaban kuno seperti Dinasti Zhou, Dinasti Qin (yang melahirkan kaisar pertama Tiongkok, Qin Shi Huang), Dinasti Han, dan Dinasti Tang.

5. Georgia

Giorgia (Georgia) bukanlah negara tertua di dunia, tetapi merupakan salah satu negara dengan sejarah yang sangat kaya dan panjang.

Georgia terletak di wilayah Kaukasus, di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia.

Sejarah negara ini dapat ditelusuri kembali lebih dari 3.000 tahun. Georgia memiliki warisan budaya yang kuat dan memiliki sistem tulisan yang kuno.

Bahasa Georgia, yang telah digunakan selama ribuan tahun, memiliki alfabet sendiri yang disebut "Asomtavruli," yang dikembangkan pada abad ke-5 Masehi.

6. Ethiopia

Ethiopia adalah negara yang memiliki sejarah yang sangat kaya dan dianggap sebagai salah satu negara tertua di dunia.

Terletak di Afrika Timur, Ethiopia memiliki sejarah yang panjang dan beragam, dengan bukti kehidupan manusia di wilayah tersebut yang dapat ditelusuri kembali hingga zaman prasejarah.

Sejarah Ethiopia dikaitkan dengan Kerajaan Aksum, yang berdiri sekitar abad ke-1 Masehi dan bertahan hingga abad ke-8 Masehi.

7. Yunani

Yunani adalah salah satu negara di Eropa yang dianggap sebagai negara tertua di dunia. Warisan budaya dan sejarah Yunani yang kaya bahkan memiliki signifikansi besar untuk peradaban setelahnya.

Yunani dianggap sebagai tempat kelahiran demokrasi, filsafat, teater, dan berbagai kontribusi lainnya terhadap peradaban Barat.

Sejarah Yunani dapat ditelusuri kembali hingga zaman prasejarah, dengan bukti-bukti kehidupan manusia yang telah ditemukan sejak 270.000 tahun yang lalu.

Namun, periode yang paling terkenal dalam sejarah Yunani adalah zaman kuno, terutama masa kejayaan pada abad ke-5 SM yang dikenal sebagai Zaman Keemasan Yunani.

Pada saat itu, kota Athena menjadi pusat kebudayaan dan intelektual, dan terjadi perkembangan dalam seni, sastra, filsafat, dan ilmu pengetahuan.

Jika kamu tertarik mengetahui lebih banyak tentang negara tertua dan peradaban kuno, buku Sejarah Peradaban Dunia Kuno Empat Benua bisa dijadikan referensi.

Buku ini membahas lengkap peran yang signifikan dari peradaban kuno bagi generasi berikutnya.

Buku ini bisa kamu pesan dan beli di Gramedia.com!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau