Menyucikan diri adalah hal penting bagi umat muslim karena jadi syarat sah beribadah, seperti shalat, membaca Al-Qur’an dan sebagainya. Cara mensucikan diri dari hadas kecil dan hadas besar sesuai ajaran islam adalah mandi wajib, atau juga biasa disebut mandi besar.
Tidak jauh berbeda dengan amalan lain dalam islam, ada pula rukun mandi wajib yang harus dilakukan untuk menyucikan diri dari kondisi junub. Rukun mandi wajib ini jadi syarat sah mensucikan diri agar bisa kembali melakukan ibadah.
Tata cara mandi wajib dalam Islam secara teknis telah diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW tentang cara bersuci yang benar. Oleh karena itu, ada rukun mandi wajib sesuai ajaran Nabi SAW dalam praktik dari sejarah sumber daya manusia.
Berikut ini beberapa rukun mandi wajib dalam tata cara melakukannya berdasarkan riwayat HR. Muslim dan Bukhari:
Mandi wajib juga dimulai dengan niat mengangkat hadas yang besar, termasuk mandi wajib. Kemudian, kita bisa membaca Bismillah sebagai awal untuk membersihkan diri. Kita tahu segala macam kegiatan, jadi kita harus memulai dengan Bismillah.
Berikut niat yang harus diucapkan sebelum melakukan mandi wajib setelah berhubungan seks:
“Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari minal janabati fardhan lillahi ta’ala”
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku berniat mandi untuk membersihkan hadas besar dari jinabah, fardu karena Allah Ta’ala”
Jika hadas utama yang terjadi pada seorang wanita disebabkan oleh keluarnya darah dari organ intim setelah haid atau nifas, maka wajib melakukannya dengan niat sebagai berikut:
“Nawaitu ghusla liraf’il hadatsil akbar minan nifasi fardhan lillahi ta’ala”
Artinya “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardu karena Allah Ta’ala”
Setelah menyatakan niat kamu, lanjutkan prosedur yang ada. Prosedurnya sendiri sama untuk pria dan wanita.
Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium
Suatu hari, Ummu Salamah RA, bertanya kepada Rasulullah SAW tentang bagaimana cara mandi dan berkata: “Mandilah engkau ambil tiga raup air ke arah kepala. Kemudian ratakannya seluruh badan. Maka dengan cara itu, sucilah engkau” (HR Muslim)
Basuhlah seluruh bagian tubuh termasuk kulit dan rambut dengan air dan sebarkan semua air pada rambut hingga ke akar-akarnya. Tidak hanya itu, kamu perlu membasahi seluruh tubuh sebelum dan sesudahnya, termasuk rambut, kuku, seluruh rambut, telinga, dan alat kelamin.
Rukun mandi wajib selanjutnya adalah kondisi rambut terurai atau tidak diikat. Ini dimaksudkan untuk membersihkan seluruh tubuh, tetapi jika rambut diikat ke belakang, tidak semua bagian terkena air, maka mandi wajib tidak dapat dilakukan sepenuhnya.
Selain itu juga, dianjurkan agar wanita mencukur rambut kemaluan mereka segera setelah menstruasi. Dari sudut pandang Islam, mencukur bulu kemaluan sangat dianjurkan baik bagi wanita maupun pria, karena penting untuk menjaga kebersihannya agar tidak meninggalkan kotoran.
Namun, meskipun mencukur rambut dan rambut sangat dianjurkan dalam Islam, perlu dipahami sekali lagi bahwa itu berbeda dengan mencukur alis.
Perlu ditegaskan kembali bahwa ini bukan kewajiban, juga bukan sunnah. Berbagai jenis wewangian tersedia untuk wanita. Hal ini memungkinkan kamu untuk menambahkan aroma harum pada alat kelamin yang sebelumnya terkena darah menstruasi.
Pada zaman Nabi sendiri, mereka biasanya menggunakan bunga kasturi. Di sisi lain, saat ini ada banyak sari bunga dan aroma lain yang menyucikan, harum dan bersih.
Berikut ini adalah tata cara mandi wajib yang baik menurut Nabi Muhammad SAW yang telah diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim:
Buku Ringkasan Fiqih Islam : Ibadah & Muamalah yang ditulis Saleh Bin Al-Fazan ini bisa kamu jadikan referensi belajar tentang fiqih sehari-hari.Termasuk tentang mandi wajib berdasarkan hukumnya yang lengkap dan ringkas.
Buku ini bisa kamu pesan dan beli Gramedia.com!
Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.