Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut Ini adalah 8 Contoh Hewan Ovipar yang Perlu Kamu Ketahui

Kompas.com - 08/11/2022, 17:30 WIB
contoh hewan ovipar Sumber: cermin-dunia.github.io contoh hewan ovipar
Rujukan artikel ini:
Perkembangan Hewan
Pengarang: Yusrizal Akmal Dan Mahfud
|
Editor Rahmad

Sebagai makhluk hidup, hewan berkembang biak dan terus menghasilkan keturunan. Berbeda dengan manusia, hewan mempunyai lebih dari satu cara berkembang biak, yaitu ovipar, vivipar, dan ovovivipar.

Ovipar sendiri adalah suatu proses reproduksi yang mengakibatkan telur dikeluarkan, berkembang, serta menetas di luar badan sang induk atau sederhananya kita sebut dengan bertelur.

Biasanya, hewan yang termasuk jenis hewan ovipar adalah hewan yang berasal dari kelompok unggas, reptil, dan amfibi. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini merupakan contoh hewan ovipar beserta penjelasannya untuk menambah wawasan kamu.

Contoh Hewan Ovipar

1. Ayam

ayam ayam

Ayam adalah hewan ovipar yang berkembang biaknya dengan cara bertelur. Setelah ayam betina bertelur, nantinya telur tersebut akan melalui proses pengeraman yang terjadi selama 20 hingga 21 hari untuk menjaga suhu telur ayam tetap hangat.

Jika dilihat dari luar, bisa kita perhatikan bahwa ayam tidak mempunyai daun telinga. Begitu juga dengan absennya puting yang menandakan bahwa ayam tidak mempunyai kelenjar susu dan tidak dapat menyusui anak-anaknya.

2. Angsa

angsa angsa

Angsa termasuk ke dalam jenis hewan ovipar, dimana angsa berkembang biak dengan proses ovipar dan sama seperti yang terjadi dengan telur ayam.

Telur angsa memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan hewan unggas yang lain dengan proses pengeramannya yang terjadi sampai 20 hari.

3. Burung merpati

burung merpati burung merpati

Selain ayam dan angsa, hewan ini sering menjadi peliharaan banyak orang. Burung merpati juga termasuk ke dalam salah satu contoh hewan ovipar yang sering dipelihara oleh manusia.

Burung merpati memiliki ukuran telur yang jauh lebih kecil dibanding ayam dan angsa. Burung merpati juga hanya perlu mengerami telurnya selama 7 hingga 19 hari saja.

4. Burung Elang

burung elang burung elang

Burung elang adalah salah satu jenis burung yang sangat megah dan juga cantik. Burung elang ini termasuk ke dalam jenis hewan ovipar.

Seperti pada burung pemangsa pada umumnya, burung elang hanya bertelur sebanyak dua atau tiga telur saja pada saat melahirkan. Sering kali hanya satu anak yang bertahan hidup hingga menjadi burung elang dewasa.

5. Ular

ular ular

Tidak semua ular termasuk ke dalam jenis hewan ovipar, tetapi sebagian besar ular memang melahirkan dengan cara bertelur. Ular elapidae, kobra, serta ular-ular beracun lainnya cenderung melahirkan dengan cara bertelur.

Baca buku sepuasnya di Gramedia Digital Premium

Ular biasanya menggali tanah untuk bertelur, dan ular betina biasanya berlilit di sekitaran telurnya untuk menjaga serta melindungi telur-telurnya agar tetap hangat, serta menjaga agar tidak dimangsa hewan lain.

6. Burung Unta

burung unta burung unta

Burung terbesar di dunia ini juga menghasilkan telur burung yang paling besar. Telur-telurnya sangat besar dan kuat, sehingga manusia di zaman dulu seringkali menggunakannya untuk membuat pot dan vas.

Burung unta biasanya bertelur dengan cara bersama-sama di tempat yang sama. Hal ini dilakukan agar mempermudah mereka dalam melindungi telur-telurnya dari para mangsa. Mereka juga merupakan salah satu binatang yang tercepat di dunia dan sangat berbahaya bila terprovokasi.

7. Ikan cupang atau ikan betta

ikan cupang ikan cupang

Ikan cupang atau ikan betta biasanya diminati oleh banyak orang untuk dikoleksi dan digunakan juga sebagai penghias rumah atau akuarium karena memiliki warna yang cantik. Ikan cupang ini juga termasuk ke dalam jenis hewan ovipar.

Bentuk dari telur ikan cupang ini menyerupai buih-buih yang dapat kamu temukan di tanaman yang ada di dalam air atau pada sisi-sisi akuarium. Telur ikan cupang ini hanya membutuhkan waktu selama tiga hari untuk mereka bisa menetas.

8. Kupu-kupu

kupu-kupu kupu-kupu

Ulat yang biasa kita temukan di pepohonan, ternyata adalah bentuk larva dari kupu-kupu. Kupu-kupu ini adalah salah satu jenis hewan arthropoda atau serangga yang berkembang biak dengan cara bertelur. Oleh sebab itu, kupu-kupu termasuk ke dalam jenis hewan ovipar.

Kupu-kupu dewasa akan bertelur di permukaan daun yang kemudian akan tumbuh menjadi larva atau yang kita kenal dengan ulat. Kemudian, ulat akan melalui tahapan tidur di dalam kepompong yang kemudian berubah menjadi kupu-kupu.

Nah, itulah contoh hewan ovipar yang berkembang biaknya dengan cara bertelur. Bagi kamu yang ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang hewan ovipar, kamu bisa membaca berbagai buku tentang hewan ovipar.

Salah satunya adalah buku Perkembangan Hewan. Di buku ini, kamu akan menemukan pembahasan mengenai tahapan pertumbuhan yang meliputi organ reproduksi hewan, pengaturan hormone, fertilisasi, serta tahapan perkembangan hewan.

Tahapan perkembangan hewan yang diulas di dalam buku ini juga sangat lengkap, mulai dari pembelahan zigot, morula, blastulasi, hingga selaput ekstra embrio. Buku ini mampu menghadirkan gambaran yang mendalam mengenai proses pertumbuhan serta perkembangan hewan.

Buku ini bisa langsung kamu pesan melalui gramedia.com.

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

promo diskon promo diskon

Rekomendasi Buku Terkait

Terkini Lainnya

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

Apa Arti Disabilitas Sensorik? Cari Tahu di Sini!

buku
Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

Siapa Bapak Demokrasi Indonesia?

buku
Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

Membangkitkan Kekuatan Diri: Review Inspiratif Buku The Unstoppable You

buku
Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

Dari Imajinasi ke Halaman: Rahasia Menulis dalam Buku Seni Menulis Fiksi untuk Pemula

buku
Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

Sebuah Pelukan dari Duka: Menemukan Diri dalam Kepergian

buku
Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

Cara Menjaga Relasi Jangka Panjang di Dunia Profesional

buku
Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

Launching Buku  “Untold Stories Strategi Public Relations di Industri Kreatif”:  Ungkap Sisi Manusiawi Kerja Komunikasi Publik Menghadapi Dinamika Isu

buku
Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

Cara Menjaga Hubungan Tetap Awet, Langkah Sederhana yang Sering Terlewat

buku
15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

15 Cara Self Love dan Langkah-Langkah Awal Menerapkannya

buku
10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

10 Cara Berdamai dengan Diri Sendiri agar Hidup Tenang dan Bermakna

buku
Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

Apa Itu Let Them Theory? Cara Biar Hidup Tidak Banyak Drama

buku
Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

Makna Perjalanan Spiritual: Pengertian, Cara Memulai, dan Manfaatnya dalam Kehidupan Sehari-hari

buku
15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

15 Cara Menemukan Jati Diri yang Hilang dengan Mudah

buku
Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

Networking Efektif: Pengertian, Manfaat, dan Strategi Membangun Relasi yang Berkualitas

buku
Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

Arti Maintain Relationship dan Cara Efektif agar Hubungan Tetap Harmonis

buku
Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

Contoh Perjalanan Spiritual: Proses dan Transformasi Diri dalam Kehidupan

buku
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau