Pantun pembuka pidato akan sangat dibutuhkan apabila sebelum berbicara di depan umum suasana terasa menegangkan dan membuat kita menjadi cemas.
Kehadiran pantun pembuka ini akan memberikan efek menenangkan karena mampu mencairkan suasana yang terasa kaku dan menegangkan sehingga audiens akan lebih memperhatikan apa yang akan dibicarakan.
Pantun pembuka sebelum melakukan pidato pun digunakan supaya acara menjadi lebih menarik dan menghibur.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pantun adalah bentuk puisi (Melayu). Setiap bait pantun biasanya terdiri dari empat baris yang berima a-b-a-b.
Tidak dapat dipungkiri, ketika akan berbicara di depan umum, perasaan gugup atau malu akan hadir, apabila dibiarkan tentunya dapat mengganggu penampilan saat berpidato di depan banyak orang.
Maka dari itu, dengan menyisipkan pantun pada pembukaan pidato diharapkan dapat membantu mengatasi perasaan gugup dan cemas agar apa yang akan disampaikan dapat tersalurkan dengan baik.
Pantun pembuka pidato terbukti ampuh dan efektif untuk mencairkan suasana agar kita sebagai pembicara dan audiens sama-sama bisa menjadi lebih rileks.
Tidak hanya itu, pantun yang diucapkan sebelum berpidato juga dapat meningkatkan rasa percaya diri agar materi yang akan disamping bisa menjadi lebih kuat lagi maknanya.
Apa saja contoh pantun pembuka pidato yang dapat digunakan? Berikut contoh pantun pembuka pidato yang bisa kamu pakai.
Pergi makan siang ke restoran
Makannya bareng orangtua
Salam hangat saya haturkan
Selamat siang hadirin semua
Berenang di laut sambil menyelam
Untuk melihat gurita dan ikan
Pertama-tama saya ucapkan salam
Untuk seluruh hadirin sekalian
Pagi hari ibu pergi ke pasar
Untuk beli ikan sepat
Para hadirin saya minta waktu sebentar
Agar pidato yang disampaikan bisa bermanfaat
Melihat buaya berenang di rawa
Tapi sayang itu hanya angan-angan
Mari kita mulai pidato ini dengan tertawa
Untuk diakhiri dengan tepuk tangan
Kepala kambing dimasak gulai
Tidak lupa makannya dengan sayuran
Sebelum pidato ini saya mulai
Hadirin yang ingin ke toilet saya persilakan
Nonton film sampai tamat
Tema ceritanya tentang perang
Saya ucapkan salam hormat
Pada seluruh hadirin yang datang
Pergi ke toko perhiasan beli berlian
Disambut pegawai toko dengan hangat
Salam sejahtera saya ucapkan
Kepada seluruh hadirin yang terhormat
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Manusia purba tinggal di gua
Bertahan hidup dengan memancing ikan
Assalamualaikum hadirin semua
Terima kasih untuk waktu yang telah diberikan
Memetik bunga di tengah taman
Untuk diberikan pada wanita idaman
Salam hangat saya ucapkan
Untuk semua tamu undangan
Mencuci baju pakai tangan
Isinya celana, kemeja, dan selendang
Terima kasih untuk para tamu undangan
Yang sudah mau berkenan datang
Air mengalir dari keran
Dipakai anak bermain
Setulus hati saya ucapkan
Terima kasih untuk para hadirin
Hidup ini harus punya harapan
Supaya tidak hanya ada angan-angan
Rasanya saya ingin mengucapkan
Selamat datang hadirin sekalian
Bergerak bebas membentuk tarian
Tidak lupa berdoa untuk mendorong aksi
Puji syukur kita panjatkan
Dapat berkumpul di hari ini
Masak ayam pakai batang serai
Dimasak langsung oleh orangtua
Sebelum acara ini kita mulai
Mari serentak panjatkan doa
Lihat bapak makan ketan
Sebagai bentuk pelipur lara
Salam hangat saya ucapkan
Sebagai bentuk pembuka acara
Kelima belas pantun pembuka pidato ini dapat dijadikan referensi sebagai bentuk pencair suasana sebelum memulai public speaking.
Namun, jika kamu ingin mempelajari cara membuat pantun secara lebih jauh, Buku Pintar Majas, Pantun, dan Puisi dapat dipelajari untuk menambah ilmu dan wawasan seputar dunia sastra Indonesia.
Buku ini hadir untuk membantu para pembaca dalam mengenali beragam jenis majas, pantun, dan puisi lama dan baru yang disajikan dengan ringkas supaya mudah dipahami.
Buku ini juga cocok dijadikan pegangan bagi para siswa, mahasiswa, maupun masyarakat umum yang dapat menambah wawasan mengenai kesusastraan Indonesia.
Order bukunya di Gramedia.com.