Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Pantun Pembuka Pidato untuk Membuat Suasana Menjadi Tidak Tegang

Kompas.com - 17/02/2023, 18:00 WIB
Pantun Pembuka Pidato Sumber Gambar: Pexels.com Pantun Pembuka Pidato
Rujukan artikel ini:
Buku Pintar Majas Pantun dan…
Pengarang: Ulin Nuha Maruchin
|
Editor Ratih Widiastuty

Pantun pembuka pidato akan sangat dibutuhkan apabila sebelum berbicara di depan umum suasana terasa menegangkan dan membuat kita menjadi cemas.

Kehadiran pantun pembuka ini akan memberikan efek menenangkan karena mampu mencairkan suasana yang terasa kaku dan menegangkan sehingga audiens akan lebih memperhatikan apa yang akan dibicarakan.

Pantun pembuka sebelum melakukan pidato pun digunakan supaya acara menjadi lebih menarik dan menghibur.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pantun adalah bentuk puisi (Melayu). Setiap bait pantun biasanya terdiri dari empat baris yang berima a-b-a-b.

Tidak dapat dipungkiri, ketika akan berbicara di depan umum, perasaan gugup atau malu akan hadir, apabila dibiarkan tentunya dapat mengganggu penampilan saat berpidato di depan banyak orang.

Maka dari itu, dengan menyisipkan pantun pada pembukaan pidato diharapkan dapat membantu mengatasi perasaan gugup dan cemas agar apa yang akan disampaikan dapat tersalurkan dengan baik.

Pantun pembuka pidato terbukti ampuh dan efektif untuk mencairkan suasana agar kita sebagai pembicara dan audiens sama-sama bisa menjadi lebih rileks.

Tidak hanya itu, pantun yang diucapkan sebelum berpidato juga dapat meningkatkan rasa percaya diri agar materi yang akan disamping bisa menjadi lebih kuat lagi maknanya.

Apa saja contoh pantun pembuka pidato yang dapat digunakan? Berikut contoh pantun pembuka pidato yang bisa kamu pakai.

Contoh Pantun Pembuka Pidato

Pergi makan siang ke restoran

Makannya bareng orangtua

Salam hangat saya haturkan

Selamat siang hadirin semua

Berenang di laut sambil menyelam

Untuk melihat gurita dan ikan

Pertama-tama saya ucapkan salam

Untuk seluruh hadirin sekalian

Pagi hari ibu pergi ke pasar

Untuk beli ikan sepat

Para hadirin saya minta waktu sebentar

Agar pidato yang disampaikan bisa bermanfaat

Melihat buaya berenang di rawa

Tapi sayang itu hanya angan-angan

Mari kita mulai pidato ini dengan tertawa

Untuk diakhiri dengan tepuk tangan

Kepala kambing dimasak gulai

Tidak lupa makannya dengan sayuran

Sebelum pidato ini saya mulai

Hadirin yang ingin ke toilet saya persilakan

Nonton film sampai tamat

Tema ceritanya tentang perang

Saya ucapkan salam hormat

Pada seluruh hadirin yang datang

Pergi ke toko perhiasan beli berlian

Disambut pegawai toko dengan hangat

Salam sejahtera saya ucapkan

Kepada seluruh hadirin yang terhormat

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Manusia purba tinggal di gua

Bertahan hidup dengan memancing ikan

Assalamualaikum hadirin semua

Terima kasih untuk waktu yang telah diberikan

Memetik bunga di tengah taman

Untuk diberikan pada wanita idaman

Salam hangat saya ucapkan

Untuk semua tamu undangan

Mencuci baju pakai tangan

Isinya celana, kemeja, dan selendang

Terima kasih untuk para tamu undangan

Yang sudah mau berkenan datang

Air mengalir dari keran

Dipakai anak bermain

Setulus hati saya ucapkan

Terima kasih untuk para hadirin

Hidup ini harus punya harapan

Supaya tidak hanya ada angan-angan

Rasanya saya ingin mengucapkan

Selamat datang hadirin sekalian

Bergerak bebas membentuk tarian

Tidak lupa berdoa untuk mendorong aksi

Puji syukur kita panjatkan

Dapat berkumpul di hari ini

Masak ayam pakai batang serai

Dimasak langsung oleh orangtua

Sebelum acara ini kita mulai

Mari serentak panjatkan doa

Lihat bapak makan ketan

Sebagai bentuk pelipur lara

Salam hangat saya ucapkan

Sebagai bentuk pembuka acara

Kelima belas pantun pembuka pidato ini dapat dijadikan referensi sebagai bentuk pencair suasana sebelum memulai public speaking.

Namun, jika kamu ingin mempelajari cara membuat pantun secara lebih jauh, Buku Pintar Majas, Pantun, dan Puisi dapat dipelajari untuk menambah ilmu dan wawasan seputar dunia sastra Indonesia.

Buku ini hadir untuk membantu para pembaca dalam mengenali beragam jenis majas, pantun, dan puisi lama dan baru yang disajikan dengan ringkas supaya mudah dipahami.

Buku ini juga cocok dijadikan pegangan bagi para siswa, mahasiswa, maupun masyarakat umum yang dapat menambah wawasan mengenai kesusastraan Indonesia.

Order bukunya di Gramedia.com.

Rekomendasi Buku Terkait

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau