Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fenomena Aneh Pada Otak dalam Kondisi Normal yang Mungkin Terjadi!

Kompas.com - 13/04/2023, 17:30 WIB
fenomena aneh pada otak Photo by meo on Pexels fenomena aneh pada otak
Rujukan artikel ini:
Strategi Pengembangan Otak
Pengarang: Conny R Semiawan
|
Editor Rahmad

Otak adalah organ yang kompleks dan misterius, sehingga dapat mengalami berbagai fenomena aneh yang sulit dijelaskan. Untuk memiliki pemahaman mendalam tentang organ manusia yang satu ini, kamu dapat membaca buku Sobotta Atlas Anatomi Manusia Edisi 24 (4 Volume).

Beberapa faktor penyebab fenomena aneh pada otak antara lain kesehatan mental, trauma, pengaruh obat, dan pengaruh genetik.

Dari faktor tersebut dapat memicu fenomena aneh pada otak yang beragam. Bahkan, orang normal bisa mengalaminya tanpa faktor atau penyebab yang serius pada otak.

Fenomena Aneh Pada Otak

1. Illusory Correlation atau Korelasi Ilusif

Illusory Correlation adalah suatu fenomena di mana seseorang menciptakan hubungan antara dua peristiwa yang sebenarnya tidak berhubungan, hanya karena mereka cenderung mencari pola dan kesamaan dalam informasi yang diterima.

Penyebab terjadinya fenomena ini adalah adanya kecenderungan untuk mencari kesamaan atau pola dalam informasi yang diterima, meskipun sebenarnya tidak ada hubungan antara kedua peristiwa tersebut.

2. Efek Halo atau Halo Effect

Efek Halo adalah suatu fenomena di mana seseorang cenderung menilai seseorang atau sesuatu berdasarkan satu sifat atau karakteristik saja.

Sebagai contoh, jika seseorang sangat menarik secara fisik, kita mungkin cenderung menganggap bahwa orang tersebut juga pintar dan mempunyai kemampuan lain yang lebih baik daripada orang yang kurang menarik secara fisik.

Penyebab terjadinya fenomena ini adalah adanya kecenderungan untuk memperluas kesan pertama pada orang atau objek secara keseluruhan.

3. Negativity Bias atau Bias Negatif

Negativity Bias adalah suatu fenomena di mana seseorang lebih cenderung untuk mengingat, memperhatikan, dan memperhitungkan pengalaman negatif daripada pengalaman positif.

Penyebab terjadinya fenomena ini adalah adanya kecenderungan untuk memperhitungkan pengalaman buruk dan mempertahankan keamanan diri dari ancaman, yang membuat kita lebih fokus pada hal-hal negatif.

4. Confirmation Bias atau Bias Konfirmasi

Confirmation Bias adalah suatu fenomena di mana seseorang cenderung mencari, menafsirkan, dan mengingat informasi yang mendukung keyakinan atau hipotesis mereka, sambil mengabaikan atau mengabaikan informasi yang tidak mendukung.

Penyebab terjadinya fenomena ini adalah adanya kecenderungan untuk mengonfirmasi keyakinan atau hipotesis kita daripada membuka pikiran untuk informasi yang baru.

5. Sunk Cost Fallacy atau Kesalahan Biaya yang Sudah Dikeluarkan

Sunk Cost Fallacy adalah suatu fenomena di mana seseorang cenderung melanjutkan investasi pada suatu proyek atau kegiatan hanya karena mereka sudah mengeluarkan biaya yang besar sebelumnya.

Meskipun investasi tersebut sudah tidak menguntungkan atau merugikan mereka.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Penyebab terjadinya fenomena ini adalah adanya kecenderungan untuk mempertahankan investasi kita dan merasa sayang untuk menghentikan investasi yang telah dikeluarkan sebelumnya.

6. Availability Heuristic atau Heuristik Ketersediaan

Availability Heuristic adalah suatu fenomena di mana seseorang cenderung memperhitungkan frekuensi atau probabilitas suatu kejadian berdasarkan ketersediaan informasi yang mudah diingat, daripada berdasarkan data yang sebenarnya.

Penyebab terjadinya fenomena ini adalah adanya kecenderungan untuk mengandalkan informasi yang mudah diingat atau tersedia dalam memperhitungkan probabilitas suatu kejadian.

7. Dejavu

Dejavu adalah fenomena di mana seseorang merasa bahwa situasi atau pengalaman yang sedang dialaminya sudah pernah dialami sebelumnya, meskipun sebenarnya dia tidak pernah mengalaminya sebelumnya.

Dejavu terkadang dijelaskan sebagai "perasaan mengulang" atau "perasaan familiaritas". Saat ini, belum ada penjelasan yang pasti tentang apa yang menyebabkan fenomena deja vu.

Namun, beberapa penelitian telah mengidentifikasi beberapa faktor yang mungkin berperan dalam terjadinya deja vu. Beberapa teori tentang dejavu mengindikasikan bahwa itu terjadi ketika ada kegagalan dalam sistem pemrosesan informasi di otak.

Misalnya, ada kemungkinan bahwa dejavu terjadi ketika ingatan jangka pendek dan jangka panjang di otak tidak sinkron. Ini bisa terjadi ketika informasi dari situasi saat ini masuk ke otak.

Kemudian diproses oleh otak sebagai pengalaman yang sudah terjadi sebelumnya, meskipun sebenarnya pengalaman tersebut baru saja terjadi.

Selain itu, ada juga teori bahwa dejavu terjadi ketika otak mengalami gangguan sementara dalam fungsi pemrosesan informasi.

Ini bisa terjadi karena beberapa alasan, termasuk kelelahan, stres, atau kondisi medis seperti epilepsi.

Namun, walaupun belum ada penjelasan pasti mengenai fenomena dejavu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa fenomena ini cukup umum terjadi.

Kebanyakan orang mengalami deja vu sekali-sekali dalam hidup mereka, dan biasanya fenomena ini berlangsung hanya beberapa detik sebelum hilang dengan sendirinya.

Buku Strategi Pengembangan Otak yang ditulis Conny R. Semiawan bisa kamu jadikan referensi mempelajari lebih banyak fenomena aneh pada otak. Buku ini memberikan penjelasan yang menarik mengenai revolusi mental.

Buku ini bisa kamu pesan dan beli beli di Gramedia.com!

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau