Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut Beberapa Contoh Ketimpangan Sosial yang Terdapat di Indonesia

Kompas.com - 17/07/2023, 13:00 WIB
Contoh Ketimpangan Sosial  Sumber Gambar: Pexels.com Contoh Ketimpangan Sosial 
Rujukan artikel ini:
Dari Malinau Untuk Indonesia: Budaya…
Pengarang: Dr. Yansen T.p., M.si
|
Editor Puteri

Ketimpangan sosial merupakan kondisi di mana berlangsungnya kesenjangan, perbedaan, atau tidak meratanya sumber daya yang dimiliki.

Biasanya ketimpangan sosial bisa diakibatkan oleh perbedaan ekonomi, status sosial, budaya, dan politik.

Ilmu sosiologi memandang ketimpangan sosial sebagai masalah sosial yang terjadi di tengah masyarakat sehingga diperlukan tindak lanjut untuk mengatasinya.

Ketimpangan sosial terjadi akibat perbedaan dan ketidakseimbangan dalam ruang lingkup masyarakat.

Contoh dari ketimpangan sosial sendiri dapat dilihat dari fenomena perbedaan yang tampak antara si kaya dengan si miskin.

Ketidakseimbangan ekonomi menjadikan perbedaan penghasilan sehingga terdapat pembagian kelas atas, menengah, serta bawah.

Perbedaan kelas ini juga pada akhirnya akan berdampak secara nyata pada akses fasilitas serta pembangunan.

Meskipun saat ini kita telah hidup dengan perkembangan teknologi dan informasi yang memudahkan kehidupan, tapi kendala sosial yang masih sangat terasa adalah adanya ketimpangan sosial di tengah masyarakat.

Ketimpangan sosial dapat terjadi dalam beragam bentuk yang diakibatkan oleh adanya perubahan sosial di tengah era globalisasi seperti saat ini.

Apa saja ketimpangan sosial yang ada di Indonesia? Berikut beberapa contoh ketimpangan yang terjadi di Indonesia.

Contoh Ketimpangan Sosial

1. Ketimpangan Pembangunan

Ketimpangan pembangunan bisa terjadi karena perbedaan kemajuan pembangunan yang dikerjakan di masing-masing daerah.

Terdapat banyak faktor yang memicu ketimpangan pembangunan, seperti sumber daya alam yang dimiliki, letak geografis, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, hingga kondisi wilayah itu sendiri.

Faktor-faktor tersebut mengakibatkan kegiatan pembangunan antar wilayah menjadi terganggu sehingga semakin memperbesar ketimpangan pembangunan.

Ketimpangan pembangunan yang terjadi ini dapat dilihat dari masih terdapat kelompok masyarakat desa terpencil yang belum memiliki aliran listrik dan pembangunan infrastruktur yang masih tidak memadai.

2. Ketimpangan Kesempatan

Indonesia merupakan negara hukum, di mana seluruh masyarakatnya berhak mendapatkan berbagai jenis kesempatan, mulai dari kesempatan untuk memperoleh kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.

Namun, pada kenyataannya, masih banyak kelompok masyarakat yang belum, bahkan sulit untuk bisa mengakses berbagai macam kesempatan tersebut.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Ketimpangan kesempatan biasanya akan dialami oleh masyarakat miskin, masyarakat yang berada di pedalaman, dan masyarakat yang masih belum tersentuh oleh pembangunan infrastruktur dalam bidang kesehatan serta pendidikan.

3. Ketimpangan Pemilik Modal dan Buruh

Pemilik modal adalah individu maupun kelompok yang mempunyainya sumber daya dalam melakukan kegiatan ekonomi dengan terstruktur.

Sementara buruh adalah seseorang yang bekerja dalam bidang usaha pemilik modal.

Ketimpangan sosial ini bisa terjadi apabila pemilik modal tidak memberikan upah yang sesuai pada buruh berdasarkan standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah serta memberikan beban kerja yang berlebihan kepada buruh.

Beban pekerjaan yang tidak setara dengan upah mengakibatkan para buruh tidak bisa meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Hal ini berbanding terbalik dengan pemilik modal yang justru malah memperoleh keuntungan yang tinggi akibat melonjaknya permintaan pasar.

4. Ketimpangan Antara Si Kaya dan Si Miskin

Hampir sebagian besar masyarakat urban mempunyai kendaraan pribadi seperti mobil dan motor.

Di lain pihak, terdapat pula masyarakat miskin yang tidak memiliki kendaraan pribadi karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah sangat sulit.

Ketimpangan sosial ini terjadi karena faktor pertumbuhan ekonomi golongan masyarakat menengah ke atas, tingkat pendidikan yang rendah, terjadi krisis global, dan mental miskin yang dimiliki oleh masyarakat.

5. Ketimpangan Budaya Lokal dan Budaya Global

Perkembangan media sosial yang sangat pesat membuat budaya dari luar dapat masuk dengan cepat dan mudah.

Media sosial secara efektif mampu membuat budaya populer semakin dikenal dan disukai oleh masyarakat, khususnya di kalangan anak muda.

Masyarakat yang jauh lebih menggemari budaya populer dan melupakan budaya lokal memperlihatkan contoh ketimpangan budaya.

Maka dari itu, masyarakat perlu melestarikan kembali budaya lokal supaya keberadaannya tidak tergeser oleh budaya global.

Berbicara tentang ketimpangan sosial, buku Dari Malinau untuk Indonesia: Budaya Membangun Bangsa bisa dijadikan bahan bacaan yang sesuai karena membahas segala tantangan serta rintangan yang menjadikan Malinau lekat dengan stigma daerah terpencil, terbelakang, dan tertinggal.

Akan tetapi, masyarakat Malinau mempunyai kekuatan dan daya tahan dari budaya serta kearifan lokal yang masih tumbuh dengan sangat subur di tengah kehidupan masyarakatnya.

Buku ini memperlihatkan bagaimana Malinau bertransformasi dari ketertinggalannya menjadi daerah yang jauh lebih maju.

Bukunya dapat dipesan dan dibeli melalui Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

Arti Healthy Relationship dan Cara Membangunnya

buku
30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

30 Kata-kata Afirmasi Positif Pagi Hari, Bikin Tambah Semangat dan Fokus Seharian

buku
Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

Cara Melupakan Seseorang yang Tidak Bisa Kita Miliki

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau